Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Augmented Reality Berbasis Kartu Bergambar (Flashcard) pada Mata Pelajaran IPAS Topik 'Mengapa Kita Perlu Makan dan Minum?' di SD IT KIC Bondowoso.

Abstract

Media pembelajaran merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang dapat mendukung keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi mampu mempermudah peserta didik dalam memahami materi pembelajaran sekaligus mengenalkan manfaat teknologi pada bidang pendidikan kepada peserta didik. Hasil wawancara dan observasi di SD IT KIC Bondowoso, penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi masih jarang digunakan. Selain itu, peserta didik terkadang merasa kesulitan mempelajari materimateri yang cukup kompleks jika tidak menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut diperlukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini seperti media pembelajaran berbasis augmented reality. Berdasarkan permasalahan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini terdiri dari 2 hal yaitu, bagaimanakan proses dalam mengembangkan media pembelajaran dan bagaimanakah kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan dari pengembangan media pembelajaran. Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini akan menjelaskan bagaimana proses pengembangan media pembelajaran yang mempunyai tingkat kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan yang baik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V di SD IT KIC Bondowoso. Kegiatan penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development (R&D) dengan model ADDIE. Kegiatan penelitian dilakukan di SD IT KIC Bondowoso. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu, wawancara, observasi, angket, soal tes, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini yaitu, lembar wawancara, angket respon peserta didik, soal tes, dan lembar validasi. Hasil yang diperoleh pada penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis augmented reality yaitu, proses pengembangan media pembelajaran serta kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan media pembelajaran. Dalam mengembangkan media pembelajaran menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 tahapan yaitu, yaitu: (1) analysis; (2) design: (3) development: (4) implementation; dan (5) evaluation. Media pembelajaran berbasis augmented reality divalidasi oleh 2 validator yang terdiri dari 1 dosen PGSD Universitas Jember dan 1 Pendidik kelas V di SD IT KIC Bondowoso. Hasil dari kegiatan validasi memperoleh skor sebesar 81,2 untuk validator ahli media dan 90,6 untuk validator ahli praktisi yang termasuk ke dalam kategori sangat layak. Berdasarkan skor dari dua validator tersebut diperoleh rata-rata skor sebesar 85,9 yang termasuk ke dalam kategori sangat layak. Uji keefektifan dilakukan menggunakan data beda nilai pretest dan posttest peserta didik dari kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) dan memperoleh skor sebesar 64% yang termasuk ke dalam kategori keefektifan tinggi. Uji kepraktisan dilakukan menggunakan data skor pengisian angket respon peserta didik terhadap media pembelajaran berbasis augmented reality dan memperoleh skor sebesar 79% yang termasuk ke dalam kategori praktis. Saran yang dapat diberikan kepada pendidik yaitu temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai inovasi dalam pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi. Bagi peneliti lain, temuan penelitian pengembangan ini dapat dijadikan acuan atau referensi dalam kegiatan penelitian serupa serta media pembelajaran berbasis augmented reality dapat dikembangkan dengan lebih luas lagi pada materi pembelajaran lainnya. Bagi peserta didik, media pembelajaran berbasis augmented reality ini dapat dijadikan sebagai sumber pendukung dalam mempermudah mempelajari materi sistem pencernaan pada manusia dan nutrisi pada makanan.