Show simple item record

dc.contributor.authorTejasari
dc.date.accessioned2015-11-26T07:33:10Z
dc.date.available2015-11-26T07:33:10Z
dc.date.issued2015-11-26
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/64880
dc.description.abstractKetahanan pangan masyarakat bermakna terpenuhinya kebutuhan energy dan zat gizi setiap anggota masyarakat dari asupan konsumsi pangan sehari-hari. Tidak terpenuhinya kebutuhan tersebut menyebabkan kejadian kurang gizi di masyarakat, yang ditandai munculnya masalah gizi pada kelompok rawan gizi, seperti anak balita kurang gizi, termasuk stunting. Wawasan gizi pelaku program pangan dan gizi masyarakat, seperti kader posyandu, kader gizi, dan bidan posyandu berperan penting dalam upaya pencegahan dan perbaikan masalah gizi kurang pada balita, terutama dari kelompok masyarakat menengah ke bawah. Oleh karenanya, pemberdayaan kader posyandu, kader gizi, dan bidan diawali dengan pembekalan penguasaan pengetahuan (kompetensi kognitif) pangan, gizi, dan status gizi, hingga terbangun sikap, dan keterampilan pengolahan pangan bergizi bagi bayi, balita, dan keluarga, merupakan titik kritis ketahanan pangan masyarakat. Tujuan utama program penguatan ketahanan pangan masyarakat ini adalah pemberdayaan kader posyandu, kader gizi, dan ibu rumah tangga rawan gizi, dalam optimalisasi fungsi pelayanan posyandu dalam membantu keluarga rawan gizi untuk meningkatkan berat badan balita bawah garis merah (BGM atau kurang gizi). Secara khusus, program pemberdayaan kader gizi dan bidan di posyandu bertujuan untuk meningkatkan kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor) kader posyandu, kader gizi, dan bidan dalam penyuluhan pangan, gizi, dan kesehatan bagi keluarga ibu balita BGM, dan mencegah bumil melahirkan BBLR. Sementara, kegiatan pemberdayaan keluarga rawan gizi dimaksudkan untuk membekali pengetahuan dan keterampilan menyediakan makanan bergizi seimbang (ASI, MP-ASI, dan MTA) yang terjangkau untuk balita BGM dan anggota keluarga lainnya. Penentuan lokasi dua kelurahan di Kecamatan Sumbersari didasarkan pada kondisi masalah gizi kurang balita terkini yang merupakan indicator masalah gizi masyarakat dan ketahanan pangan masyarakat, yaitu Kelurahan Kebonsari dan Kelurahan Kranjingan. Kegiatan pemberdayaan kader gizi dalam bentuk on site training dilakukan secara proaktif dan diikuti oleh kader posyandu dari 75 persen posyandu dengan BGM tinggi, dan secara aktif kolektif di kelurahan pada pertemuan rutin kader gizi, dan pertemuan paguyuban. Kegiatan pencerahan wawasan Gizi Daur Kehamilan dan bagi bidan dilakukan secara periodic selama 3 bulan, melalui teknik brainstorming dan refreshing. Dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan Kader Gizi dan Bidan ini digunakan food model dan dipersiapkan empat buku praktis berjudul : 1) Tumpeng Laporan Akhir IbM 2014/Tejasari dkk/LPM UNEJ Page 4 Gizi, 2) Gizi BUMILSUI, 3) MP ASI BADUTA, dan 4) ASIKU. Hasil kegiatan peningkatan kemampuan kognitif dievaluasi pada awal (pre test) dan diakhir (post test) kegiatan pelatihan. Kegiatan Pelatihan Intensif Proaktif yang telah dilakukan yaitu 1) Pelatihan Pangan Bergizi pada tanggal 17 Mei 2014 dengan 37 peserta kader posyandu di Kelurahan Kebonsari; dan 2) Pelatihan Gizi Kehamilan pada tanggal 26 Juni 2014 dengan 18 peserta bidan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember; dan 3) Kegiatan Pelatihan Gizi Seimbang dan Membuat Makanan Pendamping ASI pada tanggal 28 Nopember 2014 diikuti sejumlah 30 ibu-ibu yang terdiri aas kader gizi, posyandu, ibu anggota dasa wisma, ibu pengurus PKK serta ibu keluarga balita BGM di kelurahan Keranjingan kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Kegiatan pelatihan Pangan Bergizi berjalan sesuai jadwal dan berlangsung lancar karena didukung secara kebijakan, waktu, dan sarana prasarana oleh bapak lurah Kebonsari, dan ibu pengurus PKK, Desa Wisma (DAMA), dan Kader Posyandu dan kader gizi dari posyandu. Setelah Pelatihan Pangan Bergizi, sebagian besar (80%) peserta meningkat wawasan gizi pangannya. Demikian juga kegiatan Pelatihan Gizi Kehamilan berjalan sesuai jadwal dan berlangsung lancar karena didukung oleh bapak Camat Sumbersari, Kepala Puskesmas Gladak Pakem, dan ibu pengurus PKK. Setelah Pelatihan Gizi Kehamilan, wawasan pengetahuan sebagian besar (95%) peserta bidan tentang gizi daur kehamilan meningkat, tepat dan benar. Setelah mengikuti pelatihan Gizi Seimbang, sejumlah 75 persen peserta meningkat wawasan Gizi Seimbang. Pelatihan membuat produk MP ASI yaitu bakso ikan dan nugget tempe bergizi berlangsung lancar dan semua ibu peserta ikut membuat produk MP-ASI. Produk MP-ASI yang dibuat diwajibkan untuk diberikan kepada anak baduta yang kurang gizi dan diamati pertambahan berat badannya pada selama satu bulan.en_US
dc.description.sponsorshipDitlitabmasen_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseriesIbM;
dc.subjectIbM Pendanaan 2014en_US
dc.titlePENGUATAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN KADER GIZI DAN BIDAN DI POSYANDU SERTA KELUARGA RAWAN GIZIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record