Show simple item record

dc.contributor.authorAr i S e tyo R in i
dc.date.accessioned2014-01-19T03:09:24Z
dc.date.available2014-01-19T03:09:24Z
dc.date.issued2014-01-19
dc.identifier.nimNIM092010101042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17229
dc.description.abstractKeadaan homeostasis dari tubuh manusia salah satunya dipertahankan oleh fungsi ginjal yang baik. Ginjal merupakan organ eliminasi utama untuk seluruh obat yang digunakan peroral, namun pada batas-batas tertentu ginjal tidak dapat melakukan fungsinya dalam eliminasi obat sehingga menyebabkan tertimbunnya obat dalam ginjal yang dapat menyebabkan cedera di daerah tubulus proksimal ginjal. Salah satu contoh obat-obatan yang dapat menimbulkan kerusakan ginjal adalah parasetamol. Konsumsi parasetamol di masyarakat cukup tinggi sehingga penggunaan obat ini sering disalahgunakan. Konsumsi parasetamol dosis toksis sebesar 15 gram dapat menimbulkan toksisitas pada hati melalui serangan stres oksidatif akibat terbentuknya oksidan. Kerusakan hati ini dapat diikuti kerusakan pada beberapa organ lain, salah satunya adalah ginjal yang berupa nekrosis tubulus ginjal akut. Secara keseluruhan terjadi insufisiensi ginjal pada 1-2% pasien dengan overdosis parasetamol. Untuk memberikan perlindungan pada ginjal (hepatoprotektor) dari zat-zat toksik diperlukan proteksi berupa antioksidan untuk mengikat radikal bebas yang dapat menimbulkan kerusakan ginjal. Salah satu tanaman yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan adalah putri malu (Mimosa pudica Linn.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak etanol putri malu sebagai nefroprotektor pada tikus yang diinduksi parasetamol dosis toksik. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental laboratories. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Control Group Design. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dan sampel yang digunakan adalah tikus Wistar, dengan jenis kelamin jantan, umur 23 bulan, berat badan 100-200 gram, dan kondisi fisik sehat. Terdapat enam kelompok perlakuan, yaitu kelompok K yang hanya diberikan CMC Na 1%; kelompok K (-) yang diberikan CMC Na 1% selama 6 hari dan pada hari ke-7 diberikan parasetamol dosis 1.350 mg/kg BB; kelompok K (+) yang diberikan obat Curcuma ® selama 6 hari dan pada hari ke-7 diberikan parasetamol dosis 1.350 mg/kg BB; kelompok P1, P2, dan P3 masing-masing diberikan ekstrak etanol putri malu dengan dosis 400, 600, dan 800 mg/kg BB selama 6 hari dan pada hari ke-7 diberikan parasetamol dosis 1.350 mg/kg BB. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus dengan total sampel 30 tikus. Sampel darah diambil pada hari ke-9 kemudian diukur kadar BUN dan kreatinin. Data kemudian dianalisis dengan One Way ANOVA dilanjutkan dengan tes LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol putri malu memiliki efek nefroprotektor pada tikus yang diinduksi parasetamol dosis toksik. Dari ketiga peringkat dosis yang diuji, dosis 800 mg/kg BB memiliki efek nefroprotektor yang paling kuat. Ekstrak etanol putri malu memiliki efek nefroprotektor yang lebih lemah dibandingkan dengan kelompok K(+).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries092010101042;
dc.subjectETA N OL P U TR I M A LU ( Mi m o s a p ud i c a L i nn. )en_US
dc.titleU J I EF EKT I V I TA S EKS TR A K ETA N OL P U TR I M A LU ( Mi m o s a p ud i c a L i nn. ) SE BA GA I N EF R OP R OTEKTOR PADA TI KU S WI STA R Y A N G D I I N D U KSI P A R A SETA M OL D OSI S TO KSI Ken_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record