Show simple item record

dc.contributor.authorLampita Dyah Kartikaningsih
dc.date.accessioned2014-01-22T23:23:03Z
dc.date.available2014-01-22T23:23:03Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM052010101049
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21430
dc.description.abstractBalita dikelompokkan sebagai golongan penduduk yang rawan terhadap kekurangan gizi. Prevalensi penderita kurang gizi di beberapa wilayah Indonesia berada pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Kurang gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental. Kondisi kurang gizi akan mempengaruhi banyak organ dan sistem. Kekurangan protein yang terjadi pada balita kurang gizi, menyebabkan otot-otot menjadi atrofi sehingga dapat mengganggu kekuatan motorik otot dalam melaksanakan aktivitas sesuai usia perkembangan. Pada tahun 2006 masalah kurang gizi di Kabupaten Jember masih tinggi, yaitu sebesar 15,3%, sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe sebesar 254 balita (8,45%). Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil serta memerlukan koordinasi yang cermat. Perkembangan motorik halus anak dikatakan terlambat bila di usianya yang seharusnya sudah dapat mengembangkan ketrampilan baru, tetapi anak tidak dapat menunjukkan kemajuan. Di Kecamatan Sumberjambe sendiri belum ada pemeriksaan rutin (skrining) untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan perkembangan motorik halus pada balita, khususnya pada balita yang kurang gizi, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), yaitu suatu daftar pertanyaan ix yang ditujukan kepada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan sampai usia 6 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kurang gizi dengan gangguan perkembangan motorik halus pada balita di Kecamatan Sumberjambe. Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember pada bulan Mei 2009. Sampel yang penelitian ini adalah balita yang memenuhi kriteria sebagai kasus dan kontrol, yaitu sebesar 135 balita. Pengambilan sampel dilakukan sendiri oleh peneliti menggunakan metode proportional stratified random sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode analisis Contingency Coefficient dengan <0,05. Pengolahan data menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences 15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 135 balita, 82 balita (60,7%) mengalami gangguan perkembangan motorik halus. Dari 82 balita tersebut, 61 balita (45,2%) merupakan balita kurang gizi, dan sisanya (15,6%) merupakan balita dengan status gizi baik. Dari hasil analisis uji statistik menunjukkan bahwa kurang gizi mempunyai hubungan yang bermakna dengan terjadinya gangguan perkembangan motorik halus ( <0,05). Berdasarkan nilai resiko relatif sebesar 2,948, hal ini berarti kurang gizi benar-benar sebagai faktor resiko untuk terjadinya gangguan perkembangan motorik halus pada balita dengan validitas sebesar 95%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang nyata antara kurang gizi dengan gangguan perkembangan motorik halus pada balita di Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries052010101049;
dc.subjectGangguan Perkembangan Motorik Halus pada Balita Kurang Gizien_US
dc.titleGANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA BALITA KURANG GIZI DI KECAMATAN SUMBERJAMBE KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record