Show simple item record

dc.contributor.advisorPriyantari, Nurul
dc.contributor.advisorSupriyadi
dc.contributor.authorFarizal, Dedi
dc.date.accessioned2016-01-26T07:38:06Z
dc.date.available2016-01-26T07:38:06Z
dc.date.issued2016-01-26
dc.identifier.nim101810201034
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72405
dc.description.abstractIndonesia terletak di daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar dan 1 lempeng tektonik kecil. Lempeng-lempeng tektonik ini bergerak relatif satu sam lain yang nantinya akan bertumbukan satu sama lain membentuk gunung. Indonesia memiliki banyak tipe gunung. Contohnya adalah Gunungapi Lamongan tipe maar di Lumajang. Tipe maar ini dicirikan dengan adanya banyak kawah dan gununng kecil disekitarnya. Salah satunya adalah kawasan Gunung Parang yang memiliki kawah cukup besar di sebelahnya namun kawah ini tidak terisi air meskipun ukurannya relatif luas. Ketinggian dari Gunung Parang sendiri sekitar 500 mdpl. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti struktur bawah permukaan yang ada di kawasan Gunung Parang sebagai langkah awal untuk memperoleh gambaran mengenai bawah permukaan daerah tersebut yang bisa dijadikan data pendukung untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini menggunakan metode magnetik. Metode magnetik adalah metode geofisika untuk menggambarkan bawah permukaan dengan menggunakan medan magnet bumi sebagai sumber penyebab batuan termagnetisasi. Batuan memiliki nilai kemagnetan (suseptibilitas) yang berbeda sehingga batuan tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan intensitas medan magnet yang ditimbulkannya. Batuan beku umumnya memiliki nilai intensitas medan magnet yang lebih besar dari pada batuan sedimen. Penelitian ini dilakukan di kawasan Gunung Parang pada tanggal 21-24 Desember dengan jumlah titik daerah tempat penelitian sebanyak 42 titik. Luas daerah penelitian sekitar (3x2) km2 dimana jarak antar titik sekitar ± 200 m. Pengukuran medan magnet pada setiap titik di lapangan merupakan medan magnet total bumi. Medan magnet total harus dikoreksi oleh medan magnet utama bumi (IGRF) dan medan magnet variasi harian di kawasan Gunung Parang. Data anomali medan magnet kemudian diolah menggunakan Surfer 11 sehingga menghasilkan kontur anomali medan magnet kemudian direduksi ke kutub menggunakan Magpick. Kontur anomali medan magnet reduksi ke kutub ini digunakan untuk interpretasi pendugaan struktur bawah permukaan yang kemudian dicocokkan dengan struktur batuan peta geologi di Kawasan Gunung Parang . Hasil anomali medan magnet total terdapat tiga kelompok anomali. Kelompok pertama adalah anomali medan magnet tinggi yaitu 45600 nT sampai 46600 nT. Kelompok anomali yang kedua adalah anomali medan magnet sedang yaitu 43400 nT sampai 44600 nT. Kelompok ketiga adalah anomali medan magnet sangat rendah yaitu 43200 nT sampai 41800 nT. Medan magnet total kemudian dikoreksi dengan medan magnet IGRF dan medan magnet variasi harian menghasilkan anomali medan magnet. Anomali medan magnet tetap memiliki tiga kelompok anomali. Kelompok pertama adalah anomali medan magnet tinggi yaitu sekitar 800 nT sampai 2200 nT diduga berasal dari batuan yang paling dangkal kedua. Kelompok kedua adalah anomali medan magnet rendah yaitu sekitar -200 nT sampai -1000 nT diduga berasal dari batuan paling dangkal yang mendominasi batuan permukaan di kawasan Gunung Parang. Kelompok ketiga adalah anomali medan magnet sangat rendah yaitu sekitar -1200 nT sampai -2600 nT diduga berasal dari batuan yang paling dalam. Anomali medan magnet dipengaruhi oleh sudut inklinasi tempat penelitian sehingga kontur anomali tidak tepat berada di atas batuan penyebab anomalinya maka perlu dilakukan reduksi ke kutub.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectSTRUKTUR BAWAH PERMUKAANen_US
dc.subjectMETODE MAGNETIKen_US
dc.titlePENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI KAWASAN GUNUNG PARANG KABUPATEN LUMAJANGen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record