Show simple item record

dc.contributor.advisorRAHMAWATI, Ema
dc.contributor.advisorNURCAHYANTI, Ika
dc.contributor.authorFATHIMATUZZAHRAH
dc.date.accessioned2017-10-19T01:27:04Z
dc.date.available2017-10-19T01:27:04Z
dc.date.issued2017-10-19
dc.identifier.nimNIM132210101074
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82231
dc.description.abstractAntibiotik merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh mikroba yang dapat menghambat atau membunuh mikroba jenis lainnya. Sejak penemuannya dahulu, antibiotik banyak digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit infeksi akibat bakteri. Namun, dalam beberapa dekade terakhir bakteri penyebab infeksi telah menunjukkan kerentanannya terhadap jenis antibiotik yang ada, hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang kurang bijak. Penggunaan antibiotik yang kurang bijak dapat disebabkan oleh beberapa halseperti, penggunaan antibiotik yang berlebihan (over use), penggunaan antibiotik tanpa resep dokter, dan penggunaan antibiotik sisa. Penggunaan antibiotik yang kurang bijak menyebabkan bakteri penyebab infeksi mengalami resistensi. Resistensi merupakan keadaan dimana pertumbuhan bakteri tidak terhambat walalupun sudah diberikan antibiotik secara sistemik dengan dosis normal yang seharusnya atau kadar hambat minimalnya. Suatu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan terjadinya resistensi yaitu dengan mengevaluasi penggunaan antibiotik. Evaluasi penggunaan antibiotik dapat dilakukan secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD(Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose). Metode ATC merupakan sistem klasifikasi obat berdasarkan berdasarkan fungsi terapetik utama dari senyawa aktif dengan prinsip dasar satu kode ATC hanya untuk satu rute administrasi, sedangkan metode DDD merupakan dosis rata-rata yang dianjurkan untuk suatu obat per hari yang penggunaannya ditujukan untuk orang dewasa. Namun, jika suatu kelompok anak sulit untuk diidentifikasi, dapat digunakan nilai DDD secara umum sebagai alat untuk mengukur perbandingan secara keseluruhan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Teknis pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Sampel diperoleh dari catatan rekam medis pasien anak rawat inap di RSD dr. Soebandi selama tahun 2016. Dari 321 pasien anak yang dirawat inap dengan menderita penyakit infeksi dan menerima terapi antibiotik, 132 pasien diantaranya memenuhi kriteria inklusi. Hasilnya, penyakit infeksi yang paling banyak menyerang pasien anak adalah tifod yaitu sebesar 37,89%. Berdasarkan metode ATC/DDD yang digunakan, nilai DDD yang didapatkan sebesar 36,93 DDD/100 patient-days dengan nilai DDD terbesar terdapat padapenggunaan ceftriaxone sebesar 16,9 DDD/100 patient-days.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries132210101074;
dc.subjectANTIBIOTIKen_US
dc.subjectPASIEN ANAK RAWAT INAPen_US
dc.titleEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAKRAWAT INAPDIRSD dr. SOEBANDIJEMBER DENGAN METODE ATC/DDD PERIODE TAHUN 2016en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record