Show simple item record

dc.contributor.authorPRAYOGA, Mohammad Candra
dc.date.accessioned2022-10-27T01:03:17Z
dc.date.available2022-10-27T01:03:17Z
dc.date.issued2022-07-29
dc.identifier.nim181510101020en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/110336
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 27 Oktober 2022en_US
dc.description.abstractTanaman hoya carnosa hijau (Hoya carnosa (L.) R. Br.) adalah salah satu kekayaan flora yang ada di Indonesia. Hoya dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang memiliki bunga indah dan nilai ekonomi tinggi. Hoya memiliki kemampuan tinggi dibandingkan sanseviera dalam menyerap polutan seperti menyerap zat volatile yang bersifat racun. Di Indonesia pemanfaatan tanaman hoya masih terbatas dan belum dijadikan prioritas konservasi nasional. Sekitar 60 dari 110 jenis hoya telah dikonservasi di Kebun Raya di Indonesia. Perbanyakan hoya secara vegetatif menggunakan stek daun belum efektif. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu stek daun mampu tumbuh akar pada umur dua minggu, namun setelah berumur tiga bulan tidak muncul tunas. Kultur jaringan dapat berperan sebagai metode perbanyakan hoya yang efektif. Perbanyakan menggunakan kultur jaringan salah satunya dapat melalui somatik embriogenesis secara tidak langsung atau melalui pembentukan kalus. Selanjutnya embrio somatik dapat diregenerasikan. Berdasarkan penelitian terdahulu, media MS dengan konsentrasi BA 1 mg/L menghasilkan induksi tunas paling bagus dan konsentrasi IBA 0,5 mg/L menghasilkan induksi akar paling bagus pada regenerasi hoya wightii ssp. Nisbah BAP dan IBA dengan dosis yang optimal diduga dapat memberikan respon regenerasi embrio somatik hoya yang optimal. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh pemberian nisbah konsentrasi BAP dan IBA terhadap regenerasi embrio somatik tanaman hoya carnosa hijau. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Program Studi Agronomi fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) tunggal. Faktor penelitian ini terdiri dari nisbah hormon BAP dan IBA . Perlakuan terdiri dari nisbah BAP (0.5, 1, 1,5 mg/L) dan IBA (0.5, 1, mg/L). Setiap perlakuan diulang dalam tiga ulangan. Sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Parameter pengamatan yang dilakukan meliputi warna sulur, waktu terbentuknya sulur, jumlah sulur, daya regenerasi, dan histologi. Analisis data kuantitatif yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dilakukan menggunakan Anova. Apabila perlakuan berpengaruh sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji DMRT dengan taraf kesalahan 5%. Analisis data kualitatif yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan terdapat pengaruh sangat nyata pada parameter jumlah sulur dan daya regenerasi. Regenerasi embrio somatik tanaman hoya carnosa hijau mampu menghasilkan sulur, namun regenerasi belum mampu menghasilkan tunas, daun, dan sistem akar. Perlakuan terbaik regenerasi embrio somatik hoya carnosa hijau diperoleh dari perlakuan P7, P8, dan P9 konsentrasi BAP 0,5 mg/L, 1,0 mg/L, dan 1,5 mg/L yang dikombinasikan dengan IBA 1 mg/L menunjukkan warna yang lebih hijau, jumlah sulur tinggi (P7 15,7 sulur, P8 20,7 sulur, dan P9 12 sulur) dan daya regenerasi yang tinggi (P7 100%, P8 100%, dan P9 89%).en_US
dc.description.sponsorshipPembimbing Skripsi : Ir. Didik Pudji Restanto, MS., Ph.D.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectKONSENTRASI BAPen_US
dc.subjectTANAMAN HOYA CARNOSA HIJAU (Hoya carnosa (L.) R. Br.)en_US
dc.titlePengaruh Nisbah Konsentrasi BAP dan IBA terhadap Regenerasi Embrio Somatik Tanaman Hoya Carnosa Hijau (Hoya carnosa (L.) R. Br.)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgronomien_US
dc.identifier.pembimbing1Ir. Didik Pudji Restanto, MS., Ph.D.en_US
dc.identifier.validatorkacung-19 September 2022en_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record