Show simple item record

dc.contributor.advisorSYAFRIADI, Mei
dc.contributor.advisorROBIN, Dwi Merry Ch
dc.contributor.authorALKAFF, Muhammad Nadhir
dc.date.accessioned2018-12-27T02:17:35Z
dc.date.available2018-12-27T02:17:35Z
dc.date.issued2018-12-27
dc.identifier.nim141610101064
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/89222
dc.description.abstractDiabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolik dengan karakteristik kenaikan kadar glukosa darah (KGD) atau hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun kedua-duanya. Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumya tidak mengidap diabetes disebut dengan diabetes gestational. Hiperglikemia diabetik dapat mempercepat pembentukan reactive oxygen species (ROS) dan akan menyebabkan kerusakan oksidatif yang mampu merusak lipid seluler, protein maupun DNA, dan menghambat fungsi normal sel. Pada keadaan hiperglikemia diabetik juga akan terjadi peningkatan growth hormone (GH) dan akan terjadi penurunan kadar insulin-like growth factor 1 (IGF-1) dalam sirkulasi. Turunnya kadar IGF-1 dalam sistem sirkulasi akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan berbagai organ salah satunya gigi, karena IGF-1 memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan hidup sel, sintesis protein, proliferasi sel, mengurangi stres oksidatif, dan mencegah kematian sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hiperglikemia induk tikus bunting diabetik terhadap berat badan dan tumbuh kembang benih gigi anak tikus (postnatal hari ke-1) yang meliputi fase tumbuh kembang, pembentukan matriks jaringan keras gigi, dan ekspresi IGF-1 pada IEE dan dental papila.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan the post-test only control group. Anak tikus wistar (post natal hari ke-1) jenis Rattus norvegicus yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 10 ekor anak tikus yang berasal dari induk tikus yang berbeda dan diambil secara simple random sampling. Penelitian ini menggunakan induk tikus dengan berat badan 150-250 gram, usia 2-3 bulan, kondisi bunting dengan usia bunting perkiraan 10 hari, kondisi fisik baik dan perilaku normal. Terdapat 2 kelompok yang digunakan pada penelitian ini, yaitu kelompok kontrol dan perlakuan dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampel anak tikus. Kelompok kontrol merupakan anak tikus yang berasal dari induk tikus yang tidak diberi perlakuan apapun dan kelompok perlakuan merupakan anak tikus yang berasal dari induk tikus yang diinduksi streptozotocin (STZ). KGD induk tikus diukur menggunakan glukometer pada saat sbelum induksi STZ, hari ke-1 setelah induksi STZ, dan setiap 2 hari hingga postnatal hari ke-1. Dosis STZ yang digunakan pada penelitian ini sebesara 40 mg/kg BB dan diinjeksikan secara intraperitoneal. Induk tikus dengan KGD ≥ 200 mg/dl dikategorikan sebagai induk tikus DM. Berat badan anak tikus ditimbang sebelum dilakukan euthanasia pada postnatal hari ke-1. Rahang atas (maksila) kanan anak tikus diambil untuk dilakukan pengamatan histologis pada benih gigi M1 dengan pewarnaan HE dan imunohistokimia menggunakan antibodi IGF-1. Hasil penelitian menunjukkan berat badan anak tikus yang berasal dari induk bunting dengan hiperglikemia lebih rendah (5 gr) dibandingkan anak tikus yang lahir dari induk tikus dengan KGD normal (6 gr). Anak tikus yang dilahirkan dari induk tikus dengan hiperglikemia juga mengalami gangguan tumbuh kembang benih gigi meliputi keterlambatan fase tumbuh kembang dan pembentukan matriks jaringan keras gigi. Hasil penelitian juga menunjukkan ekspresi IGF-1 pada inner enamel epithelium (IEE) benih gigi anak tikus yang berasal dari induk dengan hiperglikemia lebih rendah (61,56%) dibandingkan anak tikus yang berasal dari induk tikus dengan KGD yang normal (87,90%), sedangkan pada dental papila ekspresi IGF-1 hampir sama pada anak tikus yang berasal dari induk dengan hiperglikemia (32,65%) dan anak tikus yang berasal dari induk dengan KGD normal (31,76%). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa anak tikus yang dilahirkan dari induk bunting dengan hiperglikemia memiliki berat badan dan tumbuh kembang benih gigi yang terganggu. Tumbuh kembang benih gigi yang terganggu pada anak tikus yang dilahirkan dari induk bunting dengan hiperglikemia meliputi fase tumbuh kembang dan pembentukan jaringan keras gigi yang mengalami keterlambatan, begitu juga dengan ekspresi IGF-1 yang rendah pada IEE benih gigi anak tikus.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKedokteran Gigien_US
dc.subjectHiperglikemiaen_US
dc.subjectPostnatalen_US
dc.subjectDiabetes Mellitusen_US
dc.titlePengaruh Hiperglikemia Induk Tikus Bunting Diabetik terhadap Berat Badan, Tumbuh Kembang dan Ekspresi Igf-1 Benih Gigi Postnatal Anak Tikusen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record