Show simple item record

dc.contributor.advisorTRIATMOKO, Bawon
dc.contributor.advisorDIANASARI, Dewi
dc.contributor.authorNILAMSARI, Hanum Qori Arifta
dc.date.accessioned2019-04-18T08:32:28Z
dc.date.available2019-04-18T08:32:28Z
dc.date.issued2019-04-18
dc.identifier.nim142210101080
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90541
dc.description.abstractPenyakit gigi dan mulut banyak diderita masyarakat di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013 menunjukkan prevalensi penderita penyakit gigi di Indonesia meningkat dari tahun 2008 sebesar 2,5 % menjadi 25,9 %. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan gigi dan mulut, dapat menyebabkan penyakit gigi dan mulut. Salah satunya adalah penyakit gigi periodontal pada jaringan penyangga dan karies gigi. Penyakit gigi periodontal disebabkan oleh bakteri Porphyromonas gingivalis. Pengembangan pengobatan periodontal masih banyak menggunakan obat kumur antiseptik. Namun, obat kumur antiseptik memiliki efek samping jika digunakan pada jangka panjang Oleh karena itu untuk meminimalisir adanya efek samping tersebut, dapat digunakan bahan alam yaitu minyak atsiri .Minyak atsiri dapat diformulasi menjadi bentuk nanoemulsi yang ukuran partikelnya lebih kecil sehingga dapat berpotensi meningkatkan distribusi agen antimikroba. Pada penelitian ini dilakukan uji antibakteri nanoemulsi minyak atsiri biji ketumbar terhadap bakteri P.gingivalis dengan menggunakan metode mikrodilusi. Pada uji antibakteri digunakan 7 seri konsentrasi minyak atsiri biji ketumbar yaitu 400 μg/mL; 200 μg/mL; 100 μg/mL; 50 μg/mL; 25 μg/mL; 12,5 μg/mL dan 6,25 μg/mL dengan tiga kali replikasi. Uji mikrodilusi digunakan untuk mengetahui nilai IC50 minyak atsiri biji ketumbar dan nanoemulsi minyak atsiri biji ketumbar. Larutan uji yang telah dimasukkan ke dalam microplate polystyrene 96 wells diinkubasi selama 18-24 jam selanjutnya diukur dengan microplate reader pada panjang gelombang 595 nm. Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah gentamisin. Berdasarkan hasil pengujian nilai IC50 gentamisin sebesar 4,499±1,641 μg/mL. Nilai IC50 minyak atsiri biji ketumbar dan nanoemulsi minyak atsiri biji ketumbar dalam menghambat pertumbuhan bakteri berturut-turut sebesar 53,293±7,045 μg/mL ; 37,618±3,360 μg/mL. Nilai IC50 minyak atsiri biji ketumbar dan nanoemulsinya didapatkan nilai dibawah 100 μg/ml yang menunjukkan bahwa minyak atsiri biji ketumbar berpotensi sebagai antibakteri terhadap bakteri P.gingivalis dan aktivitas antibakterinya lebih baik dalam bentuk nanoemulsinya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectUji Antibakterien_US
dc.subjectNanoemulsien_US
dc.subjectminyak atsirien_US
dc.subjectBiji ketumbaren_US
dc.subjectPorphyromonas gingivalisen_US
dc.subjectCoriandrum Sativum Len_US
dc.titleUji Aktivitas Antibakteri Nanoemulsi Minyak Atsiri Biji Ketumbar (Coriandrum Sativum L.) dan Nanoemulsinya terhadap Bakteri Porphyromonas gingivalisen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record