MT-Agribusiness
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/1685
Koleksi Tesis Agribisnis2024-03-28T23:52:49ZStrategi Pengelolaan Resiko Supply Chain Usaha Garam Pada CV Andhita Jaya Desa Paleran Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/120123
Strategi Pengelolaan Resiko Supply Chain Usaha Garam Pada CV Andhita Jaya Desa Paleran Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember
ARMAJA, Ahmad
CV. Andhita Jaya adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi,
perdagangan serta distribusi garam. CV. Andhita Jaya memasarkan tiga jenis
garam, yaitu produk garam halus, garam curah dan garam kasar. CV. Andhita
Jaya harus mampu bersaing dengan berbagai perusahaan garam yang
menghasilkan garam dengan kualitas baik dan harga yang murah. Dalam
memenuhi tujuan tersebut perlu menciptakan aliran supply chain yang baik
terhadap berbagai macam gangguan atau risiko yang bisa menyebabkan kerugian
pada perusahaan. Dalam setiap aktivitas bisnis perusahaan mempunyai suatu
risiko, untuk itu dibutuhkan pengelolaan risiko supaya aliran supply chain
perusahaan dapat berjalan baik.
Pada penelitian ini identifikasi risiko pada supply chain perusahaan
dilakukan dengan menggunakan metode House of Risk (HOR). HOR
diaplikasikan untuk memitigasi risiko yang muncul pada aliran supply chain
dengan cara mengidentifikasi risiko, memprioritaskan agen risiko serta merancang
strategi penanganan. Dalam tahap identifikasi risiko digunakan metode
pengembangan Supply Chain Operation Reference (SCOR) yang digunakan untuk
membantu memetakan dari risiko dan keterkaitan antar risiko dengan agen risiko
dalam supply chain. Pada tahap selanjutnya melakukan perhitungan agen risiko
yang akan ditangani serta merancang strategi penanganan. Dalam merancang
strategi penanganan, diawali dengan mencari besar hubungan strategi penanganan
dengan agen risiko, menghitung nilai Total Effectiveness (TEk), Degree of
Difficulty (Dk), dan menghitung rasio Effectiveness To Difficulty (ETDk) untuk
mengetahui ranking prioritas strategi penanganan. Selanjutnya dengan
menggunakan diagram pareto, akan dipilih strategi penanganan yang akan
dilakukan perancangan strategi penanganan.
Berdasarkan hasil penelitian awal, identifikasi risiko yang dilakukan
menggunakan metode pengembangan Supply Chain Operations Reference
(SCOR) dengan lima aktivitas yaitu plan, source, make, deliver, dan return,
diperoleh 28 risiko yang terjadi dalam supply chain perusahaan yang
masingmasing terbagi yaitu: 7 risiko yang terjadi pada aktivitas plan, 7 risiko
yang terjadi pada aktivitas source, 7 risiko yang terjadi pada aktivitas make, 4
risiko yang terjadi pada aktivitas deliver, dan 3 risiko yang terjadi pada aktivitas
return. Berdasarkan hasil penelitian mengenai identifikasi penyebab terjadinya
risiko-risiko tersebut dengan melakukan wawancara kepada pihak perusahaan
yaitu Kepala Divisi Pengadaan, Kepala Divisi Produksi Garam Olahan, dan
Kepala Divisi Pemasaran, terdapat 17 agen risiko yang dapat menyebabkan
terjadinya risiko dalam supply chain perusahaan.
Berdasarkan hasil penilaian tingkat dampak (severity) dari risiko dan
penilaian tingkat kemunculan kejadian (occurance) penyebab risiko, dapat
diketahui besar nilai Aggregate Risk Potential (ARP) yang digunakan untuk
menentukan prioritas agen risiko mana yang perlu untuk ditangani terlebih dahulu
untuk diberikan tindakan pencegahan. Dari hasil perhitungan ARP, terdapat lima
agen risiko yang memiliki nilai tertinggi yang nantinya akan dilakukan
perancangan strategi penanganan agar dapat mengurangi dampak risiko yang
terjadi dalam perusahaan, dimana terdapat 11 strategi penanganan yang dapat
digunakan untuk mengeliminasi atau menurunkan munculnya agen risiko, yaitu
membuat sistem informasi yang terintegrasi (PA1), membuat SOP untuk sistem
komunikasi dalam perusahaan (PA2), memberikan reward, punishment, dan
motivasi kerja kepada seluruh karyawan (PA3), melakukan training rutin kepada
semua pekerja (PA4), memberikan lingkungan kerja yang nyaman dan bersih bagi
pekerja (PA5), Melakukan pemilihan pekerja dengan lebih ketat (PA6),
melakukan pengembangan teknologi untuk penyimpanan garam agar
memperkecil proses penyusutan pada garam. (PA7), menjalin komunikasi dengan
baik pada semua pihak baik cuatomer dan supplier (PA8), mempererat kerjasama
dengan petani garam agar dapat mengatasi adanya permintaan garam yang
meningkat (PA9), melakukan pemilihan supplier dengan lebih selektif. (PA10),
membuat kontrak kerja kepada semua supplier (PA11).
validasi_repo_firli_Maret_2024_4
Finalisasi unggah file repositori tanggal 7 Maret 2024_Kurnadi
2024-01-08T00:00:00ZSegmentasi Produk Ekspor Kopi Indonesia
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/117472
Segmentasi Produk Ekspor Kopi Indonesia
NUGROHO, Hari
Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar keempat dunia, dengan peran rata-rata sebesar 6,07 persen terhadap total hasil duniapada tahun 2018. Oleh sebab itu, Indonesia perlu mempertahankan posisinya dan mampu bersaing dengan negara eksportir kopi lainnya. Dengan cara meningkatkan ekspor kopi dengan mengidentifikasi produk kopi yang di ekspor. Produk ekspor kopi Indonesia bukan hanya dalam bentuk biji melainkan juga dalam bentuk bubuk. Ekspor biji kopi dan bubuk kopi memiliki pangsa pasar masing-masing. Adapun permintaan ekspor kopi tidak hanya dalam bentuk bubuk maupun biji, ada beberapa negara justru hanya mengimpor sekam dan kulit kopi. Produk kopi yang di ekspor berdasarkan kode Harmony System-nya. Ada 12 kategori produk kopi yang diekspor berdasarkan kode HS. Produk-produk kopi tersebut di ekspor ke 90 negara yang tersebar berdasarkan kawasannya, antara lain Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, Amerika Utara, Asia Barat, Asia Selatan dan Tenggara, Asia Timur, Australia dan Oceania, Eropa Barat dan Eropa Timur.
Salah satu bentuk strategi ekspor dengan melakukan identifikasi produk yang memiliki karakter berbeda. Dengan melakukan identifikasi produk, dapat memudahkan Indonesia untuk mengontrol jumlah stok, meminimalisir kekurangan maupun kelebihan stok, dan pemenuhan permintaan negara importir dapat disiapkan tepat waktu. Untuk mendapatkan data produk yang banyak tersebut bisa dengan melakukan analisis pada data transaksi ekspor kopi ke negara tujuan. Analisisa ini akan sangat membantu dalam peningkatan kualitas pelayanan ekspor terhadap negara importir serta penyediaan stok produk. Maka direkomendasikan sebuah metode analisis menggunakan model analisis RFM (Recency, Frequency, Monetary).
Hasil analisis data transaksi ekspor kopi Indonesia menggunakan model RFM dalam mengidentifikasi produk ekspor kopi Indonesia berdasarkan kode HS-nya selama periode 2011-2021 menunjukkan bahwa kategori produk ekspor kopi yang memiliki minat paling tinggi yaitu produk dengan kode HS 09011110 dengan deskripsi produk kopi arabika WIB atau Robusta OIB, tidak disangrai, dengan kafein (skor RFM 555).
Hasil analisis data transaksi ekspor kopi Indonesia menggunakan model RFM dalam mengidentifikasi produk ekspor kopi Indonesia berdasarkan pasar terbaiknya dari wilayah/regional masing-masing secara berurutan sebagai berikut, yaitu kategori produk Kopi Arabica WIB atau Robusta OIB, tidak disangrai, tanpa kafein terdapat pada negara Filipina (skor RFM 512); pasar terbaik dengan kategori produk Kopi Arabica WIB atau Robusta OIB, tidak disangrai, dengan kafein terdapat pada negara Amerika Serikat (skor RFM 555); pasar terbaik dengan kategori produk Sekam dan kulit kopi terdapat pada negara Taiwan (skor RFM 511); pasar terbaik dengan kategori produk Kopi selain Arabica WIB atau Robusta OIB, tidak disangrai, tanpa kafein terdapat pada negara Hong Kong (skor RFM 112); pasar terbaik dengan kategori produk Kopi selain Arabica WIB atau Robusta OIB, tidak disangrai, dengan kafein terdapat pada negara Singapura (skor RFM 522); pasar terbaik dengan kategori produk pengganti kopi yang mengandung kopi terdapat pada negara Timor Leste (skor RFM 513); pasar terbaik dengan kategori produk kopi, dipanggang, tanpa kafein, digiling terdapat pada negara Singapura (skor RFM 512); pasar terbaik dengan kategori produk kopi, dipanggang, tanpa kafein, tidak digiling terdapat pada negara China (skor RFM 512); pasar terbaik dengan kategori produk Kopi, dipanggang, dengan kafein, digiling terdapat pada negara China (skor RFM 552); pasar terbaik dengan kategori produk kopi, dipanggang, dengan kafein, tidak digiling terdapat pada negara Singapura (skor RFM 532); pasar terbaik dengan kategori produk kopi lainnya, tidak disangrai, tanpa kafein terdapat pada negara Malaysia (skor RFM 111); pasar terbaik dengan kategori produk kopi lainnya, tidak disangrai, dengan kafein terdapat pada negara Amerika Serikat (skor RFM 554).
validasi_repo_firli_juli_2023_14
2023-01-31T00:00:00ZAnalisis Kinerja Teknis PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/117463
Analisis Kinerja Teknis PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo
APRISCO, Handa
Tebu merupakan salah satu tanaman dari sub sector perkebunan yang
dapat diproses menjadi gula dan banyak memberikan banyak manfaat. Provinsi
Jawa Timur khusunya wilayah Kabupaten Situbondo merupakan salah satu daerah
penghasil gula dari agribisnis tebu yang cukup luas arealnya dibandingkan dengan
komoditas tanaman perkebunan lain di Kabupaten Situbondo. Hal tersebut
didukung dengan adanya agroindustri pengolah tebu menjadi gula milik Badan
Usaha Milik Negara PT. Perkebunan Nusantara XI yang terletak di Kabupaten
Situbondo yang masih beroperasi, yaitu: PG. Wringin Anom, PG. Olean, PG.
Pandji, dan PG. Asembagoes. Sedangkat ada 1 pabrik yang sudah ditutup
operasionalnya yaitu PG. Demas. Namun demikian, produktivitas gula di PG.
Wringin Anom belum mampu mencapai rata-rata pemenuhan standart.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1)
Mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi tebu
petani di wilayah PG. Wringin Anom. 2) Untuk mengetahui tingkat efisensi teknis
pada kinerja aspek tanaman usaha tani tebu petani di wilayah PG. Wringin Anom.
3) Untuk mengetahui kinerja teknis PG. Wringin Anom pada proses produksi
berdasarkan Mill Extraction (ME), Boiling House Recovery (BHR), Overall
Recovery (OR), pol tebu dan rendemen. 4) Untuk mengetahui trend luas lahan,
produksi dan produktivitas di PG. Wringin Anom.
Penelitian dilakukan di PG. Wringin Anom, Kecamatan Panarukan
Kabupaten Situbondo. Penentuan populasi dan sampel penelitian ini dilakukan
secara sengaja (purposive sampling). Data yang digunakan pada penelitian ini
terdiri atas data primer dan sekunder yang berasal dari berbagai sumber yaitu
petani terpilih sebanyak 35 orang dan pihak manajemen PG. Wringin Anom.
Metode analisis data yang digunakan adalah : 1. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi teknis tanaman di PG. Wringin Anom model fungsi produksi
stochastic frontier. 2. Untuk mengetahui tingkat efisensi teknis pada kinerja aspek
tanaman usaha tani tebu petani di wilayah PG. Wringin Anom dengan
menggunakan model stochastic frontier. 3. Pengukuran tingkat efisiensi teknis
proses produksi pabrik dengan analisis Benchmarking. 4. Analisa trend dan
peramalan luas lahan, produksi, produktivitas dengan analisis trend metode
kuadrat terkecil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap produksi tebu petani di wilayah PG. Wringin Anom adalah bibit, pupuk
ZA, dan pupuk organik. 2. Berdasarkan rata-rata efisiensi teknis seluruh petani
sebesar 0,66 (66%) dan jumlah petani yang masih belum efisien (74% dari petani
sampel), maka dapat dikatakan usaha tani tebu di PG Wringin Anom belum
efisien secara teknis. 3. Efisiensi teknis produksi di pabrik berdasarkan analisis
Benchmarking indikator ICSST terdapat PG. Wringin Anom menunjukkan angka
yang tidak efisien. 4. Perkembangan luas lahan, produksi dan produktivitas gula di
PG. Wringin Anom dari tahun 2005-2020 memiliki trend yang meningkat dan
peramalan ditahun 2020-2024 akan meningkat
validasi_repo_firli_juli_2023_14
2021-12-28T00:00:00ZDampak Kebijakan Pajak terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi COVID-19
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/115466
Dampak Kebijakan Pajak terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi COVID-19
Rahman, Abdur
Dampak Kebijakan Pajak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Masa Covid-19; Abdur Rahman, 201520201005; 2022: 130 halaman; Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Pajak merupakan salah satu kebijakan fiskal yang berperan sebagai sumber pembiayaan negara. Oleh sebab itu, pajak dianggap sangat penting peranannya karena mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Fenomena yang terjadi di awal tahun 2020, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang sangat signifikan. Hal ini diakibatkan pandemi covid-19 yang merebak sangat pesat ke beberapa negara, sehingga menghambat proses ekspor dan impor sebab asanya kebijakan lockdown di beberapa negara, sehingga perusahaan dalam negeri mengurangi produksinya, kemudian melakukan PHK untuk meminimalisir kerugian. Adapun dampak lain yang ditimbulkan, seperti penurunan PMI Manufacturing Indonesia, penurunan impor, terjadi inflasi, serta beberapa sektor lainnya. Sebagai upaya mengurangi beban masyarakat, pemerintah mengeluarkan kebijakan ekspansif berupa memberikan insentif pajak PPh dan PPN yang tercantum dalam PMK Nomor 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak Terdampak Wabah Virus Corona. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui trend pertumbuhan ekonomi sektor pertanian, industri dan perdagangan, (2) pengaruh penerapan insentif pajak terhadap pertumbuhan ekonomi dan (3) merumuskan kebijakan insentif pajak yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif meliputi analisis trend dan analisis simultan 2SLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Trend PDB sektor pertanian, industri dan perdagangan memiliki slope positif, maka dapat disimpulkan trend dari 2011-2021 meningkat. Sektor pertanian setiap triwulannya terjadi peningkatan rata-rata sekitar 0,05 persen, sektor industri setiap triwulannya terjadi peningkatan PDB rata-rata sekitar 0,06 persen dan sektor perdagangan setiap triwulannya terjadi peningkatan PDB rata-rata sekitar 0,02 persen. 2) Pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai berpengaruh negatif terhadap konsumsi, artinya jika pajak tersebut diturunkan maka konsumsi akan meningkat. Kemudian konsumsi akan mempengaruhi pendapatan nasional, dimana hubungannya positif artinya jika konsumsi meningkat maka pendapatan nasional (PDB) juga akan meningkat. Selanjutnya pendapatan nasional (PDB) akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dimana memiliki pengaruh positif, jika pendapatan nasional meningkat maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat pula. 3) Simulasi yang paling besar meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu simulasi ke-6 dimana adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 9,84%. Selain itu juga meningkatkan konsumsi sebesar 16,07% dan pendapatan nasional sebesar 9,89%. Jika dibandingkan, insentif pajak penghasilan lebih signifikan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari pada insentif pajak pertambahan nilai. Maka pemerintah diharapkan lebih menfokuskan pada insentif pajak penghasilan dibandingkan pajak pertambahan nilai.
2023-01-26T00:00:00Z