Show simple item record

dc.contributor.authorPanji Mahanata
dc.date.accessioned2014-01-17T06:35:05Z
dc.date.available2014-01-17T06:35:05Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nimNIM060910201014
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16095
dc.description.abstractTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan dampak dari adanya perubahan arus lalu lintas di kawasan kota Kabupaten Jember terhadap pendapatan sopir angkot yang melintasi kawasan kota Kabupaten jember khususnya terhadap sopir angkot D, serta memberikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait agar dapat menghasilkan solusi terbaik. Adanya perubahan arus lalu lintas di kawasan kota Kabupaten Jember ini sebagai akibat dari adanya kebijakan tentang pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas di wilayah kota Kabupaten Jember yang didasari dengan Peraturan Bupati Jember No 16 tahun 2010. Peraturan Bupati Jember No 16 tahun 2010 ini diterbitkan yakni sebagai solusi untuk mengatasi masalah kemacetan yang disebabkan oleh tidak imbangnya jumlah kendaraan dan jumlah ruas jalan di wilayah kota Kabupaten Jember. Dengan terbitnya peraturan bupati Jember No 16 tahun 2010 ini, maka rute lalu lintas di beberapa ruas jalan di kawasan kota Kabupaten Jember mengalami perubahan. Perubahan rute lalu lintas ini, juga secara otomatis membuat rute angkot di kawasan kota Kabupaten Jember mengalami perubahan. Angkot yang dulu bisa melewati Jl Syamanhudi-Jompo-Jl Gajah mada (depan Nico 1), sekarang dengan adanya perubahan rute tidak boleh lagi melewati rute tersebut dan harus lurus menuju Jl Cokroaminoto-Jl Gajah Mada (depan KFC). Hal ini menyebabkan akses masyarakat yang menggunakan angkutan umum ke Jl Syamanhudi (Pasar Tanjung) hingga Jl Gajah Mada (depan Nico 1) menjadi berkurang karena angkot tidak dapat melewati rute tersebut. Ini membuat masyarakat yang dulu menggunakan angkot ketika menuju kawasan itu, berpikir ulang jika ingin naik angkot bahkan sebagian masyarakat beralih ke moda transportasi lain selain angkot misalnya kendaraan pribadi. Ini bisa jadi membuat penumpang angkot menurun dan akhirnya membuat pendapatan sopir angkot berkurang. Selain akses yang menjadi lebih sulit, penurunan penumpang angkot juga bisa disebabkan oleh meningkatnya masyarakat yang membeli kendaraan pribadi, ini dapat dilihat pada jumlah kendaraan bermotor yang semakin bertambah setiap tahunnya. Untuk itu peneliti tertarik meneliti dampak dari adanya perubahan arus lalu lintas terhadap pendapatan sopir angkot yang melewati kawasan kota Kabupaten Jember, sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Dampak Perubahan Arus Lalu Lintas di Kawasan Kota Kabupaten Jember Terhadap Pendapatan Sopir Angkutan Kota yang Melintasi Kawasan Kota Kabupaten Jember Khususnya Terhadap Sopir Angkot D. Untuk mendeskripsikan dampak dari adanya kebijakan perubahan arus lalu lintas terhadap pendapatan sopir angkot di kawasan kota Kabupaten jember khususnya sopir angkot D, maka fokus dari penelitian ini adalah dampak adanya perubahan arus lalu lintas di kawasan kota Kabupaten Jember terhadap pendapatan sopir angkot dengan kode D yang hanya merupakan “buruh” atau dengan kata lain bukan sekaligus pemilik angkot. Hal ini karena sopir angkot yang sebagai buruh punya tanggung jawab yakni memberikan setoran kepada pemilik sehingga akan lebih bisa merasakan dampak dari perubahan arus lalu lintas. Sedangkan tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan paradigma kualitatif, dalam menentukan informan, peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan informan utama dan acak atau random sampling untuk menentukan informan tambahan. teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan teknik wawancara dan observasi yang kemudian dianalisis dengan model interaktif yang dikemukakan Miles dan Huberman. Untuk uji keabsahan data, dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dimana data diambil dari beberapa sumber yang berbeda dengan metode sama. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan diketahui bahwa setelah adanya perubahan arus lalu lintas di kawasan kota Kabupaten Jember ini pendapatan sopir angkot D mengalami penurunan. Hal ini karena dengan adanya perubahan arus lalu lintas ini, masyarakat menjadi malas naik angkot karena nanti harus jalan kaki dari perempatan Trunojoyo ke Jl Syamanhudi-Jompo sehingga masyarakat lebih memilih beralih ke moda transportasi lain misalnya motor. Penyebab lainya yaitu semakin murahnya dah semakin mudahnya kredit motor atau kendaraan pribadi sehingga masyarakat lebih memilih untuk membeli kendaraan pribadi. Lebih jauh adanya perubahan arus lalu lintas di kawasan kota Kabupaten Jember yang berdampak pada menurunnya pendapatan sopir angkot D dalam sehari kerja ternyata juga memiliki dampak lanjutan yang dirasakan oleh keluarga sopir angkot yaitu menurunnya jumlah uang yang ditabung setiap hari. Selanjutnya untuk mensiasati penurunan pendapatan yang terjadi, sopir angkot terutama sopir angkot D melakukan beberapa hal di antaranya jalan lebih pelan; lebih sering ngetem; angkot tidak sampai ke terminal Pakusari jika ke arah timur; serta jika penumpangnya sedikit, dioperkan ke angkot lain. Lebih lanjut, dari hasil pembahasan diketahui bahwa pada dasarnya sopir angkot di Kabupaten Jember terutama sopir angkot D, menyimpan harapan atau keinginan bahwa rute angkot di kawasan kota Kabupaten Jember dapat dikembalikan seperti semula di mana angkot dapat melewati Jl Syamanhudi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060910201014;
dc.subjectERUBAHAN ARUS LALU LINTASen_US
dc.titleDAMPAK PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP PENDAPATAN SOPIR ANGKOT YANG MELEWATI KAWASAN KOTA KABUPATEN JEMBER (Studi Kasus Dampak Perubahan Arus Lalu Lintas di Kawasan Kota Kabupaten Jember Berdasarkan Pada Peraturan Bupati Jember No 16 Tahun 2010 Pasal 11 Tentang Arus Lalu Lintas di Kawasan Kota Kabupaten Jember Terhadap Pendapatan Sopir Angkot D)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record