Show simple item record

dc.contributor.authorHerlia Putri Agustin
dc.date.accessioned2013-12-09T04:19:29Z
dc.date.available2013-12-09T04:19:29Z
dc.date.issued2013-12-09
dc.identifier.nimNIM081510501148
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6651
dc.description.abstractPeningkatan produksi benih sering kali mengalami hambatan diantaranya adalah alih fungsi lahan dan semakin meningkatnya luas lahan kritis. Salah satu contoh lahan kritis adalah lahan bekas industri batu bata. Adanya kenyataan seperti ini maka diperlukan adanya rehabilitasi lahan bekas industri batu bata, yaitu dengan memanfaatkan ekstrak abu sekam. Pemberian ekstrak abu sekam diharapkan dapat mengurangi efek negatif dari lahan suboptimal terhadap tanaman, karena abu sekam ini memiliki kandungan silika hingga 93%. Secara umum, pemberian pupuk silikon dapat memperbaiki fungsi fisiologi tanaman dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan kerebahan akibat penggenangan. Aplikasi ekstrak abu sekam sebagai sumber silikon pada tanaman menghasilkan benih yang sehat dengan kulit benih yang tebal untuk bisa mempertahankan viabilitas dan daya simpan yang lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi perlakuan ekstrak abu sekam pada tanaman padi terhadap viabilitas benih setelah disimpan. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Perumnas Patrang Jember dan laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian dimulai pada bulan September 2012 sampai Januari 2013. Perlakuan pada penelitian ini meliputi dua faktor yaitu faktor konsentasi ekstrak abu sekam (S) dan faktor frekuensi pemberian ekstrak abu sekam (F). Faktor konsentrasi ekstrak abu sekam meliputi S0 = konsentrasi pemberian ekstrak abu sekam 0%, S1 = konsentrasi pemberian ekstrak abu sekam 4%, S2 = konsentrasi pemberian ekstrak abu sekam 8%, dan S3 = konsentrasi pemberian ekstrak abu sekam 12%. Faktor frekuensi pemberian meliputi F1 = setiap tiga minggu sekali, F2 = setiap dua minggu sekali, dan F3 = setiap satu minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 12% ekstrak abu sekam menghasilkan pengaruh berbeda nyata terhadap nisbah kulit benih, sedangkan vii konsentrasi 4% ekstrak abu sekam sebagai sumber silikon menghasilkan pengaruh berbeda nyata terhadap daya hantar listrik, daya berkecambah dan indeks kecepatan berkecambah setelah disimpan. Pemberian silikon mempertebal kulit benih sehingga dapat mengurangi kerusakan mekanik dan kebocoran metabolit sehingga daya simpan benihnya dapat bertahan lebih lama dan viabilitasnya tetap tinggi. Frekuensi satu minggu sekali pemberian ekstrak abu sekam menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap daya hantar listrik. Sedangkan interaksi perlakuan konsentrasi ekstrak abu sekam dan frekuensi pemberian menunjukkan pengaruh berbeda nyata terhadap berat 1000 biji dengan rekomendasi perlakuan yang paling optimal yaitu aplikasi 4% ekstrak abu sekam dengan frekuensi setiap tiga minggu sekali (F1S1).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081510501148;
dc.subjectPengaruh Perlakuan Ekstrak Abu Sekamen_US
dc.titlePENGARUH PERLAKUAN EKSTRAK ABU SEKAM PADA TANAMAN PADI TERHADAP VIABILITAS BENIH SETELAH DISIMPANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record