Show simple item record

dc.contributor.authorZaidar Rahmi Martiningrum
dc.date.accessioned2013-11-30T03:09:42Z
dc.date.available2013-11-30T03:09:42Z
dc.date.issued2013-11-30
dc.identifier.nimNIM092110101052
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1868
dc.description.abstractTuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Gejala TB paru yaitu batuk terus menerus dan berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Gejala lain, yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri dada, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan (Depkes RI, 2007a). Global Tuberculosis Report (WHO, 2012) menyatakan bahwa prevalensi TB Paru di dunia tahun 2011 mencapai 9,7 – 11 juta penduduk dengan angka kematian rata-rata mencapai 980.000 orang. Prevalensi TB paru Indonesia tahun 2011 menempati urutan ke tiga setelah India dan China yaitu sebanyak 489 per 100.000 populasi. Prevalensi penderita TB di Jawa Timur menduduki peringkat kedua di Indonesia yang mencapai 224 orang per 100.000 penduduk dengan jumlah kasus yang terdeteksi 65-70%. Jumlah Penderita TB Paru BTA+ Kabupaten Jember mengalami fluktuatif dari tahun 2010-2012. Berturut-turut sebanyak 1946 orang, 2182 orang, dan 2085 orang. Rata-rata error rate Kabupaten Jember berturut-turut mulai tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 6,52%, 5,4%, dan 9,5%. Angka error rate (angka kesalahan laboratorium) yang di dapat dari hasil pemeriksaan cross check merupakan salah satu indikator program penanggulangan TB Paru (Kemenkes RI, 2011). Menurut WHO dimana jika error rate < 5% maka mutu pemeriksaan dahak di Kabupaten atau Kota tersebut dinilai bagus.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan Error rate Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM) Puskesmas Pelaksana Mandiri (PPM) di Kabupaten Jember, diantaranya faktor karakteristik responden, prosedur kerja, sarana laboratorium dan spesimen. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan menggunakan desain potong lintang (Cross Sectional). Sampel adalah 18 orang petugas laboratorium PRM dan PPM. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan narasi kemudian dianalisis menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan sebesar 5% (α=0,05). Hasil penelitian ini diantaranya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara lama kerja, beban slide perhari, status pelatihan, cara fiksasi, cara pewarnaan, dan volume dahak dengan error rate hasil pemeriksaan dahak mikroskopis. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status kesehatan mata, pembacaan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, kondisi sediaan, kondisi reagen ZN, kondisi mikroskop, kondisi kaca slide dan kondisi sputum pot. Dari hasil penelitian ini diharapkan adanya peningkatan kinerja petugas laboratorium dalam melakukan prosedur pembuatan, pewarnaan serta pembacaan slide dan meningkatkan upaya informasi serta edukasi terhadap pasien suspek TB.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries092110101052;
dc.subjectPUSKESMAS RUJUKAN MIKROSKOPIS,DAN PUSKESMAS PELAKSANA MANDIRIen_US
dc.titleDETERMINAN ERROR RATE PUSKESMAS RUJUKAN MIKROSKOPIS (PRM) DAN PUSKESMAS PELAKSANA MANDIRI (PPM) DI KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record