Show simple item record

dc.contributor.advisorMa’rufi, Isa
dc.contributor.advisorPrahastuti S., Anita Dewi
dc.contributor.authorAnwar, Khairul
dc.date.accessioned2016-02-01T08:42:53Z
dc.date.available2016-02-01T08:42:53Z
dc.date.issued2016-02-01
dc.identifier.nim112110101049
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73128
dc.description.abstractGunung Ijen merupakan salah satu dari rangkaian Gunung berapi di Jawa Timur yang masih aktif, terletak di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi. Gunung Ijen mempunyai danau kawah di tengahnya dengan kedalaman sekitar 190 meter yang mengandung derajat keasaman dan kandungan belerang yang sangat tinggi. Diketahui kadar gas belerang mencapai 47 ppm, hal tersebut dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan manusia. Selain itu, adanya gas H2S, CO2, SO2 dan HCl berisiko untuk terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Badan Geologi, 2012). Tingginya kandungan belerang menjadikan kawasan tersebut sebagai wilayah pertambangan belerang. Berdasarkan Hasil Observasi pada Studi Pendahuluan diketahui permasalahan pekerja tambang di Gunung Ijen sangat kompleks diantaranya beban kerja yaitu setiap harinya pekerja tambang harus mengangkut belerang dua kali dengan beban lebih dari 40 kg, masalah pengunaan alat pelindung diri (APD) yang tidak lengkap dan tidak standar, masalah pemberian jaminan sosial tenaga kerja yang buruk, masalah kesehatan kerja, psikologis pekerja dan juga iklim kerja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di penambangan belerang Gunung Ijen. Penelitian ini terdiri dari proses identifikasi bahaya mengunakan checklist hazard identification, kemudian penilaian risiko melalui perkalian kemungkinan, dampak dan paparan yang mengacu pada standar AS/NZS 4360 dan terakhir penyusunan upaya pengendalian risiko. Analisiss risiko tersebut mengunakan modifikasi metode what-if dan Job Safety Analysis. Hasil penelitian diketahui bahwa 1) Hasil identifikasi risiko pada proses penambangan belerang di Gunung Ijen diketahui yaitu terjatuh saat mengendarai sepeda, diterkam hewan buas, tersandung atau terjatuh, kaki terkilir, terkena gigitan hewan berbisa, tertimpa bebatuan dari atas tebing, iritasi mata, terhirup atau keracunan gas berbahaya seperti (H2S, CO, SO4), nyeri sendi/encok, tergores alat pengungkit, terkena air kawah yang panas dan tinggi asam 2) Hasil Penilaian risiko diketahui risiko yang termasuk kategori sangat tinggi (very high) adalah paparan gas berbahaya Hidrogen Sulfida (H2S) pada proses penurunan menuju kawah dan pengambilan belerang di dasar kawah, pengangkutan dari dasar kawah menuju puncak Gunung Ijen, terkena air kawah pada proses penambangan di dasar kawah, dan terkilir pada proses pengangkutan belerang dari puncak menuju Paltuding. 3) Pengendalian risiko terdiri engineering, administrative, training, PPE/APD. Pengendalian risiko pada tingkat risiko sangat tinggi diketahui yaitu penyediaan alat deteksi gas berbahaya (H2S, CO, SO4) yang terintegrasi dengan alarm, membuat standar operasional prosedur (SOP) bagi pekerja yang melakukan pekerjaan di dapur belerang, melakukan inspeksi dan pengukuran secara rutin, pembatasan izin memasuki area dapur belerang, melakukan pemeriksaan kesehatan dan menyediakan klinik kesehatan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectIdentifikasi Bahayaen_US
dc.subjectPenilaian Risikoen_US
dc.subjectPengendalianen_US
dc.subjectPekerjaan Tambang Belerangen_US
dc.titleIDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIAN RISIKO PADA PEKERJAAN TAMBANG BELERANG (Studi pada Pekerja Tambang Belerang di Taman Wisata Alam Kawah Ijen)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record