Show simple item record

dc.contributor.advisorWulandari, Lestyo
dc.contributor.advisorNugraha, Ari Satia
dc.contributor.authorSiswanti, Raden Ajeng Yashinta Nirmala
dc.date.accessioned2019-04-11T02:37:16Z
dc.date.available2019-04-11T02:37:16Z
dc.date.issued2019-04-11
dc.identifier.nim142210101113
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90369
dc.description.abstractSirsak merupakan salah satu spesies yang penting dalam famili Annonaceae. Daun sirsak terbukti memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dibanding dua spesies lain dalam famili Annnonaceae. Daun sirsak telah banyak digunakan secara tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan di hampir seluruh belahan dunia. Kandungan fitokimia paling tinggi pada daun sirsak adalah senyawa fenolik yang berhubungan kuat dan berbanding lurus dengan aktivitas antioksidannya, oleh karena itu perlu dilakukan penentuan kandungan fenolik total pada daun sirsak. Kandungan fitokimia dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti varietas dan ketinggian tempat tumbuh. Di Indonesia terdapat dua varietas sirsak yaitu varietas lokal dan varietas ratu, dan varietas lokal terbukti memiliki kandungan fenolik total paling tinggi. Penelitian untuk membedakan kandungan fenolik total daun sirsak yang hidup di tempat dengan perbedaan ketinggian belum pernah dilakukan, sedangkan di Indonesia kontur daratannya tidak rata yaitu terbagi atas dataran rendah, sedang, dan tinggi. Penentuan kandungan fenolik total pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daun sirsak varietas lokal yang tumbuh di ketinggian mana yang lebih berpotensi sebagai sumber senyawa fenolik. Setelah diketahui wilayah ketinggian mana yang lebih berpotensi, maka dilakukan penentuan model klasifikasi. Sampel yang digunakan adalah serbuk daun sirsak varietas lokal di Kabupaten Bangkalan (dataran rendah), Kabupaten Jember (dataran sedang), dan Kabupaten Batu (dataran tinggi). Spektroskopi NIR merupakan metode yang dapat digunakan untuk membedakan daun sirsak berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya dan menetapkan kandungan senyawa fenolik. Data spektrum dari spektroskopi NIR sangat rumit dan tumpang tindih sehingga digunakan kemometrika secara kualitatif (LDA, SVM dan SIMCA) untuk membentuk model klasifikasi daun sirsak berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya dan secara kuantitatif (PLS, PCR dan SVR) untuk mengetahui kandungan fenolik total daun sirsak yang tumbuh di ketinggian yang berbeda. Model kemometrika (klasifikasi dan kalibrasi) yang telah terpilih divalidasi menggunakan metode validasi silang yaitu Leave One Out Cross Validation (LOOCV) dan Two Fold Cross Validation (2FCV). Hasil kandungan senyawa fenolik total serbuk daun sirsak varietas lokal dari metode pembanding yaitu kolorimetri (menggunakan spektrofotometer UVVis) menunjukkan bahwa kandungan fenolik total sampel di Kabupaten Jember adalah yang paling tinggi dengan rata-rata kandungan fenolik total sebesar 5,72% b/b GAE, sedangkan rata-rata kandungan fenolik total serbuk daun sirsak di Kabupaten Bangkalan hanya sebesar 2,95% b/b GAE dan di Batu hanya sebesar 1,78% b/b GAE.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectSerbuk Daun Sirsaken_US
dc.subjectKandungan Fenoliken_US
dc.titlePenentuan Model Klasifikasi Dan Kandungan Fenolik Total Serbuk Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Varietas Lokal Di Bangkalan, Jember Dan Batu Menggunakan Spektroskopi Nir Dan Kemometrikaen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record