Show simple item record

dc.contributor.advisorHasanuddin, Ahmad
dc.contributor.authorFITRIYANTI, VONY
dc.date.accessioned2015-12-07T06:28:33Z
dc.date.available2015-12-07T06:28:33Z
dc.date.issued2015-12-07
dc.identifier.nim111910301018
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66881
dc.description.abstractTransportasi merupakan kegiatan yang berperan sebagai urat nadi pembangunaan dan perekonomian suatu daerah. Namun, layanan transportasi di kawasan perkotaan dihadapkan oleh kompleksitas kondisi transportasi yang telah ada. Beberapa kondisi transportasi kota yang buruk, yaitu: kemacetan lalu lintas (traffic jam) dan lalu lintas merambat (traffic congestion), kesemrawutan lalu lintas, polusi udara dari knalpot mobil-mobil tua, kendaraan umum yang tidak aman, nyaman, dan tidak tepat waktu, kebijaksanaan pemerintah yang memanjakan penggunaan kendaraan pribadi dan mengabaikan pembinaan pada transportasi angkutan umum. Menurut Hesti 2008, semua trayek angkutan umum Kota Jember melakukan penyimpangan trayek. Angkutan umum yang memiliki pelayanan kinerja baik yaitu trayek H dengan rata-rata skor penilaian pembobotan 4, yang memiliki pelayanan kinerja cukup yaitu trayek A, B, C, D, E, G, K, N, R dengan rata-rata skor penilaian pembobotan 3 dan yang memiliki pelayanan kinerja buruk yaitu L, O, P, Q, T, V dengan rata-rata skor penilaian pembobotan 2, sedangkan untuk faktor muat yaitu antara 40,91 % - 145 %. Evaluasi kinerja angkutan umum pada trayek ranting dalam perhitungannya membutuhkan data dari survai dinamis dan statis. Data yang digunakan pada survai dinamis antara lain, jumlah penumpang naik turun, waktu tempuh per segmen. Sedangkan data dari survai statis antara lain jumlah armada beroperasi, jumlah penumpang tiba dan berangkat, dan jam tiba dan berangkat.. Perencanaan sistem pengelolaan angkutan kota berpedoman pada pedoman teknis penyelenggaraan angkutan penumpang umum di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan teratur. x Berdasarkan pembobotan kinerja angkutan perkotaan pada trayek ranting dapat disimpulkan bahwa parameter kinerja angkutan perkotaan yang buruk dengan penilaian pembobotan 1 yaitu meliputi faktor muat, jumlah trip, jarak tempuh, dan jumlah penumpang/kendaraan/hari. Rendahnya jumlah penumpang disebabkan oleh meningkatnya pengguna kendaraan pribadi dan juga menurunnya tingkat pelayanan angkutan yang meliputi tidak adanya jadwal pemberangkatan, lamanya waktu tunggu, dan juga umur kendaraan yang terlalu tua. Hal ini juga mengakibatkan rendahnya faktor muat angkutan perkotaan tiap kendaraan dan juga mengakibatkan sedikitnya jumlah trip/kendaraan/hari. Sedangkan untuk jarak tempuh angkutan perkotaan pada trayek ranting tidak memenuhi standar pelayanan angkutan umum menurut World Bank yaitu 230-260 km/kendaraan/hari. Namun berdasarkan kondisi di lapangan jarak tempuh/kendaraan/hari antara 36-103,2 km/kendaraan/hari. Hal ini juga disebabkan oleh rendahnya pengguna angkutan umum sehingga mengakibatkan lamanya waktu nge-time angkutan umum. kinerja angkutan umum pada trayek ranting masuk dalam kriteria buruk. Adapun Trayek yang memiliki kriteria Cukup yaitu trayek C, G, dan H, trayek yang memiliki kriteria buruk yaitu trayek L, N, O, P, Q, R, sedangkan trayek yang masuk dalam kriteria sangat buruk yaitu trayek R.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKINERJA ANGKUTANen_US
dc.titleEVALUASI KINERJA ANGKUTAN PERKOTAAN PADA TRAYEK RANTING DI JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record