Show simple item record

dc.contributor.authorZainuri
dc.contributor.authorM.Fathorrazi
dc.contributor.authorSebastiana
dc.date.accessioned2013-12-05T03:02:43Z
dc.date.available2013-12-05T03:02:43Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4498
dc.descriptionInfo lebih lanjut hub: Lembaga Penelitian Universitas Jember Jl. Kalimantan No.37 Jember telp. 0331-339385 Fax. 0331-337818en_US
dc.description.abstractPenelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi riil buruknya manajemen penanggulangan kemiskinan di lndonesia. Hasil penelitian Bank Dunia (2001) di -i0 negara sedang berkembang di Asia" Afrika dan Amerika Latin, selama 10 rahun sejak tahun 1990 tentang segala upaya penanggulangan kemiskinan kurang slslanasfuan. Disamping tumpang tindih, kebijakan penangulangan kemiskinan cenderung kurang sustainable, bersifat top down dan menempatkan masyarakat sebagai obyek. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini:1) Mengidentifikasi potensi sumberdaya yang ada di sekitar keluarga miskin di Kabupaten Bondowoso. 2) Mengidentifikasi potensi zakat, infak, shadakah, dan wakaf yang ada di uilayah Kabupaten Bondowoso. 3)Menganalisis kebutuhan mendasar setiap rumah tangga miskin dalam mengatasi ketidakberdayaan dan kemiskinannya. 4) \[enganalisis peran sumberdaya alam, modal, keuangan, manusia, sosial serta z*a7 infaq, shadakah dan wakaf (ZIS-W) terhadap penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bondowoso. Dari analisis Potensi Sumberdaya Sekitar Rumah Tangga Miskin ditemukan bahwa potensi masyarakat miskin bondowoso sangat rendah. Dengan rrenggunakan pendekatan SLA dapat disimpulkan bahwa variabel sumber daya zakat infaq, dan shodaqoh sebesar 0,40 yang menunjukkan bahwa zakat, infaq, den shodaqoh secara potensial merupakan variabel yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam usaha pengentasan kemiskinan yang ada di bondowoso. Dengan menggunakan metode AHP, ditemukan bahwa kebutuhan mendasar yang dibutuhkan setiap rumah tangga miskin dalam mengatasi kemiskinan, yaitu keberadaan infrastruktur pasar terutama di tingkat desa. Disamping itu, penyediaan lapangan pekerjaan dengan melakukan perbaikan kelembagaan di wilayah desa akan lebih efektif terhadap orang miskin dari pada sekedar pelatihan, sedangkan bantuan pinjaman lunak dengan prosedur yang mudah mempunyai nilai derajat yang lebih besar dari bantuan langsung tunai. Adapun kelembagaan yang lebih efektif untuk bisa menyediakan pinjaman modal terhadap orang miskin adalah kelembagaan di wilayah desa. Model pengentasan kemiskinan dengan pendekatan SLA akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan pendekatan kelembagaan ZIS-W karena walaupun masih bersifat potansial ZIS-W mempunyai akar yang kuat (kearifan lokal) yang telah lama eksis dalam kehidupan masyarakat Bondowoso.en_US
dc.description.sponsorshipSTRANAS_2009en_US
dc.publisherFAKULTAS EKONOMI '09en_US
dc.subjectSustainabIe Livelihood Approach (SLA)en_US
dc.subjectKemiskinanen_US
dc.subjectZIS-Wen_US
dc.titleAlternatif Model Penanggulangan Kemiskinan Menggunakan Pendekatan S u st a i n a b I e Livelihood Approach (SLA) Dengan Kelembag aan Zakat, lnfak, Shadakah, Dan Wakaf (ZI|S-W) DiKabupaten Bondowosoen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record