Show simple item record

dc.contributor.advisorSunarko, Bagus Sigit
dc.contributor.advisorIqbal, Muhammad
dc.contributor.authorMaghfiroh, Ayu Farida Fithria
dc.date.accessioned2018-04-23T01:57:39Z
dc.date.available2018-04-23T01:57:39Z
dc.date.issued2018-04-23
dc.identifier.nim120910101086
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85530
dc.description.abstractNigeria merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di wilayah Afrika Barat. Sumber daya alam yang dimiliki Nigeria tergolong besar yakni berupa minyak yang terdapat di wilayah Nigeria Selatan. Sejak merdeka dari Inggris Nigeria banyak mengalami konflik internal. Salah satu faktor dari adanya konflik tersebut yaitu dikarenakan adanya pembagian wilayah berdasarkan etnis dan agama oleh penjajah. Nigeria dibagi dalam tiga kawasan besar yakni Nigeria Utara yang mayoritas dihuni oleh suku Hausa yang beragama muslim, Nigeria Selatan yang dihuni oleh suku yoruba yang beragama Nasrani dan Nigeria Timur yang dihuni suku Igbo. Konflik antar etnis terjadi dikarenakan besarnya kompetisi antar suku untuk mendapatkan kekuasaan sumberdaya alam dikarenakan pemerintah yang tidak mampu dalam distribusi, sehingga terjadilah ketimpangan ekonomi dan politik. Beberapa konflik yang dilatarbelakangi oleh kompetisi etnis adalah konflik jos dan perang biafra. Selain itu Nigeria juga seringkali mengalami kudeta karena seringkali kepemimpinan dalam pemerintahan dilaksankan dengan tidak demokratis. Konflik yang masih terjadi sampai saat ini adalah konflik yang disebabkan oleh kelompok teroris Boko Haram yang melakukan aksi kejahatan tidak hanya dinegara Nigeria sendiri akan tetapi juga di beberapa negara tetangga Nigeria. Boko Haram mempunyai afiliasi dengan jaringan teroris internasional seperti halnya AQIM (Alqaeda In Maghrib). Upaya yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak luar untuk mengatasi konflik sudah dilakukan akan tetapi masih belum mampu untuk menangani konflik. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian kualitatif ini, yaitu menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menjadikan konflik sosial di Nigeria menjadi sebuah konflik yang berkepanjangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka untuk memperoleh data sekunder. Metode berpikir yang digunakan adalah metode berpikir deduktif, yaitu dengan menggunakan teori untuk menafsirkan data-data yang diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Protracted Social Conflict. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadikan konflik-konflik sosial di Nigeria menjadi berkepanjangan. Diantara faktor tersebut adalah dikarenakan pemerintah yang tidak mampu mengelola konflik dan adanya keinginan/kepentingan dari kelompok (etnis mapun pemberontak) yang berbenturan dengan pemerintah. Disamping itu, faktor keterkaitan dengan pihak internasional seperti adanya intervensi dan adanya afiliasi dengan teroris internasional juga mendukung untuk menjadikan konflik menjadi berlarut-laruten_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKrisis Keamananen_US
dc.subjectKonflik Sosialen_US
dc.titleKRISIS KEAMANAN DAN KONFLIK SOSIAL BERKEPANJANGAN DI NIGERIAen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record