Show simple item record

dc.contributor.advisorRosita P, Ayik
dc.contributor.advisorPangaribowo, Dian Agung
dc.contributor.authorWijayanti, Puspita Arum
dc.date.accessioned2015-12-04T01:35:39Z
dc.date.available2015-12-04T01:35:39Z
dc.date.issued2015-12-04
dc.identifier.nim112210101025
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66361
dc.description.abstractSenyawa 1-(4-trifluorometil benzoiloksimetil)-5-fluorourasil atau TFU merupakan salah satu agen antikanker turunan dari senyawa 5- Fluorourasil. TFU disintesis berdasarkan hasil pendekatan HKSA yaitu dengan menambahkan alkil, benzen, ester serta gugus CF3 pada posisi N-1 dari senyawa induk 5-Fluorourasil oleh Ernawati (2013). Penambahan substituen tersebut akan meningkatkan lipofilitas serta keserasian senyawa TFU dengan reseptor sehingga diperkirakan aktivitasnya meningkat. Namun pengujian terhadap efek sitotoksik dan proliferasinya belum dilakukan. Pada penelitian ini, senyawa TFU diuji aktivitas sitotoksik serta efek penghambatan proliferasi dengan menggunakan sel kanker payudara MCF-7. Pengujian sitotoksik serta uji proliferasi pada sel MCF- 7 dilakukan sebagai uji aktivitas pendahuluan senyawa antikanker. Sel MCF-7 dipilih karena sel ini mengekspresikan p53 wild type sehingga sensitif terhadap agen antikanker (Crawford dan Bowen, 2002; Alkhalaf et al., 2002). Penelitian ini diawali dengan melakukan sintesis senyawa TFU sesuai dengan prosedur yang telah dilakukan oleh Ernawati (2013). Senyawa hasil sintesis kemudian dimurnikan dengan kromatografi kolom, uji kemurnian dengan KLT, pengujian jarak lebur dan dilakukan karakterisasi senyawa dengan FTIR KBr. Hasil sintesis pada penelitian ini terbukti sama dengan hasil sintesis oleh Ernawati (2013). Pengujian sitotoksik dan proliferasi dilakukan dengan metode yang sama yaitu metode MTT menggunakan pereaksi 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl) 2,5-diphenyl tetrazolium bromide. Hasil uji sitotoksik merupakan IC50 yang kemudian digunakan untuk menentukan konsentrasi uji proliferasi atau doubling time. Pengujian sitotoksik maupun doubling time dilakukan pada senyawa TFU dan 5-FU sebagai kontrol positif. Hasil uji sitotoksik senyawa TFU diperoleh hasil IC50 sebesar 401,03 ± 0,370 μM sementara senyawa 5-FU memiliki IC50 sebesar 4216,32 ± 800,28 μM. Dari 3 kali replikasi yang diperoleh kemudian dilakukan uji t tidak berpasangan dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan bermakna antara kedua senyawa menggunakan software SPSS ver 18.0. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa 5-FU dan TFU memiliki perbedaan yang signifikan dengan nilai α (sig) sebesar 0,014. Dengan demikian dapat dilihat bahwa TFU mempunyai aktivitas sitotoksik lebih tinggi dibandingkan dengan 5-FU terhadap sel kanker payudara MCF-7. Hasil uji proliferasi diperoleh nilai doubling time TFU yang lebih besar dibandingkan senyawa 5-FU. Hal ini menunjukan bahwa TFU mampu menghambat waktu proliferasi sel MCF-7 lebih lama dari 5-FU. TFU dengan konsentrasi uji ½ IC50, IC50, dan 1 ½ IC50 memiliki nilai doubling time berturut-turut 359.66; 364.39; 448.40 jam sedangkan 5-FU memiliki nilai doubling time berturut-turut 184.45; 214,00; 220,63 jam. Waktu yang diperlukan sel MCF-7 untuk berproliferasi adalah selama ±24 jam (Sutherland et al., 1983). Sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa TFU mampu memperpanjang waktu proliferasi sel MCF-7 lebih lama dua kali lipat dari senyawa 5-FU.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectSenyawa 1-(4-Trifluorometilbenzoiloksimetil)-5-Fluorourasilen_US
dc.subjectSel Kanker Payudaraen_US
dc.titleUji Sitotoksisitas Dan Proliferasi Senyawa 1-(4-Trifluorometilbenzoiloksimetil)-5-Fluorourasil Terhadap Sel Kanker Payudara Mcf- 7en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record