Show simple item record

dc.contributor.advisorRetnaningtyas, Yuni
dc.contributor.advisorFajrin, Fifteen Aprila
dc.contributor.authorDamayanti, Ingerit
dc.date.accessioned2015-12-16T07:42:42Z
dc.date.available2015-12-16T07:42:42Z
dc.date.issued2015-12-16
dc.identifier.nim102210101071
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/67625
dc.description.abstractKalsium merupakan makromineral yang paling banyak terdapat di semua jaringan tubuh dan terlibat dalam proses biologi dan metabolisme tubuh. Tubuh manusia mengandung sekitar 1 kg kalsium. Sekitar 99% kalsium dalam tubuh ditemukan pada tulang dan gigi dan sekitar 1% terdapat pada cairan ekstra sel. Kalsium dalam tulang berupa mineral hidroksiapatit [CA10(PO4)6(OH)2] (Flynn, 2003). Asupan kalsium yang kurang dapat meningkatkan prevalensi resiko patah tulang pada usia menua. Hal ini terjadi ketika kalsium dalam tulang mengalami ketidakseimbangan antara resorpsi dan pembentukannya. Sehingga dibutuhkan asupan kalsium untuk menguragi resiko patah tulang (Douglas, 2013). Penelitian yang dilakukan merupakan eksperimental laboratorium dengan jumlah sampel 12 ekor tikus dibagi dalam 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (hanya diberi pakan standar 10% dari berat badan), kelompok perlakuan kalsium (dosis 0,09 g/ kg/ BB/ hari), perlakuan dilakukan seacara peroral selama 25 hari. Pada hari ke-26, dilakukan pembedahan dan diambil tulang femur untuk menentukan kadar kalsium dalam tulang. Tulang femur selanjutnya difurnace untuk mendapatkan sampel yang nantinya akan diukur oleh alat Spektrofometer Serapan Atom (SSA). Sebelum dilakukan pengukuran sampel untuk menentukan kadar kalsium dalam tulang femur, tahap berikutnya adalah dilakukan proses optimasi dan validasi metode. Proses optimasi meliputi: optimasi arus lampu, lebar celah, laju asetilen, panjang gelombang dan konsentrasi uji. Validasi metode meliputi: uji linieritas, uji batas deteksi dan batas kuantitasi, uji presisi dan uji akurasi. Hasil penelitian menunjukkan untuk kondisi optimum metode SSA untuk penetapan kadar kalsium yaitu digunakan pada penentuan kadar kalsium arus lampu sebesar 10 mA; lebar celah sebesar 0,2 nm; laju asetilen sebesar 1,6 L/menit.; dengan panjang gelombang 422,7 nm, dengan konsentrasi uji optimum adalah 10 ppm. Validasi metode yang telah dilakukan diperoleh hasil untuk uji liniertas nilai koefisien korelasi r = 0,99697 menggunakan persamaan regresi linier dan Vx0 = 4,7998%; dan nilai Xp = 4,6502 ng. Uji batas deteksi dan batas kuantitasi dengan nilai BD = 0,6369 ppm dan BK= 1,9107 ppm. Uji presisi dengan nilai RSD= 1,86% . Uji akurasi dengan nilai Mean Recovery ± RSD = 100,726% ± 1,081%. Dari hasil yang didapatkan metode SSA dapat dikatakan valid dan dapat digunakan untuk mengukur kadar kalsium dalam femur tikus. Hasil pengukuran kadar diperoleh kadar kalsium dalam tulang femur tikus diberi asupan kalsium sebesar (kadar kalsium ± RSD) 15,8% ± 1,14% dan 17,8% ± 1,80%.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectSPEKTOFOTOMETER SERAPAN ATOM (SSA)en_US
dc.subjectKADAR KALSIUMen_US
dc.subjectTULANG FEMUR TIKUSen_US
dc.titleVALIDASI METODE SPEKTOFOTOMETER SERAPAN ATOM (SSA) UNTUK PENETAPAN KADAR KALSIUM DALAM TULANG FEMUR TIKUSen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record