Show simple item record

dc.contributor.advisorWahyuni, Sri
dc.contributor.advisorYunarni W., Wiwik
dc.contributor.authorSetyorini, Ribbka
dc.date.accessioned2017-09-29T01:57:03Z
dc.date.available2017-09-29T01:57:03Z
dc.date.issued2017-09-29
dc.identifier.nimNIM141903103004
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/81898
dc.description.abstractPeranan irigasi di Indonesia khususnya di daerah Jember cukup besar seperti halnya sebagai pengendali banjir, penyedia air bersih baik di bidang pertanian, perternakan maupun kehidupan sosial masyarakat sekitar dan masih banyak lagi. Semakin berjalannya waktu timbul berbagai permasalahan salah satunya kerusakan pada aset irigasi yang tentunya akan berdampak. Dampak yang diakibatkan adalah menghambat kinerja irigasi, jadi yang sebelumnya peranan irigasi bisa optimal setelah timbulnya kerusakan tersebut akan mengakibatkan kurangnya kinerja irigasi itu sendiri. Oleh karena itu dilakukan pengamatan langsung di lapangan yang nantinya akan dinilai mengenai kerusakan yang terjadi sesuai dengan kondisi di lapngan, yang selanjutnya ditetapkan prioritasnya sehingga akan mengetahui mana aset-aset irigasi yang harus didahulukan baik dalam perbaikan maupun perencanaan ulang. Penelitian ini menilai kondisi (K) dan fungsi (F) aset irigasi pada tiga saluran: Saluran Primer Glundengan, Saluran Primer Kesilir dan Saluran Sekunder Demangan. Nilai K dan F ini yang nantinya sebagai tolak ukur penetapan prioritas aset irigasi yang kemudian diperoleh nomor urutan prioritas perbaikan aset irigasi. Selain menggunakan nilai K dan F dalam penentuan penetapan prioritas aset irigasi juga melihat luas laynan baku sawah yang dilayani, sehingga semakin besar luas layanan baku sawah yang dilayani maka aset tersebut semakin di prioritaskan. Hasil pengamatan dan penilaian kondisi dan fugsi aset irigasi diperoleh dengan total 13 unit yang terdiri dari 5 bangunan bai sadap, 6 bangunan sadap, 1 bangunan inti dan 1 bangunan penguras. Terdapat kondisi aset irigasi dalam kondisi rusak sedang (3 unit), rusak ringan (4 unit) dan dalam kondisi baik (8 unit. Sedangkan fungsi aset irigasi terdapat (2 unit) berfungsi buruk, (5 unit) kurang berfungsi dan (6 unit) berfungsi dengan baik. Hasil penetapan rangking prioritas aset jika dihitung menggunakan pembobotan maupun rata-rata menunjukkan hasil yang sama sehingga tidak dipermasalahkan baik menggunakan perhitungan pembobotan maupun perhitungan dengan rata-rata. Berdasarkan hasil penetapan prioritas perbaikan aset secara umum menunjukkan bahwa rangking prioritas pertama adalah bangunan sadap pada saluran sekunder Demangan (BKS 2) selanjutnya dilakukan secara berurutan pada BDM 5, BGL 1a, BKS 1, BKS 2, BDM 4, BKS 4, BD Glundengan, BKS 3, BDM 3, BDM 1 dan prioritas perbaikan yang terakhir juga terdapat pada saluran sekunder Demangan tapatnya pada bangunan kelima (BKS 5).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries141903103004;
dc.subjectPenilaian Kerusakanen_US
dc.subjectSaluran Irigasien_US
dc.titlePenilaian Kerusakan Saluran Irigasi Primer Glundengan, Primer Kesilir Dan Sekunder Demangan Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record