Peran Outer Membrane Protein (OMP) 23 kDa Bakteri Klebsiella pneumoniae sebagai Protein Hemaglutinin dan Adhesin
Abstract
Klebsiella pneumoniae merupakan patogen oportunistik yang dapat
menyebabkan infeksi pada alveoli paru (pneumonia), infeksi saluran kencing,
bakterimia, abses liver dan beberapa penyakit lain (Brisse, 2009; Pacsoza dan
Meczas, 2016). Klebsiella pneumoniae memiliki beberapa faktor virulensi yang
digunakan untuk melawan pertahanan tubuh inang yang terdiri dari kapsul
polisakarida, lipopolisakarida, faktor adhesin fimbrial dan nonfimbrial (Brisse, et
al., 2009). Pili dan Outer Membrane Protein (OMP) merupakan contoh dari
protein adhesin.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran OMP 23 kDa K.
pneumoniae sebagai protein hemaglutinin dan adhesion. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian observasional untuk mengetahui berat molekul OMP
K. pneumoniae dan mengetahui OMP 23 kDa berperan sebagai protein
hemaglutinin dan adhesin. Sampel berupa bakteri K. pneumoniae yang diambil
dari isolat malang yang terdapat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Jember. Variabel bebas pada uji adhesi pada penelitian ini
adalah beberapa konsentrasi OMP 23 kDa yang dilakukan dengan pengenceran
OMP 23 kDa, sedangkan variabel tergantung adalah indeks adhesi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel bakteri isolat malang adalah
bakteri K. pneumoniae. Dibuktikan dengan pewarnaan Gram menunjukkan
gambaran bakteri Gram negatif dan berbentuk batang. Selain itu dibuktikan
dengan uji biokimiawi didapatkan hasil pada uji TSIA pada media terjadi
perubahan warna kuning pada bagian butt dan slant. Pada uji Indol didapatkan
hasil negatif, Methyl Red (MR) negatif, Voges-proskauer (VP) positif dan sitrat
positif. Kemudian bakteri dilakukan elektroforesis untuk mengetahui berat
molekul OMP pada bakteri tersebut. Pada penelitian ini OMP K. pneumoniae
memiliki berat molekul 32 kDa, 26 kDa, 23 kDa, 20 kDa, 17 kDa dan 12 kDa.
Band dengan protein yang menunjukkan 23 kDa dipotong kemudian dilakukan
elektroelusi dan dialisis dilanjutkan dengan uji hemaglutinasi dan uji adhesi.
Pada uji hemaglutinasi didapatkan hasil bahwa proses hemaglutinasi
terjadi pada pengenceran 1/2 dan 1/4 dengan titer hemaglutinasi pada pengenceran
1/4. Uji adhesi dilakukan dengan cara mencampurkan sel enterosit mencit dengan
OMP 23 kDa yang diencerkan dengan titer pengenceran 0 (kontrol), 1/10, 1/100,
1/1000, 1/10.000. Didapatkan hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
indeks adhesi semakin kecil. Sehingga pada uji adhesi ini dibuktikan bahwa
protein hemaglutinin OMP 23 kDa berperan sebagai protein adhesin. Hasil
perhitungan indeks adhesi kemudian dilakukan uji normalitas, uji korelasi dan
regresi. Didapatkan hasil uji normalitas dengan data yang terdistribusi normal
dengan nilai p> 0,05. Karena data terdistribuasi normal maka dilakukan uji
korelasi dengan menggunakan uji korelasi pearson. Hasil uji korelasi didapatkan
nilai p<0,05 yaitu p=0,006 dan nilai r= - 0,667 yang artinya besar konsentrasi dan
indeks adhesi memiliki hubungan yang signifikan dan memiliki kekuatan
hubungan yang tergolong kuat dengan arah hubungan yang negatif. Karena
memiliki hubungan yang kuat maka dilanjutkan dengan uji regresi linier untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh titer pengenceran terhadap indeks adhesi.
Hasil uji regresi didapatkan nilai R2
= 0,459 (45,9%) artinya konsentrasi OMP 23
kDa berpengaruh 45,9% terhadap indeks adhesi.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1500]