Show simple item record

dc.contributor.authorDarra Ayu Nindyasari
dc.date.accessioned2014-01-18T03:33:07Z
dc.date.available2014-01-18T03:33:07Z
dc.date.issued2014-01-18
dc.identifier.nimNIM071610101067
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16722
dc.description.abstractBakteri merupakan organisme rongga mulut yang dapat mempunyai potensi patogen dan merusak jaringan rongga mulut, contohnya adalah jaringan periodontal. Bakteri gram negatif anaerob memiliki endotoksin biologi aktif atau lipopolisakarida (LPS) yang dapat menyebabkan aktivitas biologis sehingga terjadi keradangan. LPS dapat dideteksi pada plak dan permukaan akar gigi, serta berperan pada patogenesis penyakit periodontal. Osteoklas adalah sel yang berinti banyak yang terlibat dalam proses resorbsi tulang. Berdasarkan hasil penelitian pada kultur sel osteoklas, LPS dapat mempengaruhi jumlah sel osteoklas semakin meningkat pada tulang alveolar. Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang bersifat menguntungkan bagi yang mengkonsumsinya melalui penyeimbangan mikroflora pencernaan. Bakteri probiotik mampu menstimulasi sistem imun antara lain meningkatkan fungsi fagositosis makrofag, NK cells, neutrofil, merangsang sekresi IgM dan meningkatkan produksi IgA, dengan hasil akhir meningkatkan produksi antibodi secara lokal maupun sistemik. Lactobacillus lebih umum digunakan sebagai probiotik sebab mudah didapat dan efektif dalam mencegah perlekatan bakteri patogen seperti Escheria coli pada sel epitel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik (L.casei) terhadap jumlah sel osteoklas pada tulang alveolar tikus wistar jantan setelah diinduksi lipopolisakarida (LPS). Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi dalam hal penggunaan bakteri probiotik Lactobacillus casei sebagai suatu alternatif penatalaksanaan dan pencegahan keparahan penyakit periodontal. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian post test control group design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 32 ekor tikus wistar jantan. Sampel tersebut dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I (8 ekor) merupakan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Kelompok II (8 ekor) merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS selama 5 hari dan tidak diberi suntikan bakteri probiotik. Kelompok III (8 ekor) merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS dan serta diberikan suntikan bakteri probiotik bersama-sama mulai awal selama 5 hari. Sedangkan kelompok IV (8 ekor) merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS selama 5 hari kemudian dilanjutkan dengan suntikan bakteri probiotik selama 5 hari berikutnya. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji parametrik one way ANOVA dan dilanjutkan uji beda Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri probiotik L. casei dapat meningkatkan jumlah sel osteoklas tulang alveolar tikus wistar jantan yang dipapar LPS pada taraf uji 95%. Jumlah sel osteoklas pada kelompok IV (pemberian LPS selama 5 hari dilanjutkan L. casei 5 hari berikutnya didapatkan lebih tinggi) daripada kelompok III (pemberian LPS secara bersamaan selama 5 hari) pada taraf uji 95%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh pemberian probiotik L.casei yaitu meningkatkan jumlah sel osteoklas tulang alveolar tikus wistar jantan yang diinduksi LPS. Pemberian probiotik secara bersamaan dengan LPS selama 5 hari lebih efektif dalam mencegah meningkatnya jumlah osteoklas tulang alveolar tikus wistar jantan dibandingkan dengan pemberian probiotik yang diberikan 5 hari berikutnya setelah induksi LPSen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101067;
dc.subjectLactobacillus Caseien_US
dc.titlePENGARUH PROBIOTIK (Lactobacillus Casei) TERHADAP JUMLAH SEL OSTEOKLAS TULANG ALVEOLAR TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI LIPOPOLISAKARIDAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record