Menyingkap Peran Budaya Arisan dalam Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga di Desa Munjungan - Trenggalek
Abstract
Kehidupan rumah tangga merupakan kehidupan yang sangat kompleks.
Dalam kehidupan rumah tangga tidak bisa terlepas dari beratnya pengeluaran
untuk kepentingan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (Rozzaki &
Yuliati, 2022). Sehingga keluhan utama yang muncul adalah masalah keuangan
rumah tangga. Umumnya pengelolaan keuangan dalam rumah tangga hanya
dilakukan sebatas angan-angan atau hanya berlandaskan pengelolaan keuangan
periode sebelumnya tanpa adanya pencatatan pemasukan dan pengeluaran rumah
tangga (Yuliana dkk., 2020). Ketidakmampuan dalam pengelolaan keuangan akan
berdampak pada defisit dalam keuangan rumah tangga (Prasetyo, 2020).
Arisan hadir sebagai suatu konsep penyederhanaan mengenai sistem
regulasi keuangan di Indonesia sekaligus sebagai penolong keuangan rumah
tangga. Penyataan tersebut sesuai dengan prinsip dari arisan yaitu sebuah bentuk
tolong menolong dan saling bantu membantu satu sama lain yang praktis dan
tidak saling memberatkan (Ruwaidah dkk., 2021). Lebih lanjut, kesadaran sosial
antar sesama anggota arisan didasari pada bentuk kepedulian yang memunculkan
persepsi bahwa ada banyak keluarga yang bergantung pada arisan tersebut
sehingga memunculkan beban sosial (social cost) antar anggota arisan (Yuliana
dkk., 2020).
Oleh karena itu, penelitian ini akan berfokus pada budaya arisan di
masyarakat dengan pandangan akuntansi sebagai pengelolaan keuangan rumah
tangga. Arisan yang akan diteliti merupakan arisan pada masyarakat Desa
Munjungan, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek yang biasanya diikuti
oleh masyarakat setempat yang bercirikan pada prinsip kekeluargaan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi masyarakat setempat. Arisan di dalam
masyarakat ini dipilih karena berpotensi munculnya aktivitas akuntansi yang diakibatkan karena interaksi sosial yang disebabkan karena aktivitas arisan yang
diselenggarakan.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif yang diharapkan dapat
menyingkap dan menjelaskan secara mendalam objek yang diteliti sehingga
merefleksikan sudut pandang yang lebih realitas. Metode yang dipilih pada
penelitian ini adalah metode fenomenologi yang bertujuan untuk mengupas
pengalaman satu individu dengan individu yang lain karena pengalaman setiap
manusia akan membentuk persepsi, ingatan, ekspektasi, serta fantasi yang berbeda
(Kamayanti, 2021: 171). Metode fenomenologi mengantarkan untuk melihat
fenomena arisan di Desa Munjungan - Trenggalek untuk memahami suatu gejala
yang membuahkan imbas pada pengelolaan keuangan rumah tangga.
Dalam implementasi keempat fungsi pengelolaan keuangan dalam rumah
tangga tersebut, arisan berperan dan mempengaruhi semua aspek fungsi
pengelolaan keuangan rumah tangga. Peran tersebut antara lain, sebagai
pengeluaran atau biaya yang nantinya akan membuahkan hasil berupa pendapatan
yang dilandasi oleh homogenitas cost yang mana merupakan sebuah persepsi
bahwa semua biaya yang dikeluarkan memiliki kedudukan yang penting untuk
menghasilkan pendapatan. Selanjutnya yaitu, sebagai pertanggungjawaban yang
nyata atas pendapatan yang diberikan suami kepada istri dan berpeluang untuk
membantu mengontrol dan megendalikan keuangan keluarga karena motif dari
keikutsertaan dalam kegiatan arisan adalah dapat digunakan sebagai sarana untuk
menabung. Yang terakhir yaitu, berperan sebagai perencanaan keuangan jangka
panjang sekaligus medorong untuk mengeluarkan beban sosial (social cost) atas
sesuatu hal yang tidak bisa diprediksi kedepannya.