Show simple item record

dc.contributor.advisorWantiyah
dc.contributor.advisorSiswoyo
dc.contributor.authorRiyanti, Sheila Paramitha
dc.date.accessioned2019-08-19T03:36:56Z
dc.date.available2019-08-19T03:36:56Z
dc.date.issued2019-08-19
dc.identifier.nim152310101251
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91912
dc.description.abstractPerawatan intensif merupakan perawatan di rumah sakit yang memiliki tujuan dalam merawat pasien dengan kondisi kegawatan mengancam nyawa akibat penyakit, trauma, ataupun pembedahan. Situasi yang berbeda antara kehidupan sehari-hari dan lingkungan perawatan intensif harus dihadapi oleh keluarga, terlebih lagi petugas kesehatan berfokus pada perawatan medis pasien, membuat keluarga mengalami stress, depresi, dan kecemasan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan persepsi keluarga tentang perawatan di ruang intensif dengan kecemasan pada keluarga pasien di ruang intensif RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso. Desain penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan cara purposive sampling dengan sampel berjumlah 84 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner persepsi tentang perawatan di ruang intensif dan kuesioner kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Analisa data menggunakan uji Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi keluarga mengenai perawatan di ruang itensif memiliki nilai rata-rata 47,96 (±2,889) yang berarti keluarga memiliki persepsi yang baik mengenai perawatan di ruang intensif yang berjumlah 70 (83,3%) responden. Nilai rata-rata kecemasan yang dialami oleh keluarga pasien adalah 17,02 (±5,569). Sebanyak 34 (40,5%) responden memiliki cemas ringan, 27 (32,1%) tidak cemas, 17 (20,2%) cemas sedang, dan 6 (7,1%) responden mengalami cemas berat. Hasil uji statistik menggunakan Pearson didapatkan p value = 0,001 yang berarti Ha gagal ditolak sehingga dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi keluarga tentang perawatan intensif dengan kecemasan yang dialami keluarga. Kekuatan korelasi dengan nilai 0,3 yang berarti kekuatan korelasi lemah dengan arah korelasi - (negatif) yaitu berlawanan arah, semakin tinggi nilai persepsi maka semakin rendah kecemasan yang dimiliki oleh keluarga pasien. Kecemasan dapat terjadi apabila individu terlalu berlebihan dalam memandang atau mempersepsikan keadaan sakit dan layanan keperawatan yang diperoleh selama di rumah sakit, sehingga akan mudah mengalami kecemasan. Apabila individu mempersepsikan layanan tersebut sebagai sesuatu yang kurang menyenangkan, sehingga membuat rasa tidak nyaman maka akan memunculkan kecemasan. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara persepsi keluarga tentang perawatan intensif dengan kecemasan yang dialami. Persepsi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan, oleh karena itu tenaga kesehatan tidak hanya memperhatikan pasien tetapi juga memberikan dukungan sosial kepada anggota keluarganya mengingat situasi yang berbeda antara kehidupan sehari-hari dan lingkungan perawatan intensif harus dihadapi oleh keluarga, terlebih lagi petugas kesehatan berfokus pada perawatan medis pasien, membuat keluarga mengalami stress, depresi, dan kecemasan yang tinggi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectRuang Intensifen_US
dc.subjectPerawatanen_US
dc.subjectKeluarga Pasienen_US
dc.titleHubungan Persepsi Keluarga Tentang Perawatan Di Ruang Intensif Dengan Kecemasan Pada Keluarga Pasien Di Ruang Intensif RSU Dr. H. Koesnadi Bondowosoen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record