Show simple item record

dc.contributor.authorSayyidah Auliany Aminy
dc.date.accessioned2013-12-04T07:18:51Z
dc.date.available2013-12-04T07:18:51Z
dc.date.issued2013-12-04
dc.identifier.nimNIM102010101041
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3970
dc.description.abstractRINGKASAN Pengaruh Induksi Toksin Ubur-ubur (Physalia physalis) Terhadap Gambaran Histopatologi Paru-paru Tikus Wistar; Sayyidah Auliany Aminy, 102010101041; 2013; 60 halaman; Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Ubur-ubur Physalia physalis merupakan salah satu spesies ubur-ubur beracun yang sering menyengat manusia. Serangan ubur-ubur di Indonesia cukup tinggi disebabkan kondisi iklim dan tingginya aktivitas di wilayah pantai. Toksin ubur-ubur Physalia physalis memiliki berbagai macam efek berbahaya bagi tubuh manusia. Salah satu efek toksin Physalia physalis adalah timbulnya sesak nafas setelah tersengat, pola nafas berubah menjadi cepat dan dalam, kemudian melemah dan diikuti oleh terjadinya kegagalan pernafasan. Akan tetapi sampai saat ini belum diketahui secara pasti mekanisme terjadinya sesak nafas pada pasien pasca sengatan ubur-ubur Physalia physalis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pneumotoxic protein toksin ubur-ubur Physalia physalis secara in vivo pada tikus galur Wistar. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomolekuler Fakultas Kedokteran Universitas Jember pada bulan Agustus-Oktober 2013. Penelitian merupakan penelitian true experimental dengan metode Post Test Only Control Group Design. Bahan yang digunakan adalah protein toksin ubur-ubur Physalia physalis. Pembuatan larutan protein toksin dilakukan dengan metode lipolizer dan pengukuran kadar protein toksin dilakukan dengan metode Bradford. Sampel yang digunakan adalah tikus putih galur Wistar jantan berusia 2-3 bulan dengan berat rata-rata 150 gram, kemudian dilakukan perlakuan berupa injeksi protein toksin ubur-ubur Physalia physalis. Kelompok perlakuan dibagi menjadi 4 kelompok, dan tiap kelompok terdiri atas 6 ekor tikus Wistar, K diinjeksi dengan larutan PZ; P1 diinjeksi protein toksin ubur-ubur Physalia physalis dengan dosis 10 mg/KgBB; P2 diinjeksi protein toksin ubur-ubur Physalia physalis dengan dosis 20 mg/KgBB; P3 diinjeksi dengan protein toksin ubur-ubur Physalia physalis dengan dosis 30 mg/KgBB. Kemudian, setelah 6 jam dilakukan pengambilan organ paru-paru tikus viii yang didahului dengan proses dekapitasi. Paru-paru sampel kemudian direndam dengan larutan formalin 10% kemudian dilakukan pembuatan preparat dengan metode parafin dan pewarnaaan HE, kemudian dilakukan pengamatan secara mikroskopik dan ditentukan tingkat perubahan histopatologi paru-paru dengan menggunakan skor. Setelah itu dilakukan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya perubahan histopatologi pada paruparu tikus Wistar berupa infiltrasi sel radang, edema paru, degenerasi dan apoptosis sel-sel penyusun paru. Hasil uji statistik Kruskal-wallis menunjukkan data memiliki perbedaan signifikan (p<0,05) (p=0,001). Terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada perubahan histologi paru-paru antara kelompok K dan P1 (p=0,001); K dan P2 (p=0,001); K dan P3(p=0,001). Kemudian, tidak didapatkan adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada perubahan histologi paru-paru antara kelompok P1 dan P2 (p=1,000);P1 dan P3 (p=1,000),P2 dan P3 (p=1,000). Penelitian ini menunjukkan bahwa toksin ubur-ubur Physalia physalis memiliki pengaruh terhadap perubahan histopatologi paru-paru tikus Wistar.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries102010101041;
dc.subjectHistopatologi Paru-paruen_US
dc.titlePENGARUH INDUKSI TOKSIN UBUR-UBUR (Physalia Physalis) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PARU-PARU TIKUS WISTARen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record