Show simple item record

dc.contributor.authorMH Yuda Alhabsy
dc.date.accessioned2013-12-03T07:46:32Z
dc.date.available2013-12-03T07:46:32Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM082010101036
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3082
dc.description.abstractSaat ini sedang gencar dilakukan pengembangan penelitian untuk mengobati dan mencegah perjalanan dari kanker. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Modalitas terapi tersebut bukanlah tidak ada efek samping. Saat ini mulai dikembangkan pengobatan dan pencegahan untuk kanker yang berasal dari alam dapat dikonsumsi dan aman bagi tubuh. Salah satu tanaman yang dipercaya dapat mencegah sekaligus menghambat proliferasi dari sel kanker adalah kedelai. Kedelai merupakan tanaman yang termasuk suku polong-polongan ( Leguminoceace). Tanaman ini cukup banyak mengandung isoflavon yang diyakini sebagai anti kanker dan sebagai antiinflamasi (Simoda dan Hamada, 2010). Isoflavon termasuk dalam senyawa fitoestrogen yang memiliki fungsi sebagai enzim penghambat kanker, antioksidan, dan anti estrogen (Kim et al., 2006). Mekanisme kerja dari kedelai yang dapat menginduksi apoptosis sel dan menghambat proliferasi sel dapat mengindikasikan bahwa kedelai dapat sebagai agen kemopreventif (Darma et al.,2008). Tingginya kandungan isoflavon dalam kedelai dapat menjadi dasar pemanfaatan sari kedelai sebagai pencegah kanker paru. Penghambatan sel kanker oleh isoflavon dicapai melalui mekanisme perbaikan regulasi siklus sel yang menyebabkan proliferasi gen abnormal menurun. Secara in vitro, sari kedelai terbukti dapat menghambat proses karsinogenesis (Pawiharsono, 2008). Berdasarkan hal tersebut, kedelai berpotensi sebagai agen kemopreventif baru termasuk untuk kanker paru, maka dilakukan penelitian ilmiah lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh sari kedelai terhadap gambaran proliferasi sel pada kanker paru tikus wistar yang diinduksi 7,12dimethylbenz(a)antrhacene (DMBA). Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris (Pratiknya, 2003) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah post test only control group design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah simple random sampling dengan 2 kelompok kontrol, yaitu kontrol negatif (pemberian pur dan aquadest) dan kontrol positif (pemberian DMBA) serta 3 kelompok perlakuan, yaitu P (pemberian DMBA dan sari kedelai dosis 5mg/hari, P (Pemberian DMBA dan sari kedelai dosis 10 mg/hari), dan P 3 ix 2 (Pemberian DMBA dan sari kedelai dosis 20 mg/hari). Setiap kelompok perlakuan dilakukan pemeriksaan histopatologi menggunakan pewarnaan imunohistokimia dengan metode PCNA ( Proliferating Cell Nuclear Antigen) pada mikroskop cahaya dengan pembesaran 400 kali. Hasil dari pemeriksaan didapatkan rerata jumlah gambaran proliferasi sel paru tikus masing-masing kelompok adalah K (-) = 25,8, K (+) = 51, P 1 = 41,8, P = 25,2. Berdasarkan penelitian, sari kedelai terbukti mempunyai pengaruh terhadap proliferasi sel paru, yaitu dapat mengurangi proliferasi sel dengan mendetoksifikasi karsinogen reaktif menjadi non reaktif melalui peningkatan ekspresi glutathion S-transferase (GST), penundaan siklus sel, dan meningkatkan ekspresi gen-gen antiproliferasi seperti TGF β dan TP53. Dari hasil penelitian juga didapatkan dosis optimal sari kedelai dalam menghambat proliferasi sel yang berlebihan adalah sebesar 20 mg/hari.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082010101036;
dc.subjectKANKER PARU TIKUS WISTAR YANG DI WISTAR YANG DIINDUKSI 7,12–en_US
dc.titlePENGARUH SARI PROLIFERASI SEL SARI KEDELAI SEBAGAI PENGHAMBAT PROLIFERASI SEL PADA KANKER PARU T KEDELAI SEBAGAI PENGHAMBAT KANKER PARU TIKUS WISTAR YANG DI WISTAR YANG DIINDUKSI 7,12– Dimethylbenz(a)antrhacene (DMBA)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record