Show simple item record

dc.contributor.advisorSULISTYORINI, Lantin
dc.contributor.advisorKURNIAWATI, Dini
dc.contributor.authorRAHAYU, Oktalia Rahmawati
dc.date.accessioned2019-10-07T05:39:12Z
dc.date.available2019-10-07T05:39:12Z
dc.date.issued2019-10-02
dc.identifier.nim152310101003
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/93137
dc.description.abstractPermasalahan anak dengan kejang demam dapat menimbulkan dampak yang signifikan pada anak usia dini. Salah satunya akibat dari peningkatan suhu yang secara signifikan sebanyak 38oC-40oC yang akan berdampak pada peningkatan aktifitas otak anak usia dini yang masih belum matang daripada anak pada usia di atas 5 tahun. Adanya peningkatan demam yang tinggi pada anak dengan usia di bawah 5 tahun, akan mengakibatkan dampak buruk seperti hipoksia tinggi,peningkatan permeabilitas kapiler, edema otak yang meyebabkan keruasakan pada sel neuron. Masalah keperawatan yang dibedakan menjadi beberapa macam seperti masalah keperawatan menurut Nanda (2017) yaitu masalah keperawatan aktual, resiko atau potensial, dan promosi kesehatan. Pada anak dengan kejang demam masalah utama keperawatan yaitu Hipertermi yang paling sering terjadi pada anak dengan kejang demam. Masalah keperawatan yang terjadi seperti hipertemi yang menyebabkan peningkatan suhu yang lebih dari 38oC yang dapat mengakibatkan anak mengalami dehidrasi dan keruskan sel saraf dan neuron Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran masalah keperawatan anak dengan kejang demam di Rumah Sakit Perekbunan Wilayah Keresidenan Besuki . Desain penelitian ini yaitu deskriptive dengan pendekatan retroprektive dan teknik pengambilan sampel total sampling dengan 161 responden. Data diperoleh dengan menggunakan data rekam medis pasien dari Januari 2017-Disember 2018. Analisis data menggunakan uji SPSS. Hasil dari penelitian ini menunjukan usia atau responden yang sering terkena kejang demam yaitu kisaran dari umur 12 bulan sebanyak 44 pasien anak dan umur 24 bulan sebanyak 56 pasien anak.. Mayoritas jenis kelamin yang lebih xi dominan sering terkena kejang demam yaitu pasien anak dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 93 pasien anak. Riwayat kejang demam berulang pada anak dengan kejang demam didapatkan banyak anak yang mengalami kejang pertama yang terkena kejang demam dengan tidak adanya kejang demam berulang sebanyak 84 pasien anak, sedangkan pasien yang masuk dengan kejang demam berulang sebanyak 77 pasien anak. Gambaran masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan kejang demam menurut literature yaitu Hipertermi, juga memiliki angka tinggi atau menjadi masalah keperawatan yang sering muncul pada anak dengan kejang demam sebanyak 147 kasus anak yang memiliki masalah keperawatan hipertermi. Namun pada anak dengan kejang demam juga terdapat masalah keperawatan yang lebih dari satu masalah yang muncul pada anak dengan kejang demam . Penentuan dalam kelengkapan masalah keperawatan anak dengan kejang demam juga harus diperlukan untuk merencanakan intervensi agar masalah keperawatan anak dengan kejang demam dapat teratasi. Pada penelitian ini juga melihat adanya kelengkapan dalam menentukan batasan karakteristik serta data subjektif dan objektif masalah keperawatan oleh perawat pada anak dengan kejang demam, sebanyak 72 kasus anak dengan kejang demam perawat masih belum lengkap dalam mengisi data mengenai penentuan masalah keperawatan pada anak dengan kejang demam. Pemicu adanya hipertermi pada anak dengan kejang demam sering terjadi akibat peningatan laju metabolisme sebanyak 42 pasien anak dengan kasus kejang demam, 27 pasien anak dengan kejang demam yang disebabkan oleh konvulsi, dan 20 pasien anak dengan kejang demam akibat dari penyakit infeksi. Hal tersebut menjelaskan bahwa masalah aktual atau diagnosa aktual yang sering terjadi pada anak dengan kejang demam yang memiliki angka kejadian masalah keperawatan tertinggi sebanyak 157 pasien anak kejang demam. Hasil tersebut didapatkan bahwa permasalah utama pada anak dengan kejang demam yaitu Hipertermi. Hipertermi yang merupakan masalah aktual pada anak dengan kejang demam yang diakibatkan oleh peningkatan suhu dapat menyebabkan masalah yang harus diutamakan dalam perawatan anak dengan kejang demam. Namun selain hipertermi masalah keperawatan lainnya yang terjadi pada anak dengan kejang demam antara lain seperti ketidakefektifan bersihan jalan nafas, ketidakefektifan pola nafas. Adanya informasimuncul masalah keperawatan lainnya juga seperti ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral, ketidakefektifan perfusi jaringan otak, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan masalah resiko seperti resiko trauma, dan resiko jatuh. Literature buku yang menyebutkan adanya masalah keperawatan pada anak dengan kejang demam seperti Resiko keterlambatan perkembangan anak jarang sekali diangkat dan tidak tercantum pada lembar observasi pada data rekam medik yang menyebabkan masalah keperawatan tersbut tidak muncul saat dilakukan penelitian.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectMasalah keperawatanen_US
dc.subjectKeperawatan anaken_US
dc.subjectKejang demamen_US
dc.titleGambaran Masalah Keperawatan Pada Anak Dengan Kejang Demam Di Rumah Sakit Perkebunan Wilayah Keresidenan Besukien_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record