Show simple item record

dc.contributor.authorFreicillya Rebecca Clorinda
dc.date.accessioned2013-12-03T07:03:12Z
dc.date.available2013-12-03T07:03:12Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM082010101039
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3017
dc.description.abstractInfeksi Staphylococcus aureus masih menjadi perhatian di bidang kedokteran. Hal ini disebabkan oleh karena tingginya tingkat morbiditas dan mortalitas pada infeksi S. aureus. Di Amerika dari 94.000 kasus infeksi yang ada, sekitar 18.650 mengalami kematian akibat infeksi S. aureus. Infeksi S. aureus mencapai 70% di Asia pada tahun 2007 dan di Indonesia pada tahun 2006 mencapai 23,5%. S. aureus merupakan flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia, namun ketika kulit tersebut rusak atau terbuka karena beberapa alasan, maka bakteri dapat masuk melalui luka dan menyebabkan infeksi. Infeksi S. aureus juga dapat menyebabkan penyakit yang serius dan mengancam jiwa bila sampai masuk dalam aliran darah, misalnya pneumonia, meningitis, endokarditis, dan sepsis. Beberapa tahun terakhir S. aureus menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang biasa digunakan. Banyaknya resistensi antibiotik terhadap S. aureus ini, maka diperlukan suatu pengembangan inovasi baru mengenai obat alternatif yang memanfaatkan obat herbal sebagai antibiotik salah satunya adalah minyak jintan hitam yang mengandung banyak zat aktif, diantaranya adalah Thymoquinone, Thymohydroquinone dan Tannin yang terbukti memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan minyak jintan hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan kadar hambat minimum (KHM) minyak jintan hitam terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus. Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimental Design dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah bakteri S. aureus yang ditanam dalam agar Mueller Hinton yang kemudian diberi perlakuan dengan minyak jintan hitam dengan beberapa konsentrasi. Konsentrasi larutan uji yang digunakan adalah minyak jintan hitam dengan konsentrasi 0,39% v/v; 0,78% v/v; 1,56% v/v; 3,12% v/v; 6,25% v/v; 12,5% v/v; 25% v/v; 50% v/v sedangkan kontrol negatif adalah NaCMC 0,5% dan kontrol positif adalah suspensi sefaleksin. Data yang diperoleh adalah diameter zona hambat pertumbuhan bakteri S. aureus pada media Mueller Hinton tiap konsentrasi 0,39% v/v; 0,78% v/v; 1,56% v/v; 3,12% v/v; 6,25% v/v; 12,5% v/v; 25% v/v; 50% v/v berturut-turut yaitu 0,76 cm; 0,76 cm; 0,76 cm; 0,81 cm; 0,90 cm; 1,05 cm; 1,22 cm; 1,52 cm. Data kemudian dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov Smirnov, kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas Levene. Analisis data untuk membuktikan adanya aktivitas antibakteri ialah menggunakan uji Kruskal-Wallis, karena varians data tidak homogen. Uji selanjutnya adalah uji regresi linier untuk menentukan persamaan garis regresi, sehingga didapatkan nilai KHM kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak jintan hitam mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona hambat pada media Mueller Hinton. Semakin tinggi konsentrasi minyak jintan hitam maka kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus semakin besar. Minyak jintan hitam memiliki Kadar Hambat Minimum (KHM) terhadap pertumbuhan S. aureus secara kualitatif sebesar 3,12% v/v dan secara kuantitatif menggunakan Uji Regresi Linier didapatkan KHM sebesar 1,056% v/v.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082010101039;
dc.subjectMINYAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERIen_US
dc.titleUJI KEMAMPUAN MINYAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITROen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record