Now showing items 1-7 of 7

      Subject
      Kawasan desa panduman kecamatan jelbuk kabupaten jember adalah salah satu Lumbung Desa Modern LDM penghasil Palawija, sepertiga bagian kawasan tersebut ditanami kedelai, namun produksi kedelai pertahun semakin menurun dikarenakan sistem menanam kedelai sebagai tanaman tumpang gilir masih menggunakan cara-cara tradisional dalam menanam kedelai yaitu dengan menabur dan membuat tugalan dengan memakai kayu. sehingga membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang relative besar untuk ongkos buruh sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman bagi petani atau buruh tanan. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktifitas dan kapasitas serta memudahkan operasi penanaman kedelai dengan alat penanam yang efektif dan efisien, maka dilakukan usaha-usaha rekayasa teknologi dalam bidang pertanian dengan membuat alat penanam kedelai sistem injeksi yang dijalankan dengan menggunakan motor DC. [1]
      Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dalam skema Iptek bagi Masyarakat (IbM) dengan Judul Teknologi Tepat Guna Untuk Memanfaatkan Limbah Kulit Biji Kopi Menjadi Sumber Energi Alternatif Bagi Masyarakat Desa Mulyorejo Kecamatan Silo Jember, telah berhasil dilaksanakan. Desa Mulyorejo berupa pegunungan dengan ketinggian ± 500 m dpl. Penduduk umumnya petani pemilik dan penggarap kebun kopi rakyat. Kecamatan Silo memiliki area tanaman kopi terluas di Kabupaten Jember mencapai 2.192,23 ha. Hingga saat ini, tiga dari lima dusun di Desa Mulyorejo belum memiliki listrik. Kondisi alam yang berbukit dan tidak mudah dicapai dengan kendaraan bermotor menyebabkan desa ini relatif terbelakang. Untuk memasak penduduk menggunakan kayu bakar dengan tungku tradisional yang kurang efisien. Dengan pertambahan penduduk maka kebutuhan kayu bakar akan meningkat sehingga dikhawatirkan penduduk akan menjarah hutan untuk mengambil kayu secara ilegal. Disisi lain banyak potensi sumber daya alam yang terbuang di desa tersebut., Salah satunya adalah limbah kulit biji kopi. Kulit biji kopi yang melimpah pada musim panen dapat digunakan sebagai bahan baku briket arang. Melalui kegiatan pengambdian kepada Masyarakat ini, teknologi pembuatan briket arang ditransferkan dengan pelatihan dan pendampingan. Kegiatan diawali dengan konsolidasi dan pendekatan pada tokoh masyarakat. Sosiologi dan Psikologi masyarakat desa telah dipelajari untuk memudahkan pelaksanaan seluruh kegiatan. Kemudian ditentukan khalayak sasaran utama kegiatan. Selanjutnya dilakukan pelatihan menggunakan pendekatan teori dan praktek. Penjelasan teori didukung oleh buku penuntun sederhana yang disusun oleh team. Buku penuntun lebih banyak berisi gambar dibanding tulisan, sehingga mudah digunakan oleh masyarakat desa. Pelatihan praktek melibatkan masyarakat secara langsung mencoba membuat briket. Secara periodik juga dilakukan pendampingan untuk melihat perkembangan pembuatan briket arang di masyarakat. Secara umum kegiatan berlangsung lancar sekalipun ada beberapa kendala yang dapat diatasi. Penerimaan masyarakat cukup bagus, antusiasme tinggi dan mereka dapat membuat briket arang sendiri. Diharapkan teknologi pembuatan briket arang ini dapat terus menyebar di masyarakat Desa Mulyorejo dan desa lain di sekitarnya [1]
      Kegiatan pengabdian masyarakat progran IbM dilaksanakan dengan dua mitra yaitu pengusaha jamur tiram UD. JJS dan SMA N 4 Jember. Produksi jamur tiram di UD. JJS agak rendah, berfluktuatif. Produk olahan yang dihasilkan hanya krispi dan kualitasnya masih kurang baik. Usaha jamur tiram di SMAN 4 Jember, akan direncanakan menjadi pelajaran Prakarya dalam kurikulum 2013 yang akan dikembangkan menjadi unit usaha kecil di sekolah tersebut. Mitra masih belum mengetahui teknologi penganekaragaman produk olahan jamur tiram, kurang memahami tentang manajemen produksi dan pemasaran serta analisis ekonomi. Jamur tiram dapat dibuat menjadi berbagai macam produk olahan seperti bakso, nugget, abon dan krispi. Produk olahan ini sangat digemari oleh berbagai lapisan masyarakat, anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Pembuatan mudah dan memerlukan peralatan yang umumnya ada di rumah tangga. Oleh karena itu diperlukan program kegiatan masyarakat yang meliputi pelatihan dan pendampingan pengaturan periode pembudidayaan produksi jamur tiram, alih teknologi dan pelatihan penganekaragaman produk olahan jamur tiram, serta analisis ekonomi, pendampingan pengemasan dan pelabelan serta pendampingan pengurusan ijin SPP-IRT; rancang bangun dan pengadaan spinner. Berdasarkan pelatihan yang sudah dilakukan, peserta sudah dapat membuat produk olehan jamur tiram yaitu bakso, nugget, abon dan krispi, dengan sifat fisik dan sensoris baik. Berdasarkan analisis ekonomi, maka tingkat kelayakan usaha yang tinggi adalah pembuatan bakso dan nugget diikuti krispi dan abon. Pengaturan produksi jamur tiram agar tidak fluktuatif perlu dilakukan secara bertahap. [1]
      Kegiatan program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) telah dilakukan di U.D “Sapi Perah” di Desa Kemuning Lor Kec. Arjasa dan U.D Jamur Merang “Barokah” di Desa Kaliputih Kec. Rambipuji Kab. Jember mulai bulan Juni sampai dengan Desember 2013. Tujuan dari kegiatan IbM ini adalah untuk mengembangkan potensi energi terbarukan melalui alih teknologi pengolahan limbah ternak dan limbah media jamur merang menjadi biogas dan pupuk organik [1]
      Kegiatan program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) telah dilakukan di U.D “Sapi Perah” di Desa Kemuning Lor Kec. Arjasa dan U.D Jamur Merang “Barokah” di Desa Kaliputih Kec. Rambipuji Kab. Jember mulai bulan Juni sampai dengan Desember 2013. Tujuan dari kegiatan IbM ini adalah untuk mengembangkan potensi energi terbarukan melalui alih teknologi pengolahan limbah ternak dan limbah media jamur merang menjadi biogas dan pupuk organik Metode kegiatan IbM dilakukan melalui tahapan persiapan, pelaksanaan kegiatan di lapangan seperti pembuatan sistem pencerna anaerob, pengolahan kompos melalui teknologi fermentasi menggunakan mikrobia, percontohan dan praktek. Penentuan tingkat keberhasilan dengan mengevaluasi beberapa komponen tahapan kegiatan meliputi evaluasi terhadap kesesuian Alat, evaluasi terhadap tanggapan keberadaan alat dan evaluasi percontohan dan praktek. Hasil pelaksanaan kegiatan dapat disimpulkan bahwa (1) Reaktor biogas yang telah dibuat mampu mengubah kotoran ternak menjadi biogas, (2) Aplikasi teknologi mikroba melalui pemanfaatan EM4, mampu mendegradasi (menguraikan) limbah media jamur merang menjadi pupuk organik, dan (3) Tanggapan masyarakat sangat baik terhadap keberadaan alat dan inovasi teknologi yang diterapkan, bahkan ada beberapa kelompok masyarakat yang ingin membuat sistem biogas dan pupuk organik di lingkungan mereka. (Universitas Jember, Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Ipteks Bagi Masyarakat dibiayai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor : 023/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/V/2013, tanggal 13 Mei 2013) [1]
      Keripik singkong aneka rasa, standarisasi mutu produksi dan pengengembangan pasar [1]
      Kesehatan gigi dan mulut, lansia, kartu status, DHE [1]