Now showing items 31-49 of 49

      Subject
      Perkembangan teknologi informasi membawa implikasi pada perubahan pola perilaku dan gaya hidup masyarakat dengan menjadikan media, informasi, komunikasi, ditambah hiburan menjadi kebutuhan primer, sehinggamendorong bermunculannya korporasi-korporasi dunia yang memang berbasis pada tiga dimensi tersebut melalui korporasi media elektronik dan cetak. Perkembangan korporasi dunia yang berbasis pada media, informasi, komunikasi, dan hiburan telah membentuk suatu domain industri kreatif yang mempengaruhi peradaban masyarakat (Kartika, 2012).Pengertian industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeskploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Pengembangan industri kreatif ini merupakan visi Indonesia menuju ekonomi kreatif tahun 2015. Sementara ekonomi kreatif didefinisikan sebagai sistem kegiatan manusia yang berkaitan dengan produksi, distribusi, pertukaran serta konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik dan hiburan. Ekonomi kreatif bersumber pada kegiatan ekonomi dari industri kreatif (Departemen Perdagangan, 2008:4). Ada beberapa arah dari pengembangan industri kreatif, seperti pengembangan yang lebih menitikberatkan pada industri berbasis: (1) lapangan usaha kreatif dan budaya (creative cultural industry), (2) lapangan usaha kreatif (creative industry), dan (3) Hak Kekayaan Intelektual seperti hak cipta (copyright Industry) (Departemen Perdagangan, 2008:1). [1]
      Permasalahan yang sering terjadi pada petani salak adalah kerugian akibat jumlah salak yang terjual sangat sedikit karena tidak memenuhi kriteria para pembeli/tengkulak, sehingga buah salak yang kecil banyak terbuang, yang sebenarnya masih layak untuk dikonsumsi. Pembeli/tengkulak hanya mengambil salak-salak yang tergolong besar, hal ini menyebabkan kerugian di pihak petani, dengan harga Rp. 3.500,- sd Rp. 4.000,- per kilogramm dan harga salak sortiran (kecil) hanya Rp. 1.000,- per kilogram. Selain murahnya yang diberikan oleh tengkulak, meningkatnya jumlah panen menyebabkan harga salak mencapai Rp. 1.500,- per kilogram. Kondisi harga yang murah menyebabkan para petani berinisiatif untuk meningkatkan pendapatan dengan cara memproduksi kripik salak yang mampu meningkatkan harga salak mencapai Rp. 10.000,- sd. Rp. 15.000,- per kilogram. Masukan teknologi penggorengan hampa sangat penting bagi masyarakat tersebut untuk meningkatkan nilai jual salak sortiran menjadi salah olahn bernilai jual tinggi. Program IBM menjadi sarana pembantu dan penyemangat warga KWM Taman Ayu dalam manjalankan industri kecil untuk lebih maju dan bersaing dengan indutri makanan olahan di Kabupaten Lumajang. Dengan masukan teknologi tersebut, banyak buah salak yang apabila dijual harganya sangat murah dapat diubah menjadi kripik salak yang harganya menjadi lebih mahal. [1]
      PM-PMP, Medel Pembelajaran SIBOMBER (SIap Belajar Optimal Mandiri dan BERhasil) secara Cerdas [1]
      PM-PMP, Model Pembelajaran Kreatif dan Inovatif, TOT, LINAS, Proses Pembelajaran, Hasil Belajar [1]
      PM-PMP, Model Pembelajaran Mentari-Inovatif, TOT, UNAS, Proses Pembelajaran, Hasil Belajar [1]
      Pondok Pesantren Mahfilud Duror II (PPMD) yang terletak di Dusun Krajan Kelurahan Suger Kidul Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember memiliki sekitar 1000 santri dan dua sekolah yaitu SLTP dan SMK. Untuk memenuhi kebutuhan listriknya, pondok pesantren ini memiliki 2 panel pembagi sumber daya listrik sebesar 2200 VA sehingga totalnya 4400 VA. Biaya penggunaan pompa air dengan kedalaman sumur bor 90 m di 4 titik dan sumur biasa dengan kedalaman 6–8m adalah sebesar Rp.1.500.000–Rp.2.000.000,-/bulan/Kwhmeter, sehingga total pengeluaran lebih kurang 4 juta rupiah per bulan. Adapun pembangunan pembangkit mikrohidro ini diharapkan dapat meringankan biaya listrik yang dikeluarkan. Pondok Pesantren ini juga memiliki potensi air untuk dibangkitkan menjadi energi listrik melalui pembangkit listrik energi air. Potensi air ini berada pada sungai krastal didekat kompleks pondok pesantren. Namun potensi ini terkendala adanya banjir pada sungai ketika musim penghujan, sehingga diperlukan rancangan sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang mampu mengantisipasi kendala banjir tersebut. Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan pembangkit mikrohidro ini dimulai dari melaksanakan survei kelayakan pembangkitan daya dan dilanjutkan dengan pembangunan sipil, pemasangan turbin dan pemasangan generator listrik dan panel kelistrikannya. Dari hasil survey awal diperoleh nilai debit air sekitar 200-300 liter/detik dan ketinggian jatuh air sekitar 3-5 m sehingga potensi tenaga listrik yang dihasilkan sekitar 2,94-7,35 kW. Potensi tenaga air ini sudah direalisasikan dalam kegiatan Ipteks bagi Masyarakat dengan membuat tenaga listrik mikrohidro dengan menempatkan kapasitas terpasang generator pada rumah daya sebesar 4 kW. [1]
      Produksi kopi desa Mulyorejo Kecamatan Silo secara kuantitas cukup besar akan tetapi secara kualitas masih kurang memuaskan karena sebagian besar masuk dalam katagori C sehingga harga jualnya lebih rendah dari katagori A dan B. Rendahnya kualitas ini diakibatkan karena tipisnya tanah tutupan, kurangnya unsur hara dan kurangnya pasokan pupuknya. Harga pupuk di daerah ini relatif lebih mahal karena medan yang sangat sulit untuk dicapai menggunakan kendaraan biasa. Sementara itu, limbah kulit biji kopi dan limbah rumah tangga di desa ini cukup melimpah sehingga membuka peluang untuk digunakan sebagai pupuk organik sebagai pengganti pupuk yang ada. Metode yang digunakan dalam keviatan IbM ini adalah desain dan rancang bangun komposter, uji coba, sosialisasi, pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat agar mampu secara mandiri membuat pupuk organik dari limbah kopi dan limbah rumah tangga sehingga dapat memenuhi kebutuhan pupuk, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kesejahteran masyarakat. [1]
      Produksi kopi yang meningkat terutama pada saat puncak panen kopi menyebabkan para petani kopi di Desa Sidomulyo kesulitan untuk melakukan proses pengeringan biji kopi setelah dilakukan proses pengupasan kulit buah kopi ( pulping). Hal ini disebabkan proses pengeringan biji kopi untuk mencapai kadar air 12% membutuhkan waktu 2 – 3 minggu. Petani membutuhkan lahan penjemuran yang sangat luas agar seluruh kopi yang dipanen dapat dijemur. Beberapa petani kopi terpaksa harus menyewa lahan penjemuran yang dapat menambah biaya pengolahan. Bahkan beberapa petani terpaksa harus menahan buah kopi yang telah dipanen di gudang untuk menunggu tersedianya lantai penjemuran. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas biji kopi karena resiko kerusakan biji kopi ataupun perubahan fisiologis biji kopi. Di sisi lain produksi kopi yang dihasilkan dapat mencapai 3 ton/hari. Oleh karena itu keberadaan alat pengeringan biji kopi yang mampu mempercepat tahapan proses pengolahan kopi sangat diharapkan. Permasalahan lain adalah belum tersedianya alat pengemasan terstandar untuk kopi bubuk yang dihasilkan oleh mitra. Sehingga penyediaan alat pengemasan terstandar diharapkan dapat melancarkan produksi kopi bubuk yang d irintis oleh mitra. Target luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah: (a) terpenuhinya sumber energi yang ramah lingkungan dan murah untuk proses pengeringan kopi bagi mitra khususnya dan masyarakat Desa Sidomulyo pada umumnya melalui pemanfaatan panas matahari; (b) terpenuhinya alat pengering kopi dengan energi surya (efek rumah kaca) bagi mitra di Desa Sidomulyo sehingga proses pengeringan biji kopi lebih efektif dan efisien; (c) tersedianya alat produksi pengemasan terstandar untuk kopi bubuk bagi mitra di Desa Sidomulyo sehingga mutu dan harga kopi bubuk produksi mitra dapat bersaing di pasaran; dan (d) aktivitas sosial ekonomi masyarakat Desa Sidomulyo menjadi lebih berkualitas melalui kelompok usaha kecil pengeringan biji kopi dan pengolahan kopi bubuk Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah antara lain: (a) pembuatan konstruksi pengering efek rumah kaca; (b) pembuatan konstruksi rak pengeringan dan tungku pembakaran sebagai sumber energi panas tambahan; (c) pemotongan bahan konstruksi dan penyambungan; (d) perakitan pengering efek rumah kaca; (e) perakitan tungku pembakaran dan rak pengering; dan (f) sosiasilias dan pelatihan penggunaan pengering efek rumah kaca. [1]
      Rekayasa, Motif, Batik, Kopi, Suwar-suwir, Penguatan, Ikon, jember [1]
      Salah satu upaya untuk mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat kecamatan Lumajang, khususnya desa Jogoyudan adalah mengembangkan usaha pengolahan roti manis. Roti manis FILA merupakan salah satu usaha roti manis yang merupakan pelopor di wilayah tersebut. Saat ini kondisi usaha roti manis FILA masih kurang berkembang. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: kualitas yang rendah, distribusi pemasaran yang sempit, produk tidak memiliki kekhususan serta sistem pengolahannya masih belum efisien. Merujuk pada permasalahan tersebut hal hal yang dapat segera diatasi adalah: peningkatan kualitas, peningkatan efisiensi dan peningkatan distribusi pemasaran. Peningkatan kualitas pada kegiatan ini adalah dengan mensubstitusi terigu dengan MOCAF dengan tingkat 30%. Hasilnya menunjukkan roti manis yang dihasilkan bertekstur lembut dan tidak keras. Selain itu usaha subtitusi MOCAF dapat meningkatkan citra diri/ciri khusus yaitu “roti manis berserat tinggi”. Hasil uji pemasaran menunjukkan peningkatan penerimaan konsumen terhadap produk yang dikembangkan. Peningkatan kualitas berikut dengan efisiensi dapat dilakukan dengan penggunaan alat pencampur adonan. Alat pencampur yang digunakan memiliki kapasitas 5 kg dengan energi penggerak listrik 350 watt, dan dalam waktu kurang lebih 10 menit dapat menghasilkan adonan yang homogen dan kalis. Penggunaan alat pencampur semi otomatis tersebut terbukti mampu meningkatkan efisiensi dan kualitas roti manis FILA Usaha peningkatan distribusi pemasaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan rombong inovatif. Rombong didesain sedemikian rupa untuk sehingga dapat dibawa sepeda montor dan produk terlihat dengan jelas. Pemanfaatan rombong inovatif pada kegiatan ini terbukti mampu meningkatkan jaringan pemasaran. Pensubstitusian MOCAF, penggunaan alat pencampur semi otomatis serta pemanfaatan rombong inovatif pada perusahaan roti manis FILA terbukti mampu meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan pemasaran. Kegiatan ii Pengabdian kepada masyarakat oleh tim dari Universitas Jember pada perusahaan roti manis FILA dan mitranya di desa Jogoyudan, Kabupaten lumajang dapat meningkatkan UMKM roti manis FILA yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan kondisi tenaga kerja di daerah tersebut [1]
      SEKOLAH [1]
      SISTEM PENGERING BIJIH KOPI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA32 [1]
      Suwar-suwir, ASEAN Economic Community 2015, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jember, UD Aroma [1]
      TEKNIK VERTIKULTUR [1]
      teknologi pengolahan, kopi bubuk, siap jual, alat penepung [1]
      Tembakau, Jember, Minyak Tembakau [1]
      Tujuan IbM pada mitra, Unit Produksi Kopi Bubuk Kelompok Tani Sidomulyo Jember sebagai pengrajin kopi bubuk adalah untuk meningkatkan pendapatan usaha melalui produksi kopi luwak secara in vivo dan penjualan kopi bubuknya. Luaran yang dihasilkan dari kegiatan ini meliputi pada bagian suplai bahan baku (Mitra 1) terdiri dari: 1) pendirian laboratorium mini, 2) teknologi produksi ragi kopi luwak dan kelengkapan peralatannya dan 3). teknologi produksi kopi luwak secara in vitro, dan pada bagian produksi kopi bubuk (Mitra 2) terdiri dari : penyusunan SOP pembuatan bubuk kopi luwak. Metode yang digunakan untuk penyelesaian permasalahan di Mitra tersebut adalah cara pendekatan kepada Mitra untuk mendiskusikan permasalahan untuk meningkatkan profit usaha. Selanjutnya dirancang kegiatan/program penyelesaiannya dengan melakukan perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut terhadap pengembangan teknologi dan perbaikan manajemen yang diintrodusir. Implementasi teknologi pembuatan ragi kopi luwak dan teknologi proses produksi kopi luwak serta SOP pembuatan bubuk kopi luwak melalui pelatihan dan pendampingan di lapangan terhadap pangusaha mitra tersebut telah dapat meningkatkan profit dan memenuhi kebutuhan pasar akan kopi luwak. [1]
      Tumbuh-tumbuhan telah menjadi sumber penting sebagai pengobatan sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Penggunaan tumbuh-tumbuhan untuk penyembuhan kemungkinan adalah bentuk pengobatan tertua di dunia. Setiap budaya di dunia memiliki sistem pengobatan tradisional yang khas dan di setiap daerah di jumpai berbagai macam jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan–bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pada kenyataannya bahan obat alam yang berasal dari tumbuhan porsinya lebih besar dibandingkan yang berasal dari hewan atau mineral, sehingga sebutan obat tradisional (OT) hampir selalu identik dengan tumbuhan obat (TO) karena sebagian besar OT berasal dari TO. [1]
      VCO, Alat Pemeras tipe sentrifugasi, kemasan [1]