Pengaruh Model Pembelajaran Scramble terhadap Hasil Belajar IPAS Siswa Kelas IV di SDN Dabasah 01 Bondowoso
Abstract
Pada kurikulum merdeka Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diintegrasikan
dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang lebih dikenal dengan IPAS.
Pembelajaran IPAS memiliki tujuan untuk mengembangakan keterampilan, berperan
aktif, rasa ingin tahu, mengerti diri sendiri dan lingkungannya serta mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep IPAS (Agustina, 2022). Mata pelajaran IPAS
berfokus pada kompetensi hasil belajar siswa dengan memanfaatkan pengetahuan
yang telah dimilikinya (Syafitrih, 2022). Hasil belajar siswa yang tinggi dalam proses
pembelajaran sangat diharapkan pada setiap mata pelajaran. Salah satu indikator
keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar yaitu dengan penggunaan model
pembelajaran yang tepat (Juniati, 2017). Penggunaan model pembelajaran pada siswa
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran yang inovatif
merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa dan berpusat pada siswa dalam
proses pembelajarannya (Kurniawan, 2018). Salah satu contoh pembelajaran inovatif
yang melibatkan siswa sebagai pusat di dalam pembelajarannya adalah model
pembelajaran scramble. Model pembelajaran scramble merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu (Marbun, 2019).
Rumusan masalah yang dapat diambil yaitu adakah Pengaruh Model Pembelajaran
Scramble terhadap Hasil Belajar IPAS Siswa Kelas IV di SDN Dabasah 01
Bondowoso?
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode
penelitian yang digunakan ialah metode penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen. Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu Non-equivalent Control Group Design yang merupakan salah satu pola yang
pengelompokan anggota sampelnya pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen tidak dilakukan secara acak. Penelitian ini membandingkan satu atau
beberapa variabel eksperimen yang diberi treatment atau perlakuan (kelas
eksperimen) dengan variabel yang tidak diberi treatment atau perlakuan (kelas
kontrol). Langkah pertama penelitian yaitu melakukan uji homogenitas untuk
mengetahui sama atau tidaknya varian populasi dengan menggunakan nilai Ulangan
Harian kelas IVA, IVB, dan IVC. Hasil data yang diperoleh dari penelitian
selanjutnya melakukan analisis data dengan menghitung selisih nilai pre-test dan
post-test dari kedua kelas. Perhitungan uji-t dilakukan menggunakan SPSS 25 pada
taraf signifikasi 5% atau 0,05. Hasil perhitungan uji-t dengan SPSS 25 maka
diperoleh hasil t-test sebesar 3.391. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan
t-tabel diketahui df = (29+29) = 54 pada taraf signifikasi 5%, sehingga diperoleh nilai
t-tabel = 2,576. Hasil tersebut menunjukkan nilai t-test > t-tabel yaitu 3.391 > 2,576.
Selain itu berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen memperoleh hasil yang cukup signifikan. Hasil rata-rata
yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 83% yang termasuk kategori sangat baik.
Sedangkan pada kelas kontrol memperoleh hasil sebesar 65% yang termasuk
kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, terdapat saran agar
pembelajaran lebih baik yaitu: (1) bagi guru, apabila diperkenalkan model
pembelajaran yang sesuai (misalnya model pembelajaran scramble), siswa lebih
termotivasi, siswa lebih inovatif dan kreatif dalam belajar dan memecahkan masalah,
dapat meningkatkan kerja sama antar siswa, (2) bagi peneliti, model pembelajaran
scramble dapat diterapkan pada banyak pembelajaran yang menarik sehingga siswa
lebih termotivasi untuk belajar, (3) bagi peneliti lainnya, model pembelajaran
scramble dapat meningkatkan banyak pengetahuan, namun harus memperhatikan
banyak faktor agar model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan banyak
pengetahuan lainnya.