Show simple item record

dc.contributor.authorRoys Alwanita
dc.date.accessioned2014-01-22T14:13:44Z
dc.date.available2014-01-22T14:13:44Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM062110101013
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21301
dc.description.abstractPenyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. WHO memperkirakan setiap tahun terdapat 557.000 kasus baru TBC. Berdasarkan jumlah itu, 250.000 kasus (115/100.000) merupakan penderita TBC menular. Salah satu permasalahan yang menyebabkan penderita TBC terus bertambah adalah ketidakpatuhan penderita dalam menelan obat. WHO mengembangkan Strategi Directly observed Treatmen Shortcourse Chemotheraphy (DOTS) yang telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective). Salah satu komponen strategi DOTS adalah keberadaan PMO. Kinerja pengawas menelan obat (PMO) dapat dipengaruhi oleh variabel psikologis diantaranya adalah kepribadian. Hasil penelitian Program penanggulangan penyakit TB Paru dengan strategi DOTS di Kota Banjarmasin tahun 1996/1997 menunjukkan bahwa kinerja. PMO yang mempunyai kepribadian tipe A, 3 kali lebih besar mempunyai kinerja yang baik dibandingkan PMO yang mempunyai kepribadian dengan tipe B, PMO mempunyai hubungan keluarga dengan penderita, 3 kali lebih besar mempunyai kinerja kurang dibandingkan PMO yang mempunyai hubungan keluarga dengan penderita. PMO yang baru , 3 kali lebih besar mempunyai kinerja kurang dibandingkan PMO yang lama. PMO baik apabila PMO dan penderita mempunyai pengetahuan, kepribadian yang baik, serta mempunyai hubungan keluarga dengan penderita dan sebelumnya PMO pernah menjadi PMO. Dalam hal ini kepribadian seorang PMO juga menpunyai peran sangat penting untuk menentukan arah keberhasilan pengobatan TBC. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2002). PMO adalah seseorang yang bertugas untuk mengawasi, memberikan dorongan dan memastikan penderita TB agar menelan Obat Anti TB (OAT) secara teratur sampai selesai, yang biasanya ditunjuk berdasarkan kesepakatan antara petugas kesehatan dengan penderita itu sendiri (Ditjen P2M&PL, 2001). Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Berdasarkan survey awal dari peneliti di didapat 54 orang PMO, namun untuk kepentingan penelitian yang didasarkan pada criteria inklusi maka PMO yang diteliti sebanyak 34 orang. Bertolak dari keadaan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tipe kepribadian pengawas menelan obat (PMO) dengan viii kepatuhan berobat penderita tuberkulosis paru di wilayah kecamatan kota Kabupaten Jember Tahun 2010. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh PMO yang masuk dalam kriteria inklusi yaitu sebanyak 34 PMO. Cara pengambilan sampel dengan total sampling. Data yang diperoleh, diolah, dan dianalisis dengan menggunakan uji parameter. Hasil penelitian ini menunjukkan Sebagian besar PMO yang mendampingi penderita TBC di Kecamatan Kota Kabupaten Jember berhasil melakukan tugasnya dengan baik karena ditunjang oleh karakteristik PMO yang sesuai dengan syaratsyarat menjadi seorang PMO, antara lain berumur 25-34 tahun dan berlatar pendidikan SMA, selain itu sebagian besar PMO tidak bekerja. Sebagian besar PMO di wilayah kecamatan kota Kabupaten Jember bertipe kepribadian A yang mempunyai sifat merasa dikejar waktu, tidak sabaran, merasa khawatir, kompetitif dan agresif serta kasar dan tidak dapat rileks akan meningkatkan kepatuhan penderita TBC. Sedangkan PMO yang bertipe kepribadian B mempunyai sifat tidak merasa dikejar waktu, rileks dan tenang, sabar, dan tidak menaruh perasaan curiga pada seseorang. Sebagian besar penderita TBC mempunyai sikap patuh dalam menjalankan pengobatan. Serta tidak ada hubungan antara tipe kepribadian PMO di wilayah kecamatan kota Kabupaten Jember dengan Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kecamatan Kota Kabupaten Jember.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062110101013;
dc.subjectPersonality Type of Drug-Taking Supervisoen_US
dc.titleHUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) BARU DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KECAMATAN KOTA KABUPATEN JEMBER TAHUN 2010en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record