Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas VII SMP pada Materi Perbandingan
Abstract
Pembelajaran merupakan interaksi yang melibatkan proses berpikir setiap
individu. Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang
menitikberatkan proses pembelajaran pada siswa dengan cara dihadapkan dalam suatu
permasalahan nyata yang pernah dialami (Ardianti et al., 2022). Menurut Saputra
(2020), tahapan model pembelajaran berbasis masalah yaitu; 1) Orientasi masalah pada
siswa, 2) Mengorganisasikan belajar siswa, 3) Membimbing pengalaman belajar siswa
secara individu maupun kelompok, 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja
siswa, 5) Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu faktor yang
harus diperhatikan. Tidak hanya itu, kemampuan berpikir juga dapat mempengaruhi
proses belajar siswa salah satunya kemampuan representasi matematis. Representasi
matematis terdiri dari representasi visual, simbolik, dan verbal. Representasi visual
dimunculkan dalam bentuk gambar, diagram, tabel, atau grafik, representasi verbal
merujuk pada penggunaan bahasa lisan atau tulisan yang digunakan untuk
mengkomunikasikan dan menginterpretasikan masalah pada awal dan akhir proses
pemecahan masalah, kemudian representasi simbolik berkaitan dengan pembuatan
model matematika dan penyelesaian masalah yang mengandung ekspresi matematika
(dalam Setiati & Jumadi, 2023).
Kemampuan representasi matematis menjadi fokus penting dalam proses
pembelajaran sehingga perlu untuk ditingkatkan. Yew & Goh (2016) menyatakan
bahwa pembelajaran berbasis masalah telah diadopsi secara luas di berbagai bidang dan
konteks pendidikan untuk mendorong pemikiran kritis dan pemecahan masalah dalam
situasi pembelajaran autentik. Penelitian Saputra (2020) menambahkan bahwa model
pembelajaran pembelajaran berbasis masalah dapat mendukung ketercapaiannya kemampuan representasi matematis yang baik. Namun, implementasinya memerlukan
peran guru sebagai fasilitator, bukan hanya tutor.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan metode
kuantitatif dengan desain Control Group Pre-Test Post-Test. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Genteng. Sampel penelitian berjumlah 31 siswa,
yaitu kelas eksperimen dengan pengambilan sampel secara acak. Kelas eksperimen
merupakan kelompok siswa yang diberikan perlakuan pembelajaran berbasis masalah.
Analisis data penelitian menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan independent
sample t-test. Diketahui nilai signifikansi uji normalitas pada kelas kontrol sebesar
0,652 > 0,05 dan 0,770 > 0,05 pada kelas eksperimen. Hasil ini menunjukkan sampel
data kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Diketahui nilai signifikansi uji homogenitas sebesar 0,968 > 0,05. Hasil ini
menunjukkan varians kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah homogen.
Hasil independent sample t-test kemampuan representasi matematis, diketahui
nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,707 > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata kemampuan representasi matematis siswa kelas kontrol dengan kelas
eksperimen. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan representasi
matematis siswa kelas VII SMP pada materi Perbandingan.