Show simple item record

dc.contributor.authorRahmat Hidayat
dc.date.accessioned2013-12-07T07:27:32Z
dc.date.available2013-12-07T07:27:32Z
dc.date.issued2013-12-07
dc.identifier.nimNIM080110201061
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6047
dc.description.abstractPangalem Bahasa Madura di Bondowoso (Sebuah Kajian Sosiopragmatik); Rahmat Hidayat, 080110201061; 2013; 76 halaman; Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Jember. Pangalem merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang ada dalam masyarakat Madura. Pangalem adalah ungkapan pujian dengan bentuk bahasa kiasan yang digunakan oleh masyarakat Madura. Ungkapan pangalem ini digunakan secara turun-temurun dari nenek moyang sampai saat ini masih digunakan. Tujuan dalam penelitian pangalem ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1) jenis-jenis pangalem yang ada di Kabupaten Bondowoso, (2) fungsi penggunaan pangalem yang terdapat di Kabupaten Bondowoso, dan (3) tingkat pemahaman dan penggunaan masyarakat Bondowoso terhadap pangalem. Dalam pengambilan data peneliti mengunakan dua kriteria informan, yang pertama tokoh masyarakat, tokang mamacah „seniman macapatan‟ dan tokang kéjhung „seniman tembang Madura‟, sedangkan yang kedua untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penggunaan pangalem peneliti memilih informan yang berusia 17-35 (keluarga muda). Dalam penyediaan data peneliti menggunakan dua metode yakni, metode cakap atau wawancara dan metode simak. Dalam metode cakap peneliti menggunakan teknik dasar catat, sedangkan metode simak peneliti menggunakan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan simak bebas libat cakap (SLBC) yang dilanjutkan dengan mencatat percakapan yang dituturkan penutur. Tahap analisis data peneliti menggunakaan metode padan deskriptif, metode kualitatif yang dilanjutkan metode kuantitatif dan metode pragmatik. Tahap penyajian hasil analisis data peneliti menggunakan metode penyajian formal dan informal. Data pangalem yang telah diperoleh dari masyarakat Madura di Desa Pancoran, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso diklasifikasi berdasarkan jenisnya yakni (1) pangalem berkaitan dengan nama anggota tubuh viii manusia, (2) pangalem berkaitan dengan sifat manusia, dan (3) pangalem berkaitan dengan sikap manusia. Untuk fungsi dan penggunaan pangalem yang digunakan oleh masyarakat Madura di Bondowoso dijelaskan dalam bentuk tuturan utuh yang dianalisis dengan menggunakan teori tindak tutur lokusi dan ilokusi. Berdasarkan hasil dari daftar tanyaan mengenai pemahan dan penggunaan pangalem diketahui pangalem berdasarkan kriterianya, yaitu 1) Pangalem yang sangat dipahami, yakni antara 14-15 informan, 2) Pangalem yang dipahami, yakni antara 10-13 infoman, 3) Pangalem yang kurang dipahami, yakni antara 6-9 informan, 4) Pangalem yang tidak dipahami, yakni antara 0-5 informan, 5) Pangalem yang paling banyak digunakan, yakni antara 14-15 informan, 6) Pangalem yang digunakan, yakni antara 10-13 informan, 7) Pangalem yang kurang digunakan, yakni antara 6-9 informan, 8) Pangalem yang tidak digunakan, yakni antara 0-5 informan, 9) Pangalem yang paling dipahami dan banyak paling banyak digunakan, 10) Pangalem yang banyak dipahami namun sedikit digunakan, dan 11) Pangalem yang tidak dipahami dan tidak digunakanen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080110201061;
dc.subjectBAHASA MADURAen_US
dc.titlePANGALEM BAHASA MADURA DI BONDOWOSO ( SEBUAH KAJIAN SOSIOPRAGMATIK)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record