Show simple item record

dc.contributor.authorLarasat, Fajar Cindy
dc.contributor.authorSugijono
dc.contributor.authorAdonara, Floranta Firman
dc.date.accessioned2014-08-06T01:40:52Z
dc.date.available2014-08-06T01:40:52Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/58706
dc.description.abstractAnak merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang diharapkan dapat menjamin eksistensi bangsa dan negara di masa depan. Hubungan incest ialah kontak seksual yang dilarang oleh karena hubungan keluarga. Kontak seksual tersebut dapat terjadi antara ayah dan anak perempuannya, ibu dengan anak laki-laki, antara saudara laki-laki dan perempuan, laki-laki dengan laki-laki (homoseksual), sepupu tertentu, ayah tiri dan anak perempuannya, dan banyak lagi yang dilarang secara agama maupun kultur. Kejadian incest yang berulang dilatar belakangi oleh ketakutan korban terhadap pelaku sehingga korban cenderung memilih untuk diam, tidak melaporkan kejadian tersebut kepada siapapun. Hal ini menyebabkan pelaku merasa aman untuk mengulangi hal tersebut. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap perkembangan anak-anaknya juga mempengaruhi terjadinya incest. Dari segi administrasi pencatatan kelahiran anak yang lahir di luar kawin hanya akan dicatat sebagai anak dari si ibu tanpa mencantumkan siapa yang menjadi ayahnya.en_US
dc.publisherUNEJen_US
dc.relation.ispartofseriesArtikel Ilmiah Mahasiswa;
dc.subjectHak Waris Anak Incesten_US
dc.subjectAnak Luar Kawinen_US
dc.subjectPutusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010en_US
dc.titleHAK WARIS ANAK INCEST TERHADAP HARTA ORANG TUA BIOLOGISNYAen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • SRA-Law [296]
    Koleksi Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa S1 Bidang Hukum (FH)

Show simple item record