Show simple item record

dc.contributor.authorHAPPY DINAR ANGGRAINI
dc.date.accessioned2015-04-07T11:47:48Z
dc.date.available2015-04-07T11:47:48Z
dc.date.issued2015-04-07
dc.identifier.nimNIM090910101042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62208
dc.description.abstractAlasan Australia memberikan suaka politik kepada 42 imigran asal Papua Barat; Happy Dinar Anggraini, 090910101042; 2014; 111 halaman; Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember. Penelitian ini membahas tentang kebijakan Pemerintah Australia memberikan suaka politik kepada 42 imigran gelap dari 43 peminta asal Papua Indonesia. Permasalahan yang dikaji dari judul tersebut adalah alasan-alasan yang mendasari Australia membuat keputusan untuk memberikan suaka politik kepada 42 imigran yang berasal dari Papua Barat-Indonesia. Tujuan penulis adalah dapat membuktikan argument utama tentang alasan Australia memberikan suaka politik terhadap 42 imigran asal Papua Barat. Metode penelitian yang dipakai adalah metode analisis data. Data-data dikumpulkan dengan menggunakan teknik penelitian kepustakaan (Library Research) berupa data-data sekunder yaitu buku, jurnal, terbitan, internet dan media elektronik yang valid dan objektif. Kemudian data-data tersebut dianalisa menggunakan metode deskriptif, yaitu intrepretasi pada data-data sekunder dan menggambarkan peristiwa-peristiwa dengan bertolak pada kerangka teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan Australia memberikan suaka politik kepada para imigran asal Papua adalah karena Australia yang peduli terhadap masalah-masalah isu HAM sehingga Pemerintah Australia sangat responsif terhadap para pencari suaka. Adanya dukungan dari kelompok-kelompok kepentingan di Australia seperti dukungan dari Green Party dan kelompok gereja di Australia yang memiliki power dalam pembuatan kebijakan pemberian suaka politik kepada 42 imigran asal Papua Indonesia. Australia juga merasa wajib memberikan suaka politik kepada para imigran yang meminta suaka karena Australia merupakan salah negara yang telah menandatangani Konvensi PBB 1951 dan Protokol 1967 tentang status pengungsi. Kesimpulan yang diambil dari karya ilmiah ini yaitu penulis menggunakan pendekatan teori Decision Making Process dari Snyder (Setting Theory) yang menerangkan sejauh mana aktor utama pembuat kebijakan (negara) mengetahui pengaruh-pengaruh berbagai elemen dalam setting (lingkungan) baik internal maupun eksternal terhadap politik luar negerinya. Pemerintah Australia memutuskan untuk memberikan suaka politik kepada 42 imigran asal Papua Barat karena dipengaruhi oleh faktor Internal Setting, yaitu perilaku masyarakat domestik yang terbuka dan menerima baik para pendatang, faktor Social Structure and behaviour adalah beberapa kelompok kepentingan yang mendukung keputusan Australia dalam memberikan suaka politik, dan faktor Eksternal Setting yang merupakan faktor luar yang menjadi pertimbangan dalam pembuatan keputusan. Pelanggaran HAM yang dialami masyarakat Papua Barat merupakan faktor luar yang mempengaruhi Australia dalam membuat keputusan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries090910101042;
dc.subjectALASAN AUSTRALIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK KEPADA 42 IMIGRAN ASAL PAPUA INDONESIA TAHUN 2006en_US
dc.titleALASAN AUSTRALIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK KEPADA 42 IMIGRAN ASAL PAPUA INDONESIA TAHUN 2006en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record