TOKOH WANITA DALAM NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI RAHYUNINGSIH: KAJIAN PSIKOLOGI WANITA
Abstract
Hati Sinden adalah novel yang berlatar kehidupan orang Jawa. Novel ini
menceritakan keadaan batin wanita Jawa terutama perjuangannya menjalani
kehidupan. Penganalisisan ini mempunyai dua tujuan yaitu mendeskripsikan
keterjalinan unsur-unsur dalam novel dan mendeskripsikan psikologi wanita yang
terdapat dalam novel Hati Sinden. Tujuan dalam penganalisisan membutuhkan
metode agar tujuan dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam penganalisisan ini
adalah pendekatan struktural dan psikologi Wanita. Pendekatan struktural dapat
mengungkapkan unsur-unsur yang ada dalam novel Hati Sinden karya Dwi
Rahyuningsih. Psikologi wanita merupakan pendekatan yang dapat mengungkapkan
keadaan psikis yang dialami oleh tokoh wanita.
Pendekatan struktural yang digunakan meliputi tema, tokoh dan perwatakan,
latar atau setting, serta konflik. Tema mayor novel Hati Sinden karya Dwi
Rahyuningsih adalah dengan ketegaran dalam menjalani pilihan hidup, seseorang
dapat sukses mendidik anak-anaknya. Terdapat tiga tema minor dalam novel Hati
Sinden yaitu ibu tiri juga dapat memberikan kasih sayang yang tulus pada anak tirinya,
penghianatan pasangan hidup di dalam rumah tangga menimbulkan kesengsaraan
bagi orang lain, serta kekuasaan orang tua terhadap anak membawa pengaruh buruk
bagi kehidupan anaknya. Tokoh utama dalam novel Hati Sinden adalah Sayem.
Tokoh bawahan yaitu Simbah, Bapak, Simbok ( ibu kandung Sayem), Ibu tiri Sayem,
Priyo, Tugiman, Parno.
Latar tempat dalam novel Hati Sinden yaitu dusun Mungkung, panggung,
rumah Simbah. Latar lingkungan meliputi latar lingkungan kehidupan orang Jawa
yang masih memiliki pemikiran yang sederhana terhadap kehidupan terutama pada perjodohan, selain itu masyarakatnya mencintai kesenian. Latar sistem kehidupan
meliputi ajaran orang Jawa mengenai pola hidup, selain itu juga terdapat ajaran yang
diperoleh dari kesenian wayang. Latar alat meliputi gelang kuningan, gamelan,
kebaya serta kartu induk. Sedangkan latar waktu yaitu malam Selasa dan malam
Jum’at, siang hari, serta malam hari.
Konflik antara manusia dan manusia terjadi antara Kang Wesi dan Parno,
Sayem dengan pendatang baru. Komflik manusia dengan masyarakat terjadi pada
Sayem dengan masyarakat desa, sinden dengan masyarakat. Konflik manusia dengan
alam terjadi pada saat musim kemarau dan pada saat paceklik. Konflik antara ide
satu dan ide yang lain terjadi pada Sayem. Sedangkan konflik seseorang dengan kata
hatinya terjadi pada bapak dan Sayem.
Penganalisisan psikologi wanita dalam novel Hati Sinden mengungkapkan
keadaan batin yang dialami oleh tokoh perempuan. Beberapa aspek psikologi wanita
yang digunakan dalam penganalisisan meliputi masa anak gadis kecil pra-pubertas,
masa puber, anak gadis pada masa adolesens, wanita dewasa, dasar pertimbangan
memilih jodoh, sifat khas wanita, serta titik patah dan fungsi revisi.
Masa pra-pubertas meliputi masalah identifikasi dan masa kritis. Sayem
mengidentifikasikan dirinya dengan ibu tirinya. Selain itu, Sayem mengalami masa
kritis pada saat ia berani menentang keputusan Simbah. Masa puber juga memuat
masalah identifikasi yang dilakukan Sayem terhadap ibu tirinya. Pada masa adolesens,
Sayem mulai menemukan arah hidupnya dan setelah dewasa, arah hidupnya semakin
jelas. Pada saat dewasa, Sayem dapat menentukan pilihan dan hidup mandiri. Dasar
pertimbangan jodoh berdasarkan bibit, bebet, dan bobot. Dasar pertimbangan ini
dilakukan Simbah, Sayem dan Sakinem. Sifat khas wanita meliputi keindahan,
memelihara dan rendah hati. Sifat keindahan, memelihara dan rendah hati dimiliki
oleh Sayem, ibu tiri, Sakinem dan Parti. Simbah memiliki sifat memelihara dan
rendah hati. Sayem mengalami titik patah pada saat mengalami kegagalan pernikahan
dan akhirnya mengalami fungsi revisi pada saat bertemu dengan Priyo.