Show simple item record

dc.contributor.advisorAnoegrajekti, Novi
dc.contributor.advisorMariati, Sri
dc.contributor.authorKomariya, Siti
dc.date.accessioned2016-01-27T04:46:51Z
dc.date.available2016-01-27T04:46:51Z
dc.date.issued2016-01-27
dc.identifier.nim110110201011
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72557
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemaknaan terhadap gaya bahasa pada novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan memakai pendekatan struktural dan stilistika. Pendekatan struktural dipakai untuk mempermudah memahami unsur-unsur intrinsik novel, yaitu tema, tokoh dan perwatakan, dan latar. Pendekatan stilistika dipakai untuk menganalisis gaya bahasa, gaya kepengarangan, konteks sosial budaya, pandangan hidup, dan ideologi pengarang. Pendekatan struktural dipakai untuk menganalisis unsur intrinsik yaitu, tema, tokoh dan perwatakan serta latar. Tema mayor pada novel ini adalah seorang anak yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual dalam mengeksistensikan dirinya. Tema minor dibagi menjadi dua, yaitu ibu yang kejam akan mempengaruhi psikologis anak dan konsep cinta yang salah akan berakibat pada penyesalan. Tokoh utama pada novel ini adalah Nayla, sesuai dengan judul novelnya. Tokoh bawahannya adalah ibu Nayla, Juli, Ben, Ratu (ibu tiri Nayla), serta Radja (ayah Nayla). Novel Nayla memiliki latar tempat antara lain, rumah ibu Nayla, diskotek, rumah perawatan anak nakal dan narkotika, kamar kos Nayla, hotel, polsek, terminal, restoran, dan kafe. Latar waktu yang ada adalah subuh dini hari; pagi; hari ini dan kemarin; malam; sore; siang; waktu kecil, masa kini, masa depan; catatan harian Nayla, 18 Juli 1987; catatan harian ibu Lina, 28 Oktober 1987; catatan harian Nayla, 30 Oktober 1987; SMS (Short Message Service); cerita pendek; e-mail, dan surat. Latar sosial menjelaskan masalah kota metropolitan seperti broken home, pelacuran, kehidupan dunia malam, pelecehan seksual, dan kekerasan seksual Teori stilistika deskriptif dipakai untuk menganalisis unsur diksi dan bahasa figuratif. Diksi dibagi menjadi 3, yaitu kata konotatif, kata vulgar, dan kata serapan. Bahasa figuratif meliputi kata idiomatik dan majas. Majas yang dipakai untuk menganalisis novel Nayla adalah majas perbandingan, majas penegasan, dan majas sindiran. Bagian dari majas perbandingan yang dipakai adalah majas asosiasi, personifikasi, hiperbola, litotes, metafora, metonimia, dan majas simbolik. Majas penegasan meliputi majas apofasis, klimaks, repetisi (meliputi epizeuksis dan anafora) serta majas tautologi. Majas sindiran yang ditemukan meliputi majas inuendo dan sarkasme. Teori stilistika genetis dipakai untuk mengetahui gaya kepengarangan dan ideologi pengarang. Ideologi Djenar menekankan pada perlawanan terhadap aturan-aturan yang normatif di masyarakat. Perempuan dan mitos keperawanan menjadi sasaran utama dari ideologi Djenar. Seksualitas menjadi sarana untuk menjabarkan tentang mitos-mitos yang beredar. Djenar melakukan perlawanan terhadap nilai-nilai konservatif yang ada di masyarakat. Teori stilistika genetis membahas hal yang berhubungan dengan unsur kepengarangan dalam karyanya, diantaranya adalah perempuan dan mitos keperawanan, dominasi maskulinitas sebagai ketidakadilan gender, dan broken home: pemicu kejahatan di masyarakat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKAJIAN STILISTIKAen_US
dc.titleNOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU: KAJIAN STILISTIKAen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record