Show simple item record

dc.contributor.advisorGani, Husni Abdul
dc.contributor.advisorIstiaji, Erdi
dc.contributor.authorAprilya, Nurina
dc.date.accessioned2017-11-28T06:19:18Z
dc.date.available2017-11-28T06:19:18Z
dc.date.issued2017-11-28
dc.identifier.nimNIM122110101163
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/83390
dc.description.abstractSetiap individu yang menjalani kehidupan rumah tangga tentunya mengharapkan rumah tangga yang bahagia, namun tidak semua kehidupan keluarga berjalan seperti yang diharapkan, dalam masyarakat ditemui juga rumah tangga yang diwarnai dengan peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan oleh anggota keluarga. Salah satu contoh dari peristiwa yang tidak diharapkan ini adalah perceraian. Menurut data Kementerian Agama tahun 2013, angka perceraian di Indonesia tahun 2012 dan 2013 apabila dirata-rata mencapai 350.000 kasus. Sehari rata-rata terjadi 959 kasus perceraian, atau 40 kasus perceraian setiap jamnya. Peristiwa perceraian dalam keluarga akan memberikan dampak positif maupun dampak negatif, baik kepada pasangan yang bercerai maupun kepada anak. Terutama remaja madya, remaja madya berada dalam tahap ingin mencari identitas diri. Pencarian identitas diri remaja sebagai upaya meneguhkan konsep diri. Konsep diri remaja tersebut akan berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya, seperti yang dijelaskan oleh Schneiders (dalam Semium, 2006) kesehatan mental sangat tergantung pada konsep diri. Pada remaja dengan konsep diri positif akan berdampak baik terhadap kesehatan mental, sebaliknya konsep diri negatif juga akan berpengaruh terhadap kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dampak perceraian orangtua terhadap konsep diri dan kesehatan mental remaja madya di Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Oktober 2016 di Kabupaten Jember. Penentuan Informan penelitian ini dilakukan melalui teknik snowball sampling dengan jumlah informan sebanyak 3 informan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan triangulasi sumber. Instrumen pengumpulan data berupa guide interview dan lembar observasi dibantu alat pereakam dan alat tulis. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan juga Kantor Pengadilan Agama terkait dampak perceraian terhadap remaja khususnya terhadap kesehatan mental remaja di Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja madya korban perceraian memiliki konsep diri yang berbeda-beda. Identitas diri, ketiga informan memiliki identitas diri yang jelas, mereka mempunyai tujuan yang bernilai dan dapat direalisasikan. Dua dari informan memiliki rasa optimis yang baik dalam dirinya, satu lainnya masih mengganggap hasil yang mereka dapat adalah suatu keberuntungan. Ideal diri, ketiga informan memiliki rasa optimis yang baik dalam dirinya. Informan yang menjadi korban perceraian orangtua memiliki perasaan tertekan dan stres ketika orangtua mereka memutuskan berpisah. Akan tetapi ada juga informan yang menganggap perceraian merupakan jalan terbaik. Informan memiliki cara yang berbeda-beda dalam menghadapi stres yang mereka rasakan, ada yang bermain bersama teman, ada juga yang pergi mengaji ke pondok. Kemampuan beradaptasi terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan sudah baik dari ketiga informan. Perasaan nyaman sudah dapat dirasakan oleh informan. Perceraian yang terjadi antara kedua orangtuanya dimaknai sebagai pelajaran dalam hidup mereka.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries122110101163;
dc.subjectPerceraian Orangtuaen_US
dc.subjectKesehatan Mental Remajaen_US
dc.titleDampak Perceraian Orangtua Terhadap Konsep Diri dan Kesehatan Mental Remaja Madya Di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record