Show simple item record

dc.contributor.advisorPRIMASARI, Mahardika
dc.contributor.authorFAIRLY, Gandis Permatasari Purniawan
dc.date.accessioned2019-11-03T07:04:32Z
dc.date.available2019-11-03T07:04:32Z
dc.date.issued2018-08-15
dc.identifier.nimNIM152303101132
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/93823
dc.description.abstractSkizofrenia yaitu jiwa yang terpecah bela, adanya keretakan atau dishharmoni antara proses berpikir, perasaan dan perbuatan. Skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejal gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran fungsi, sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri. Isolasi sosial sendiri adalah salah satu gejala negatif pada skizofrenia digunakan oleh klien untuk menghindar dari orang lain agar pengalaman yang tidak menyenangkan dalam berhubungan dengan orang lain tidak terulang lagi. Pathopsikologi pada klien isolasi sosial adalah disebabkan karena klien menilai dirinya rendah, sehingga perasaan malu timbul saat akan berinteraksi dengan orang lain. Apabila tidak dilakukan intervensi lebih lanjut akan menyebabkan perubahan persepsi sensori :halusinasi dan resiko mencederai diri, orang lain, bahkan lingkungan sehiingga dapat menurunkan produktifitas individu dan menjadikan beban bagi keluarga ataupun masyarakat (Wiyati, Dyah, & Widayanti, 2010) Metode yang digunakan pada penyusunan tugas akhir ini adalah metode laporan kasus. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan Keluarga pada Tn. D dan Tn. A dengan masalah keperawatan ketidakmampuan keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial di Puskesmas Rogotrunan. Pengumpulan data dilakukan terhadap dua orang pasien Skizofrenia yang memenuhi kriteria partisipan. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara pada keluarga guna mendapatkan informasi yang terdapat pada pengkajian umum sedangkan pada klien wawancaradilakukan dengan fokus pada perilaku isolasi sosial. Observasi pada pasien yang dilakukan meliputi perilaku isolasi klien, kemampuan berinteraksi dengan orang yang terdekat, ekspresi wajah, kontak mata, spontannitas,dan tindakan merawat diri. Dan pada studi dokumentasi dilakukan secara sistematis mulai dari kepala hingga kaki, baik inspeksi, perkusi, papasi, auskultasi. Intervensi yang diberikan pada klien 1 dan 2 adalah memberikan edukasi cara mengatasi isolasi sosial. Hasil yang didapatkan penulis, pada klien 1 dan 2 setelah melakukan Intervensi hingga evaluasi tersebut adalah klien mau berkenalan dengan orang lain setelah perawatan hari ke-3 untuk kedua pasien. Ini terjadi karena kedua pasien masing-masing dapat mengikuti perintah perawat yang di sarankan. Dari hasil tersebut diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar hasil penelitian memuaskan, untuk intervensi pada diagnosa keperawatan prioritas dapat ditambahkan dengan menambahkan waktu dalam mengajari dan melatih pasien untuk berkenalan dengan orang lain, dan meminum obat secara rutin. sehingga pencapaian tujuan menjadi lebih optimal lagi. Bagi keluarga pasien dapat memberikan pujian bagi pasien dan memberikan obat secara teratur dan rutin. Bagi perawat, diharapkan perawat dapat mengaplikasikan tindakan keperawatan yaitu dengan mengajarkan strategi pelaksanaan tindakan keerawatan isolasi sosial untuk meminimlisir perilaku isolasi sosial yang terjadi pada pasien, khsususnya pada pasien penyakit skizofrenia dengan masalah keperawatan ketidakmampuan keluarga dalam merawat klien dengan isolasi sosial.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries152303101132;
dc.subjectSkizofreniaen_US
dc.subjectJwa yang terpecah belaen_US
dc.subjectDishharmoni antara proses berpikiren_US
dc.subjectPerasaan dan perbuatanen_US
dc.titleAsuhan Keperawatan Keluarga NY.W Dan TN.S Yang Anggota Keluarganya Mengalami Skizofrenia Dengan Masalah Keperawatan Isolasi Sosial Di Wilayah Puskesmas Rogotrunan Lumajang Tahun 2018en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record