Show simple item record

dc.contributor.advisorHARTANTI, Ragil Ismi
dc.contributor.advisorELLYKE
dc.contributor.authorPRADANA, Viki Aditya
dc.date.accessioned2018-11-08T11:43:58Z
dc.date.available2018-11-08T11:43:58Z
dc.date.issued2018-11-08
dc.identifier.nimNIM122110101156
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87782
dc.description.abstractBerbagai aktivitas manusia sehari-hari dapat menimbulkan bahan-bahan sisa, yaitu sampah. Sampah hasil kegiatan manusia dapat berupa organik dan anorganik yang ditampung pada suatu kawasan yaitu Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). TPA memiliki berbagai macam kandungan gas yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah seperti metana, karbondioksida, dan hidrogen sulfida. Gas-gas ini apabila terhirup setiap hari oleh pemulung akan menyebabkan berbagai gangguan pernapasan. Pemulung adalah orang yang setiap hari bekerja di TPA untuk mengambil sampah. TPA Pakusari merupakan TPA terbesar di Kabupaten Jember. Pemulung yang bekerja di TPA Pakusari tidak melakukan upaya pembatasan dirinya terhadap paparan gas di TPA. Data dari Puskesmas Pakusari menyebutkan bahwa keluhan gangguan pernapasan merupakan penyakit terbanyak yang dialami masyarakat Pakusari. Hasil survei awal mendapatkan bahwa beberapa pemulung mengalami keluhan pernapasan seperti batuk dan sesak napas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di TPA Pakusari Kabupaten Jember, dimulai pada bulan April 2017 sampai Mei 2018. Responden dalam penelitian sebayak 56 pemulung yang bekerja di TPA Pakusari dari total populasi sebanyak 134 orang. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Lemeshow dengan pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data juga dilakukan dengan dokumentasi dan observasi. Analisis data penelitian yang digunakan adalah analisis univariat dengan cara tabulasi silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemulung berusia >50 tahun, sebagian besar adalah perempuan, memiliki masa kerja ≥ 21, tidak merokok, responden yang merokok menghabiskan 10-20 batang rokok per hari, memiliki status gizi normal, tidak melakukan upaya pembatasan diri terhadap paparan, dan beristirahat pada zona aktif. Sebagian besar pemulung memiliki keadaan paru normal sebanyak 36 orang. Pemulung yang berusia >50 tahun, berjenis kelamin laki-laki, masa kerja <5 tahun, merokok >20 batang per hari, status gizi kurang, dan beristirahat di zona aktif memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan fungsi paru. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti bagi Pemerintah Kabupaten Jember dapat memberikan upaya edukasi pentingnya membatasi diri dari paparan gas maupun debu-debu di tempat kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan parunya. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan manajemen yang aman bagi pemulung dalam bekerja seperti adanya regulasi penggunaan masker pada saat memulung dan memilah sampah. Bagi pemulung yang menjadi tenaga non PNS di bidang kebersihan (TPA) dihimbau untuk ikut serta program BPJS Kesehatan. Peneliti selanjutnya dapat meneliti kandungan udara atau faktor lingkungan lain seperti kandungan gas, debu, jamur, dan juga iklim (kelembaban dan suhu) dan riwayat penyakit yang diderita pemulung sebelum bekerja sebagai pemulung di TPA Pakusari yang dapat mempengaruhi gangguan fungsi paru.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries122110101156;
dc.subjectGangguan Fungsi Paruen_US
dc.subjectPemulung Yang Bekerjaen_US
dc.subjectPemrosesan Akhir (Tpa)en_US
dc.titleGambaran Gangguan Fungsi Paru Pada Pemulung Yang Bekerja Di Tempat Pemrosesan Akhir (Tpa) Pakusari Kabupaten Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record