Show simple item record

dc.contributor.authorPURBA, Anna Maribeth Tatiana
dc.date.accessioned2022-06-28T02:15:53Z
dc.date.available2022-06-28T02:15:53Z
dc.date.issued2021-04-30
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107946
dc.description.abstractBuncis merupakan komoditas pertanian dari kelompok kacang-kacangan yang mengandung sumber protein, vitamin A, B, dan C yang berguna bagi tubuh. Konsumsi buncis semakin meningkat namun produksi buncis tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Faktor penyebab penurunan produksi buncis yaitu adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman buncis. Penyakit penting tanaman buncis salah satunya adalah penyakit hawar daun yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas axonopodis pv. phaseoli (Xap) dengan gejala yang ditimbulkan munculnya bercak kecil berwarna kuning pada tepi daun, bercak kuning pada lesi akan menjadi lebih besar dan berkembang menjadi bercak coklat kering dengan lingkaran halo kuning yang agak sempit. Xap dapat menyebabkan kehilangan hasil berkisar 10 dan 40% sehingga diperlukannya pengendalian untuk mengurangi kerusakan hasil. Penggunaan teh kompos merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mengantisipasi penggunaan bakterisida yang berlebih dan rendahnya produksi buncis akibat Xap. Teh kompos yang digunakan yaitu teh kompos aerobik (Aerobic Compost Tea / ACT) dan teh kompos anaerobik (Nonaerobic Compost Tea / NCT) yang berasal dari pupuk kascing dan dicampur dengan ampas teh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan populasi dan jenis mikroba pada teh kompos ACT dan NCT dan untuk mengetahui pengaruh teh kompos ACT dan NCT dalam menekan perkembangan penyakit hawar daun (Xap) pada tanaman buncis. Penelitian dimulai pada tanggal 20 Juli 2020 sampai 11 Desember 2020 bertempat di Laboratorium Penyakit dan Green House Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 7 perlakuan yakni P0: kontrol, P1A: teh kompos ACT murni, P2A: teh kompos ACT 10-1 , P3A: teh kompos ACT 10-2 , P1N: teh kompos NCT murni, P2N: teh kompos NCT 10-2 , dan P3N: teh kompos NCT 10-3 . Metode penelitian yang dilakukan meliputi isolasi dan karakteristik Xap, uji gram, uji hipersensitif daun tembakau, uji hidrolisis pati, uji patogenisitas, pembuatan teh kompos, percobaan rumah kaca (persiapan media tanam, penanaman, perawatan), penghitungan dan identifikasi mikroba pada teh kompos, serta uji pengaruh teh kompos pada tanaman buncis. Variabel yang diamati meliputi pH, jumlah dan jenis mikroba pada teh kompos, masa inkubasi, insidensi penyakit, keparahan penyakit, dan laju infeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada teh kompos ACT mengandung lebih banyak mikroba dibandingkan teh kompos NCT. Bakteri yang ditemukan berasal dari jenis yang sama sedangkan jamur yang ditemukan berasal dari jamur Aspergillus spesies Aspergillus flavus, Aspergillus sp., dan Aspergillus niger. Perlakuan teh kompos ACT dan NCT mampu menekan perkembangan penyakit hawar daun (Xap) pada tanaman buncis dengan perlakuan terbaik pada perlakuan teh kompos ACT pada pengenceran 10-1 yang mampu memperpanjang masa inkubasi pada 5 HSI, insidensi penyakit menunjukkan 19.12%, keparahan penyakit menunjukkan 9.95%, dan laju infeksi penyakit menunjukkan 0.034 unit/hari.en_US
dc.description.sponsorshipDr. Suhartinigsih Dwi N., S.P., M.Sc ; Dosen Pembimbingen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectTeh Komposen_US
dc.subjectMenekan Perkembangaen_US
dc.subjectPenyakit Hawar Daunen_US
dc.subject(Xanthomonas Axonopodis PV. Phaseoli)en_US
dc.subjectTanaman Buncisen_US
dc.titleEfektivitas Teh Kompos dalam Menekan Perkembangan Penyakit Hawar Daun (Xanthomonas Axonopodis PV. Phaseoli) Tanaman Buncisen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record