Show simple item record

dc.contributor.authorVita Fauzi Maymunah
dc.date.accessioned2013-12-03T02:11:48Z
dc.date.available2013-12-03T02:11:48Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM072210101018
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2640
dc.description.abstractMalaria masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia baik di negaranegara berkembang maupun maju. Sekitar 41% penduduk dunia atau kurang lebih 2,3 milyar penduduk tinggal di daerah endemis malaria. Sebanyak 300-500 juta diantaranya terinfeksi malaria setiap tahunnya, dan sekitar 1,5-2,7 juta meninggal per tahun. Angka kematian malaria di Indonesia mencapai 1,7 juta jiwa per tahun. Malaria menduduki peringkat ke-5 penyebab kematian. Salah satu penyebab kegagalan dalam pemberantasan malaria adalah terjadinya resistensi Plasmodium terhadap obat-obat antimalaria seperti klorokuin, primakuin dan sulfadoksinpirimetamin, bahkan pada artemisinin monoterapi yang baru-baru ini dijadikan sebagai obat pilihan pertama. Salah satu cara mengatasinya yaitu dengan mencari bahan obat baru yang berasal dari alam, utamanya yang digunakan oleh masyarakat secara tradisional untuk mengobati malaria di berbagai daerah endemik di dunia. Tanaman langsat (Lansium domesticum Corr.) telah dimanfaatkan secara empiris dalam menangani malaria dan disentri oleh masyarakat Sulawesi Tenggara. Langsat mengandung beberapa jenis senyawa limonoid yang termasuk dalam senyawa terpenoid. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antimalaria fraksi kloroform kulit batang langsat terhadap Plasmodium berghei secara in vivo dan untuk mengetahui nilai ED fraksi kloroformnya. Pada penelitian ini hewan coba yang digunakan yaitu mencit yang dibagi 50 dalam 4 kelompok perlakuan (dosis 50 mg/kg BB; 25 mg/kg BB; 12,5 mg/kg BB; dan 6,25 mg/kg BB) dan 1 kelompok kontrol negatif (DMSO). Uji aktivitas antimalaria fraksi kloroform kulit batang langsat dilakukan dengan metode tes Peter vii yang dimodifikasi. Pada hari pertama (H viii 0 ) sampai hari keempat (H ), mencit perlakuan diberikan suspensi fraksi kloroform kulit batang langsat secara intraperitoneal. Hapusan darah dari ekor mencit yang telah diwarnai dengan Giemsa 10% dilakukan pengamatan derajat parasitemia dengan cara menghitung jumlah sel darah merah yang terinfeksi P.berghei secara mikroskopis mulai dari H . Setelah itu didapatkan nilai persen pertumbuhan dan persen penghambatan parasit. Data persen penghambatan dan data dosis kemudian diolah dengan analisis probit program SPSS 17.0 untuk mendapatkan nilai ED Skrining fitokimia dengan metode KLT secara kualitatif juga dilakukan untuk mengetahui keberadaan golongan senyawa yang diduga memiliki aktivitas antimalaria. 50. Hasil identifikasi golongan senyawa terpenoid dengan menggunakan lempeng silika gel 60F dan eluen n-heksana : etil asetat (3:2) pada fraksi kloroform kulit batang langsat memberikan hasil positif pada Rf 0,37; 0,47; 0,64 dan 0,75. Hasil uji aktivitas antimalaria dari fraksi kloroform kulit batang langsat pada dosis 50 mg/kg BB; 25 mg/kg BB; 12,5 mg/kg BB; dan 6,25 mg/kg BB masing-masing menunjukkan persen penghambatan terhadap Plasmodium berghei sebesar 78,78%; 62,25%; 36,23; dan 26,66%. Aktivitas antimalaria fraksi kloroform kulit batang langsat diduga karena kandungan senyawa terpenoid yang ditunjukkan dari hasil identifikasi golongan senyawa terpenoid. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah fraksi kloroform kulit batang langsat (Lansium domesticum Corr.) terbukti memiliki aktivitas antimalaria terhadap Plasmodium berghei secara in vivo dan nilai ED 254 dari fraksi kloroformnya adalah sebesar 16,946 mg/kgBB.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072210101018;
dc.subjectFRAKSI KLOROFORM,KULIT BATANG LANGSAT.en_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIMALARIA FRAKSI KLOROFORM KULIT BATANG LANGSAT (Lansium domesticum Corr.) TERHADAP Plasmodium berghei SECARA IN VIVOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record