Show simple item record

dc.contributor.authorNyimas Izzati Auliyah
dc.date.accessioned2014-01-17T07:13:54Z
dc.date.available2014-01-17T07:13:54Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nimNIM032010101029
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16208
dc.description.abstractBanyak permasalahan yang dihadapi oleh lansia, diantaranya adalah menurunnya produktivitas, pendapatan, perhatian, dan perumahan yang berdampak pada penurunan kualitas mental lansia. Secara kognitif lansia mengalami penurunan fungsi kognitif yang bisa menyebabkan demensia dan delirium, dimana keadaan ini dapat membahayakan lansia dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Kecelakaankecelakaan kecil dapat terjadi akibat penurunan kewaspadaan, rasa cemas dan ketakutan dapat meningkat akibat gangguan orientasi, dan bertambah buruknya dampak psikososial diakibatkan karena fungsi berbahasa yang menurun. Ditambah fungsi daya ingat (memori) yang menurun menyebabkan bertambahnya masalah pada lansia. Untuk mengurangi masalah yang terjadi pada lansia diperlukan skrining atau uji saring untuk menentukan tingkat kognitif lansia dalam status mentalnya. Mini Mental Status Examination (MMSE) sering dipakai untuk uji saring menentukan status mental pasien dalam segi kognitif. Dengan waktu yang lebih singkat dan terarah, memudahkan pemeriksa untuk menilai status mental kognitif lansia. Penelitian ini merupakan survei epidemiologi deskriptif yang dilakukan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Margomulyo, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember sebanyak 59 orang responden. Lansia yang telah memenuhi kriteria inklusi sebanyak 55 sampel, dan 4 responden tidak masuk kriteria inklusi dikarenakan usia belum mencapai 60 tahun. Proses pengambilan data menggunakan kuesioner yang berisikan MMSE dengan analisis data menggunakan sistem analisis univariat yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan usia, 33% responden berusia 60-64 tahun, 41% usia 65-69 tahun, 10% berusia 70-74 tahun,, dan 16% usia 75-80 tahun viii yang terdiri dari lansia yang terdiri dari 26% laki-laki dan 74% perempuan. Suku jawa sebesar 73%, dan 27% adalah suku madura dengan riwayat pendidikan tidak bersekolah (49%), 45,5 menempuh pendidikan sampai sekolah dasar, dan 5,5% menempuh pendidikan sampai sekolah menengah pertama. Berdasarkan status pernikahan, 78% lansia berstatus janda/duda sedangkan 22% berstatus menikah. Walaupun mayoritas lansia berasal dari Jember (54%), banyak lansia yang berasal dari luar Kabupaten Jember, bahkan terdapat lansia yang berasal dari luar Jawa Timur. Hasil yang didapatkan lansia yang mempunyai status mental kognitif yang normal adalah minoritas sebanyak 18,2%, sedangkan 41,8% lainnya mengalani ganguan kognitif berat dan 40% gangguan definitif ringan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat gangguan kognitif pada lansia yang diteliti sebesar 81,8% dari seluruh lansia yang tinggal di Panti Sosial Margomulyo Kecamatan Puger, Kabupaten Jember.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries032010101029;
dc.subjectStatus Mental Kognitif pada Lansiaen_US
dc.titleGAMBARAN STATUS MENTAL KOGNITIF PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MARGOMULYO KECAMATAN PUGER, KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record