Show simple item record

dc.contributor.authorYeni Sugiarto
dc.date.accessioned2013-12-02T11:48:43Z
dc.date.available2013-12-02T11:48:43Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM081610101110
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2538
dc.description.abstractKaries merupakan penyakit gigi yang sering terjadi pada anak-anak maupun dewasa serta merupakan penyebab utama kehilangan gigi pada usia muda. Karies banyak ditemukan terutama pada gigi belakang, dikarenakan permukaan gigi belakang memiliki ceruk-ceruk yang sempit dan dalam Ketahanan pemakaian fissure sealant dapat diuji dengan berbagai cara karena menyesuaikan dengan penggunaan di dalam rongga mulut. Fissure sealant terletak di permukaan oklusal gigi dan mendapatkan tekanan kunyah yang besar. Tekanan kunyah yang mengenai fissure sealant tersebut dapat menyebabkan terjadinya kebocoran tepi serta memungkinkan terlepasnya fissure sealant. Tekanan kunyah akan diperparah apabila kebersihan mulut pasien jelek, artinya pH rongga mulut rendah. Pada kondisi tersebut apabila pasien mempunyai kebiasaan mengkonsumsi minuman berkarbonasi maka pH rongga mulut semakin menurun. pH yang rendah dapat menyebabkan degradasi fissure sealant sehingga sangat memungkinkan kebocoran tepi yang timbul akan semakin besar. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman dalam minuman berkarbonasi terhadap kebocoran tepi fissure sealant berbasis resin serta perbedaan kebocoran tepi fissure sealant yang telah direndam dalam minuman berkarbonasi dengan kelompok kontrol yang direndam dalam aquades. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya fissure sealant sebagai upaya preventif dalam mencegah karies serta pengaruh minuman berkarbonasi terhadap efektivitas bahan fissure sealant. Pada penelitian ini untuk menguji kondisi tersebut menggunakan uji post-test only control group design. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 32 gigi premolar RA dan RB yang diaplikasikan fissure sealant berbasis resin pada bagian disto-labial gigi. Kemudian dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, yaitu kelompok 1 direndam dalam aquadest selama 18 jam, kelompok 2 direndam dalam minuman berkarbonasi selama 7 jam, kelompok 3 direndam dalam minuman berkarbonasi selama 13 jam, dan kelompok 4 direndam dalam minuman berkarbonasi selama 18 jam. Setelah dilakukan perendaman, tahap berikutnya adalah pengamatan kebocoran tepi fissure sealant. Hasil penelitian menunjukkan ukuran rerata kedalaman penetrasi methylene blue 2% kelompok 1 sebesar 0.4488 mm, kelompok 2 sebesar 0.9483 mm, kelompok 3 sebesar 1.2942mm dan yang terakhir kelompok 4 sebesar 1.6259 mm. Semakin tinggi nilai penetrasi methylene blue 2% menunjukkan semakin tinggi tingkat kebocoran tepi serta semakin rendah tingkat kerapatan tepi fissure sealant. Kesimpulannya adalah kebocoran tepi fissure sealant berbasis resin yang direndam dalam minuman berkarbonasi lebih besar dibandingkan dengan kebocoran tepi fissure sealant yang direndam dalam aquadest. Dan semakin lama waktu perendaman dalam minuman berkabonasi, maka semakin besar kebocoran tepi fissure sealant berbasis resin. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para dokter gigi untuk memberikan anjuran pada pasiennya yang mendapatkan perawatan fissure sealant agar setelah meminum minuman berkarbonasi sebaiknya dinetralkan dengan air putih atau larutan pH netral.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081610101110;
dc.subjectKEBOCORAN TEPI FISSURE SEALANT BERBASIS RESIN SETELAH PERENDAMAN DALAM MINUMAN BERKARBONASIen_US
dc.titlePERBEDAAN TINGKAT KEBOCORAN TEPI FISSURE SEALANT BERBASIS RESIN SETELAH PERENDAMAN DALAM MINUMAN BERKARBONASIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record