Show simple item record

dc.contributor.authorErma Yasinta
dc.date.accessioned2013-12-05T05:43:42Z
dc.date.available2013-12-05T05:43:42Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM091610101029
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4801
dc.description.abstractRINGKASAN Penelitian tentang potensi ekstrak daun Pandan Wangi (Pandanus amarylifollius Roxb) terhadap ketebalan epitel gingiva pasca pencabutan gigi pada tikus Wistar; Erma Yasinta, 091610101029, 2013; 61 halaman; Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Tindakan pencabutan gigi menyebabkan perlukaan dan kerusakaan jaringan pada jaringan sekitar gigi. Respon dasar kerusakan jaringan pada organ hidup adalah dengan beregenerasi dan mengganti bagian yang hilang atau rusak. Banyak ditemukan tanaman herbal di Indonesia, salah satunya daun Pandan Wangi yang mempunyai kandungan alkaloida, saponin, flavonoid, polifenol, tanin, dan zat warna. Zat-zat yang terkandung seperti saponin, flavonoid, dan tanin berfungsi sebagai stimulator dan meningkatkan migrasi keratinosit serta meningkatkan keratinosit dalam memproduksi fibrinektin (Falanga, 2003). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris pada tikus wistar jantan menggunakan rancangan penelitian the post test only control group design. Sebelum penelitian ini dilakukan, dilakukan pengurusan ethical clearance di Komisi Etik, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada. Sampel tikus Wistar Jantan dikelompokkan menjadi 2 kelompok secara acak masing-masing 12 tikus kelompok kontrol dan perlakuan. Daun Pandan Wangi diencerkan menjadi ekstrak daun Pandan Wangi dengan konsentrasi 40%. Hewan coba dianestesi menggunakan anesject kemudian dicabut gigi molar satu rahang kiri bawah. Pada kelompok kontrol langsung diberi aquades dan pada kelompok perlakuan diberi ekstrak daun Pandan Wangi senbanyak 2,5 ml/hari menggunakan sonde lambung secara intragastrik. Pengorbanan dilakukan pada hari ke-3, hari ke-7, dan hari ke-14 pasca pencabutan. Dilanjutkan dengan pengambilan jaringan dan difiksasi dengan larutan formaldehid 10% kemudian dilakukan prosesing jaringan dengan pewarnaan hematoksilin-eosin. vii Pada peneletian ini didapatkan hasil bahwa pada kelompok hari ke-3, ketebalan epitel pada perlakuan (P) lebih tebal dibandingkan kelompok kontrol (K) tetapi tidak signifikan. Peningkatan ini disebabkan adanya zat dalam daun Pandan Wangi yang dapat berperan dalam peningkatan ketebalan epitel. Saponin memiliki fungsi sebagai activator dan sintesis TGF-β1 serta modifikasi ekspresi reseptor TGF-β di fibroblast. Pada hari ke-7 dan hari ke-14 didapatkan hasil ketebalan epitel kelompok perlakuan (P) lebih tipis dibandingkan kelompok kontrol (K). Hal ini dimungkinkan karena Pada proses epitelisasi, sel pada stratum basalis akan membelah, berproliferasi dan berpindah ke permukaan epidermis. Setelah mencapai permukaan stratum korneum, sel berubah menjadi pipih dan mati (Potter, 2005). Epitel yang memperbarui diri akan merekonstruksi diri sendiri melalui tiga tahapan yang berkaitan, yaitu meningkatkan sel induk yang aktif membelah, meningkatkan jumlah replikasi sel dan mengurangi siklus replikasi sel. Pengurangan siklus replikasi sel terjadi karena kapasitas proliferasi, dan rentang usia sel. Selain itu adanya konsep bahwa sel memiliki kemampuan terbatas untuk bereplikasi (Kumar, 2005).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091610101029;
dc.subjectdaun Pandan Wangi (Pandanus amarylifollius Roxb)en_US
dc.titlePOTENSI EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb) TERHADAP KETEBALAN EPITEL GINGIVA PASCA PENCABUTAN GIGI TIKUS WISTARen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record