Show simple item record

dc.contributor.advisorMISITO
dc.contributor.advisorSUPRIYADI
dc.contributor.authorMAKHAFIDZ, Muhammad Shofi
dc.date.accessioned2018-06-08T07:28:38Z
dc.date.available2018-06-08T07:28:38Z
dc.date.issued2018-06-08
dc.identifier.nimNIM121810201075
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85878
dc.description.abstractMadu merupakan cairan kental yang memiliki warna kuning kecoklatan dan rasa manis. Madu memiliki kandungan gula yang tinggi berupa fruktosa 38,19%, glukosa 31%, dan sukrosa 1,31%. Berdasarkan komposisi tersebut, fruktosa dan glukosa yang terdapat dalam madu memberikan kontribusi pada sifat optik aktif yang dimiliki oleh madu. Sifat optik aktif merupakan kemampuan suatu zat tertentu untuk memutar bidang cahaya terpolarisasi yang dapat diukur menggunakan polarimeter. Polarimeter merupakan perangkat untuk analisa yang didasari oleh pengukuran sudut putaran sinar monokromatis karena cahaya itu terpolarisasi linier oleh bahan yang bersifat optik aktif. Sifat optik aktif dari suatu bahan dapat diketahui dari besarnya sudut rotasi optik spesifik 𝛼. Peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui sifat optik yang terdapat pada madu. Dikarenakan sebagian besar komposisi penyusun madu adalah gula (glukosa dan sukrosa). Sehingga peneliti berusaha mencari bagaimana sifat optik aktif yang dimiliki oleh madu berdasakan sudut rotasi optik spesifik yang dihasilkan oleh madu. Penelitian dilakuakan dengan menggunakan perubahan konsentrasi yang bertujuan untuk mengetahui perubahan sudut putar bidang polarisasi 𝜃 dan sudut rotasi optik spesifik 𝛼 yang dihasilkan. Penelitian dilakukan menggunakan polarimeter yang terdiri dari laser HeNe, polariser, wadah sampel (dengan panjang 2 dm), dan analiser. Selain itu juga ditambahkan sebuah converter yang dibuat dalam bentuk rangkaian transimpedace amplifier dengan menggunakan IC lf357 dan foto dioda bpw 34. Converter tersebut digunakan untuk mengubah intensitas keluaran dari laser HeNe menjadi besaran tegangan. Nilai tegangan yang diperoleh akan digunakan untuk menghitung besarnya sudut putar bidang polarisasi 𝜃, sehingga dapat ditentukan besarnya sudut rotasi optik spesifik 𝛼. Setelah dilakukan penelitian diperoleh besarnya intensitas laser HeNe dalam bentuk tegangan dengan intensitas awal laser sebesar 1,43 volt. Penelitian dilakukan dengan menggunakan empat buah jenis madu yang terdiri dari madu A, madu B, madu C, dan madu D. Hasil penelitian yang diperoleh merupakan besarnya sudut putar bidang polarisasi yang berbanding lurus dengan konsentrasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya suatu pola linier pada grafik hubungan antara sudut putar bidang polarisasi dengan konsentrasi, dimana kelinieran yang diperoleh pada masing-masing jenis madu rata-rata diatas 90% mendekati linier. Dengan data paling linier terletak pada madu C dengan kelinieran mencapai 97,76% dan untuk kelinieran terendah terletak pada madu A yaitu sebesar 91,21%. Sedangkan untuk madu B dan madu D masing-masing sebesar 95,43% dan 93,07%. Selain itu, untuk sudut rotasi optik spesifik yang diperoleh pada masing-masing madu juga berbanding lurus dengan konsentrasi madu yang digunakan, dengan kelinieran data yang diperoleh rata-rata diatas 90% mendekati linier. Dengan data paling linier terletak pada madu C dengan kelinieran mencapai 97,21% dan untuk kelinieran terendah terletak pada madu A yaitu sebesar 92,42%. Sedangkan untuk madu B dan madu D masing-masing sebesar 96,11% dan 96,3%.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries121810201075;
dc.subjectROTASI OPTIKen_US
dc.subjectSPESIFIK BAHAN MADUen_US
dc.subjectPOLARIMETERen_US
dc.titlePENENTUAN SUDUT ROTASI OPTIK SPESIFIK BAHAN MADU MENGGUNAKAN POLARIMETERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record