Show simple item record

dc.contributor.advisorYUSWADI, Hary
dc.contributor.advisorSunarko, Bagus Sigit
dc.contributor.authorSUNDARI, Asri
dc.date.accessioned2019-08-21T08:18:32Z
dc.date.available2019-08-21T08:18:32Z
dc.date.issued2019-08-21
dc.identifier.nimNIM130930101007
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92030
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses konstruksi sosial gaya kepemimpinan kontingensi pada kepemimpinan kepala sekolah dengan mengkombinasikan bentuk kearifan lokal gaya kepemimpinan Jawa Hastabrata. Lokasi penelitian ini di sekolah menengah di Kabupaten Jember antara lain SMAN 1 Pakusari, SMAN 2 Jember, SMKN 4 Jember, SMAN Ambulu, SMAN Sukowono, SMPN Kencong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, subyek penelitian ditentukan secara purposive. Peneliti menetapkan sumber informasi kunci (Key Informan) yaitu kepala sekolah serta sumber informasi penunjang (supportive informan) yang terdiri dari guru, siswa, karyawan, wali murid. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan bahwa gaya kepemimpinan kontingensi yang diterapkan oleh kepala sekolah telah berhasil dikonstruksi dengan bentuk kearifan lokal gaya kepemimpinan Jawa Hastabrata yang tersimbol pada watak bumi, angin, air, bulan, tanah, api, rembulan, matahari melalui 3 tahapan yakni Internalisasi, Obyektifikasi, Eksternalisasi terbukti menghasilkan kinerja yang efektif. Oleh karena itu bentuk konstruksi sosial kepemimpinan kontingensi dengan bentuk kearifan lokal kepemimpinan Jawa Hastabrata dapat diaplikasikan terkait pengelolaan sumber daya manusia yakni hubungan atasan dan bawahan, internal, eksternal karena kepala sekolah bertindak sebagai leader. Kepemimpinan modern dituntut untuk menguasai iptek, iman, agama, emosional. Pemimpin dengan bawahan aplikasinya bagaimana pemimpin bisa dipercaya dan disukai oleh bawahan. Bagaimana kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin dan sejauh mana penerapan kekuatan dan kekuasaan sebagai pemimpin dalam memberikan sanksi dan sebaliknya memberikan penghargaan. Berdasarkan temuan penelitian ini maka peneliti memberikan beberapa rekomendasi agar dapat dijadikan bahan pertimbangan baik secara akademis maupun empiris bahwa kepala sekolah dalam hal ini Dinas Pendidikan diharapkan mampu mengembangkan konsep kearifan lokal dalam melandasi kepemimpinan pendidikan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan formulasi dan pengembangan bahwa gaya kepemimpinan Jawa mampu mewujudkan kinerja kepemimpinan pendidikan yang optimal, memberikan nilai tambah pada kemajuan organisasi, nilai positif, pengaruh positif pada satuan kerja lain di lingkungan organisasi, menciptakan hubungan kinerja antara atasan dan bawahan secara harmonisasi sosial.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries130930101007;
dc.subjectKearifan lokalen_US
dc.subjectHastabrataen_US
dc.subjectKepala Sekolahen_US
dc.subjectKepemimpinanen_US
dc.subjectKontingensien_US
dc.titleKEARIFAN LOKAL DALAM INSTITUSI PUBLIK (STUDI GAYA KEPEMIMPINAN HASTABRATA PADA SEKOLAH MENENGAH DI KABUPATEN JEMBER)en_US
dc.typeDissertationen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record