Show simple item record

dc.contributor.authorEKO GATHUT WIRAWANTO
dc.date.accessioned2014-01-21T08:37:27Z
dc.date.available2014-01-21T08:37:27Z
dc.date.issued2014-01-21
dc.identifier.nimNIM031520201002
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/19965
dc.description.abstractAktivitas usahatani tumpangsari kopi di lahan hutan dalam kawasan hutan produksi Perum Perhutani Unit II-KPH Bondowoso, selama ini tercatat dapat tumbuh dan berkembang dengan relatif cukup baik. Penelitian ini dilakukan guna mempelajari/ mengkaji mengapa hal tersebut dapat terjadi dan bagaimana tingkat kontribusi pendapatan dari hasil usahatani tumpangsari kopi tersebut terhadap pendapatan keluarga petani desa hutan. Permasalahan yang hendak dikaji adalah: (a) bagaimana karakteristik kemitraan yang tumbuh dan berkembang, (b) bagaimana keberadaan faktor pendorong dan faktor yang dapat berpotensi sebagai penghambat aktivitas kemitraan, ditinjau dari: (i) aspek berbagi biaya, (ii) aspek berbagi manfaat, dan (iii) aspek berbagi risiko, dan (c) seberapa besar kontribusi pendapatan dari hasil usahatani tumpangsari kopi terhadap pendapatan keluarga petani desa hutan. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja di 4 (empat) wilayah BKPH, yaitu: (a) BKPH Bondowoso, (b) BKPH Wonosari, (c) BKPH Sukosari, dan (d) BKPH Sumber Wringin. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif dan kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sampel penelitian terdiri dari 2 (dua) golongan, yaitu: (a) petani desa hutan anggota kemitraan, dan (b) SDM pengelola dilingkup Perum Perhutani. Pendekatan analisis yang dipergunakan dalam penelitian adalah: (a) analisis deskriptif, (b) analisis kualitatif, dan (c) analisis rasio kontribusi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 2 (dua) pola kemitraan yang tumbuh dan berkembang, yaitu: (a) pola inti plasma tahap pemula (sederhana), dan (b) pola inti plasma tahap madya. Aktivitas kemitraan pola inti-plasma tahap pemula relatif lebih efektif dan efisien peranan dan fungsinya dalam: (a) menjaga fungsi pokok hutan produksi secara optimal dan berkeseimbangan, (b) menjaga fungsi konservasi yang diemban oleh hutan produksi secara optimal dan berkeseimbangan, serta (c) secara optimal dapat menjaga keberadaan kelas hutan dalam kawasan. Relatif baiknya perkembangan aktivitas kemitraan yang dilaksanakan, dapat terjadi karena kondisi dan keberadaan faktor-faktor yang dapat berpotensi menjadi pendorong aktivitas kemitraan tersebut berkembang secara relatif cukup baik. Demikian pula relatif baiknya perkembangan aktivitas kemitraan yang dilaksanakan, dapat terjadi karena kondisi dan keberadaan faktor-faktor yang dapat berpotensi menjadi penghambat relatif tidak menonjol. Kontribusi pendapatan bersih usahatani kopi tumpangsari terhadap total pendapatan bersih keluarga petani desa hutan akan tercatat ‘relatif rendah’ apabila cukup berkembang peluang (kesempatan) bagi petani desa hutan untuk berusaha: (a) di bidang pertanian di luar usahatani tanaman, yaitu usaha peternakan dan agroindustri, dan (b) di luar bidang pertanian, yaitu usaha perdagangan atau jasa. Sebaliknya akan tercatat ‘relatif tinggi’ apabila tidak atau kurang cukup berkembang peluang (kesempatan) bagi petani desa hutan untuk berusaha di bidang pertanian di luar usahatani tanaman dan di luar bidang pertanian tersebut.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries031520201002;
dc.subjectKEMITRAAN PADA USAHATANI TUMPANGSARI KOPI DAN KONTRIBUSINYAen_US
dc.titleKEGIATAN KEMITRAAN PADA USAHATANI TUMPANGSARI KOPI DAN KONTRIBUSINYATERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PETANI DESA HUTAN DI KAWASAN HUTAN PERUM PERHUTANI UNIT II KPH BONDOWOSOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record